Mohon tunggu...
Bekti Sawiji
Bekti Sawiji Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis musiman.

Menaruh minat terhadap cerita digital (digital storytelling), cara baru bercerita menggunakan teknologi modern. Memiliki website: www.ceritadigital.com yang memuat cerita digital bidang sosial dan pendidikan hasil workshop dan hasil karya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Beras Habis

12 Juni 2023   21:23 Diperbarui: 12 Juni 2023   21:51 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa, ketika saya bangun dan melihat masih ada waktu, saya segera merebus air untuk menyiapkan nasi. Setelah menyalakan kompor untuk merebus air, saya mencuci panci penanak nasi agar bersih. Setelah panci bersih, saya memasukkannya ke penanak nasi dan menancapkan kabel steker ke colokan. Setelah itu, saya bergegas menuju dispenser tempat penyimpanan beras. Namun, saya sangat terkejut ketika menekan tombol dispenser dan tidak ada beras yang keluar. Saya merasa frustrasi dan kebingungan.

Akhirnya, saya memutuskan untuk terus merebus air sampai mendidih sambil mandi dan mengambil wudhu. Setelah selesai wudhu, air sudah sangat mendidih. Saya kemudian membuat kopi dan mematikan kompor. Sambil bergegas ke lantai atas untuk berganti pakaian dan bersiap pergi ke masjid, saya memberitahu istri saya yang masih di atas ranjang bahwa beras habis dan saya berencana membelinya di toko yang biasanya buka sebelum jam 05.00 pagi.

Sepulang dari masjid, saya harus menerima kenyataan bahwa toko tersebut masih tutup. Akhirnya, saya mencoba mencari toko-toko kecil di sekitar kampung dan bersyukur menemukan sebuah toko kecil. Meskipun mereka hanya menjual beras eceran, saya membelinya karena yang penting saya bisa memasak untuk sarapan keluarga terutama saya dan putri saya pagi ini. Karena kami berdua harus berangkat pukul 06.00, saya pergi ke kantor sementara putri saya nebeng ke sekolah.

Setelah sampai di rumah, saya segera mencuci beras tersebut dan menaruhnya di penanak nasi. Saya tidak lupa untuk menuangkan air panas yang sebelumnya sudah saya rebus agar nasi cepat matang. Itu memang cara saya menanak nasi. Akhirnya, sebelum jam 06.00, saya berhasil menyiapkan nasi. Sementara istri saya yang sudah bangun juga sudah selesai menggoreng tahu, telur ceplok, dan membuat sambal kecap untuk sarapan kami berdua. Meskipun agak terlambat, kami menikmati sarapan bersama. Pukul 06.10, kami berangkat dan untungnya kami tiba di sekolah putri kami tepat pukul 06.45.

Ada baiknya jika kita sering memeriksa persediaan beras di rumah pada malam hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun