Karena itu dalam memainkan menulis detail tempat dan waktu, penting memahami, tulisan itu ditujukan untuk siapa? Genre apa? Perlu diketahui, dalam dunia literasi tidak teknik menulis yang benar-benar pasti kecuali penulisan bersifat resmi. Â Di sinilah terkadang nyastra dan majas diperlukan.Â
7. Â Konflik CeritaÂ
Selain alur cerita mengalir, konflik dalam cerita merupakan ruh dari karya. Di sinilah sebuah karya fiksi menjadi 'hidup atau mati'? Bagaimana seorang penulis mampu membawa pembaca terhannyut dalam cerita, secara umum dipengaruhi oleh konflik. Tentu saja konflik tidak bisa berdiri sendiri, ada faktor-faktor lain sebagai penyangganya.Â
8. Ending (Akhir Cerita)Â
Baik itu bad ending ataupun happy ending, sebuah akhir cerita yang menyentuh dan ada keterkejutan, akan sangat berkesan bagi pembaca. Itulah pentingnya sebuah akhir cerita, baik itu fiktion mini/cerita mini, cerpen, cerbung, novel dan roman.Â
Sebenarnya sudah banyak bertebaran akan pemaparan dan penjelasn tentang bagaimana menulis karya fiksi yang baik di goole atau buku-buku dan kelas online. Tapi kenapa meski sudah belajar nulis bertahun-tahun tapi 'gitu-gitu' aja?  Tunggu saja pada ulasan berikutnya. Jika tulisan ini dirasa ada manfaatnya, silahkan bagikan. Jangan lupa follow dan komentarnya.Â
Belajar bersama bisa dan terimakasihÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI