Mohon tunggu...
Bela Damayanti
Bela Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

haii<3

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran dan Fungsi Agen Pembaharu dalam Menghadapi Hambatan Inovasi Pendidikan

2 April 2022   11:45 Diperbarui: 2 April 2022   13:23 3633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Agen pembaharu dalam inovasi pendidikan berfungsi sebagai penghubung antara pengusaha pembaharuan (change agency) dengan klien, tujuannya agar inovasi dapat diterima atau diterapkan oleh klien sesuai dengan keinginan pengusaha pembaharuan. Agent of change di lingkungan sekolah ini dipegang oleh kepala sekolah dan guru. Peran agent of change diantaranya melakukan perubahan pengetahuan, cara berpikir, pola hidup, kebiasaan, dan tata pergaulan peserta didik. Sebagai pelaku perubahan, guru mengubah siswa menjadi lebih baik, lebih pandai, lebih memiliki keterampilan yang berguna bagi pengembangan profesi mereka dalam masyarakat. Guru membuat siswa memahami persoalan dengan lebih jernih sehingga mampu membuat keputusan dan bertindak secara tepat dan bertanggung jawab dalam hidup mereka. Guru yang baik membuat siswa siap terjun secara aktif dalam masyarakat sehingga mampu membangun dan menciptakan tatanan masyarakat yang lebih baik dari yang sekarang ini mereka alami.Perubahan pengetahuan dilakukan dengan membimbing anak menemukan jawaban dari setiap pertanyaan melalui berbagai kegiatan dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini mampu mengubah cara berpikir siswa dari yang tadinya hanya menerima informasi lalu menjadi harus berusaha untuk mencari tahu informasi yang dibutuhkannya. Jika cara berpikir siswa sudah tepat maka akan berpengaruh terhadap pola hidup, kebiasaan, dan tata pergaulannya. Lebih lanjut, sebagai agen pembaharu dalam pendidikan guru juga menjadi fasilitator, motivator, perekayasa pembelajaran, pemberi inspirasi belajar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Namun pada penerapannya masih banyak hambatan yang terjadi dalam proses difusi inovasi yang disebabkan oleh agent of change itu sendiri seperti guru yang belum sepenuhnya memahami materi pengajaran pada kurikulum baru, keterbatasan penyedia fasilitas penunjang pembelajaran, visi misi guru yang belum jelas, orangtua yang sulit diajak bekerja sama dengan pihak sekolah, dan yang sering muncul di masa pandemi Covid-19 ini yaitu hambatan yang terjadi karena tidak semua peserta didik memiliki fasilitas belajar daring seperti gadget, laptop, dan jaringan internet yang memadai  dimana hal tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Sehingga perlu diteliti lebih dalam lagi mengenai bagaimana cara untuk mengatasi faktor-faktor penghambat difusi inovasi tersebut melalui agent of change agar proses inovasi pendidikan dapat berjalan dengan lancar.

Keberhasilan pembaharuan pendidikan ada di tangan guru, karena guru sebagai pelaku utama dalam kegiatan pembaharu pendidikan. Oleh karena itu untuk menata supaya guru mampu berperan dalam pembaharuan pendidikan perlu dideskripsikan kondisi guru di Indonesia pada saat ini. Terdapat beberapa isu yang mengatakan bahwa mutu dan profesionalisme guru sangat rendah, kesejahteraan guru yang masih tergolong rendah, penyebaran guru yang kurang merata di setiap daerah, dan pengembangan karir guru yang cukup rumit. Namun terlepas dari semua isu permasalahan tersebut guru juga dikatakan sebagai agent of change memiliki peranan yang sangat penting dalam menerapkan inovasi baru dalam proses pembelajaran karena guru akan berhadapan langsung dengan peserta didiknya. Dalam meningkatkan peran guru sebagai agen pembaharu dapat dilakukan dengan cara membangun kualitas mentalitas positif guru, mendorong akselerasi pemahaman inovasi pembelajaran dan pemanfaatan TIK, membangun mentalitas kerjasama sebagai team work yang kokoh dan dilakukannya pemantauan dan pembinaan terhadap kinerja guru tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat membantu guru untuk lebih meningkatkan kemampuan mereka dalam menerapkan inovasi pendidikan melalui kegiatan belajar yang kreatif dan inovatif sesuai dengan bahan ajar yang tertera dalam kurikulum, juga membantu guru mengetahui apa visi dan misi dari proses pembelajaran yang dilakukan sehingga tujuan dari kegiatan belajar mengajar tepat sasaran. 

Akan tetapi, dalam pelaksanaan inovasi pendidikan terdapat berbagai masalah, seperti permasalah infrastruktur pada ketersediaan gadget, laptop, dan jaringan internet untuk pembelajaran di masa pandemi Covid 19 dimana peserta didik dianjurkan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh menggunakan metode e-learning, peran guru dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan pembelajaran home visit yang dilakukan secara berkelompok dengan memperhatikan protokol kesehatan agar tidak menjadi sumber penyebaran virus. Home visit dilaksanakan dengan guru mengunjungi ke rumah anak didik dan mengumpulkan siswa yang tempat tinggalnya yang berdekatan dengan maksimal 8 anak. metode pembelajaran kunjungan ke rumah atau home visit ini merupakan salah satu alternatif membangun komunikasi yang baik serta diharapkan bisa membantu memecahkan kesulitan–kesulitan belajar siswa baik itu daring dan luring saat pandemi ini. Pelaksanaan home visit saat pandemi Covid -19 harus memerlukan persiapan yang matang dan terencana dari pendidik serta memerlukan kerja sama yang baik dari orang tua siswa serta atas persetujuan kepala sekolah.

Hal tersebut dapat membantu siswa yang tidak memiliki fasilitas yang dibutuhkan dalam pembelajaran e-learning untuk tetap mendapatkan kesempatan belajar yang sama. Guru sebagai agent of change juga perlu mendiskusikan strategi pembelajaran yang tepat yang akan diberikan kepada peserta didiknya dan melakukan kerja sama dengan orang tua siswa dalam mengupayakan pengembangan inovasi pendidikan. Sekolah pun dapat membuat 'tim inovasi pembelajaran' untuk mengatasi hambatan guru yang masih belum memahami berbagai inovasi dalam pemanfaatan kemajuan teknologi pembelajaran. Selain itu, dinas pendidikan daerah setempat perlu melakukan pemantauan atau pembinaan terhadap kinerja guru dalam mengimplementasikan empat konsep dasar guru profesional. 

Setelah melihat beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa guru merupakan salah satu aspek penting dalam inovasi pendidikan, karena guru berperan sebagai agent of change atau penghubung antara pengusaha pembaharuan khususnya dalam bidang pendidikan. Salah satu cara untuk meningkatkan peran guru sebagai agen pembaharu adalah dengan membangun kualitas pengajaran, mendorong pemahaman mengenai inovasi pendidikan dan juga TIK, dan membangun kerja sama dan mentalitas yang kuat selaku pemegang peran dalam pendidikan. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan untuk membantu guru agar dapat memahami visi dan misi dari proses pembelajaran yang dilakukan. Namun masih terdapat beberapa permasalahan dalam inovasi pendidikan salah satunya yaitu permasalahan dalam infrastruktur ketersediaan alat-alat penunjang pendidikan seperti gadget, laptop, dan ketersediaan jaringan internet. Salah satu peran guru dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan melakukan pembelajaran home visit yang dilakukan secara berkelompok dan tetap melaksanakan protokol kesehatan. Hal ini tentu sangat dapat membantu siswa yang memiliki keterbatasan khususnya dalam infrastruktur, dan tentunya ini juga merupakan bukti dari seorang guru sebagai agen perubahan atau agent of change dalam bidang pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun