Mohon tunggu...
Alexander Nikolaiovich
Alexander Nikolaiovich Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saat teman-teman masih kuliah, saya sudah kerja. Saat mereka benar-benar sudah kerja, saya masih kuliah. Saat mereka berfikir akan kemana akhir minggu, saya berfikir apa yang akan dimakan besok. Saat mereka membicarakan akan ke Jakarta, saya sudah sampai di RUSSIA. Thanx GOD.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Michail Sholokhov (Penulis USSR Peraih Piala Nobel)

3 Juli 2011   15:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:58 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13096831881522310188

Michail Aleksanderevich Sholokhov,  lahir tahun 1905, di sebuah desa Vyoshenckoi, oblas Don, Russia. Penduduk di desanya adalah masyarakat pekerja keras.  Sebagian mereka memiliki lahan, sebagaian lain bekerja, seperti dunia mereka adalah mereka sendiri yang membangunnya. Saling tolong menolong, menjunjung tinggi kehormatan diri, keluarga, dan masyarakatnya.

Namun, pada masa awal revolusi (1917) dan terjadi perang sipil (1918-1920). Masyarakat di daerahnya terpecah, setiap orang memilih, akan di pihak merah atau putih. Di perpecahan itu banyak terjadi kisah-kisah dramatis dan tragis. Dari keadaan itu, Sholokhov menulis roman-nya (Tikhii Don/Don yang Tenang). Tulisannya ini adalah salah satu tulisan terbaik di dunia literatur pada abad 20. Nasib Sholokhov penuh teka-teki di dunia literatur. Berasal dari keluarga sederhana yang sangat menghargai apa arti pendidikan. tentu saja ia suka baca, baca dan membaca. Dimasa perang sipil dia menjadi saksi bagaimana kejamnya perkelahian antara pihak merah dan putih. Dia melihat, perseteruan itu tidak hanya terjadi antara masyarakat daerahnya, namun sampai dalam sebuah keluarga. Seorang anak berjuang untuk pihak merah dan yang lain berjuang untuk pihak putih. Tahun 1922, Sholokhov pindah ke Moscow. Di sini dia mulai bekerja, tapi dia ingin menulis. Tahun 1925, diterbitkan buku pertamanya (Donskie Razkaz /Cerita Don), yang langsung menjadi perhatian. Pada tahun yang sama dia mulai menulis roman kehidupannya (Tikhii Don). Tahun 1928, dia menyelesaikan tulisan buku Tikhii Don, dan diterbitkan dalam bagian pertama dan kedua. Roman ini mengakibatkan banyak perdebatan antara pihak Soviet dengan Publik. Betapa penulisnya luar biasa berbakat, mengerti tentang semuanya. Tapi tidak diketahui, penulis mengutuk pihak mana? atau simpatik ke pihak mana? Setelah bertahun-tahun, membaca Tikhii Don, orang baru menyadari bahwa Sholokhov tidak berpihak pada pihak manapun. Itu menjadi teka teki bagi romannya. Penulis Jerman, Brecht berkomentar  mengenai Tikhii Don, itu bukan sebuah roman namun adalah bagian kehidupan yang dipotong dan terjadi sebelum dibaca. Inti cerita dari romannya itu adalah seorang tokoh bernama Grigoria Melekhova, dia mempunyai keluarga dengan dua istri yang sangat mencintai dia, Aksini dan Natali. Untuk tokohnya yang satu ini, Sholokhov tidak berlaku seperti biasanya yang dia lakukan pada tokoh-tokoh lain yang selalu mati. Indah, penuh warna warni, tapi bersama kekejaman kejadian tragis itu, Sholokhov  mengambil imparsial sebagaimana yang dialaminya. Dalam cerita Tukhii Don, tidak hanya satu jalan, tidak satu kebenaran. Setiap tokohnya mempunyai jalannya sendiri, kebenaran sendiri, cintanya sendiri, dan nasibnya sendiri. Setelah diterbitkannya buku tersebut, orang membicarakan Sholokhov yang kala itu berumur 22 tahun, tidak mengenyam pendidikan tinggi.  Orang tidak percaya bahwa ia menulis cerita yang sebegitu cerdasnya. Orang banyak membicarakan tentang naskah tersebut pasti bukan milik Sholokhov, tapi milik seorang perwira tidak dikenal dari kalangan putih yang ditembak kelompok merah. Bahkan sampai dibuat komisi khusus untuk menyelidikinya. Semua itu tentu saja terlalu berlebihan. Akhirnya Sholokhov tidak nyaman di Moskow dan pindah ke kampung halamannya Don dan tidak kembali lagi sampai akhirnya ia meninggal dunia tahun 1984 diumur 79 tahun. Sholokhov tinggal di Don, dan menulis tidak seberapa roman dan cerita. Saat ditanya kenapa tidak menulis tulisan yang lain? Dia menjawab, " Saya tidak mengharapkan melakukan lebih besar dari Tikhii Don, saya sudah terbakar habis untuknya, terbakar." Tahun 1965, dari romannya Tikhii Don,  Sholokhov  meraih piala Nobel di bidang literatura. (foto Wikipedia)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun