Mohon tunggu...
bejo al-bantani
bejo al-bantani Mohon Tunggu... -

Alumni LUND UNIVERSITY, SWEDIA

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Ahok Harus Diusung PDIP?

13 Agustus 2016   14:12 Diperbarui: 13 Agustus 2016   14:18 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Temanahok.com

Sebelum mendeklarasikan diri maju melalui jalur independen, Ahok pernah mengancam Megawati agar segera mengumumkan ke publik bahwa PDIP siap mengusungnya di Pilkada DKI Jakarta 2017. Di hadapan Megawati, Ahok juga meminta agar Djarot Saiful Hidayat tetap dipertahankan menjadi pendampingnya.

Tak kalah menarik, reaksi Teman Ahok yang langsung membuat karikatur sindiran yang ditujukan pada PDIP. Lewat karikatur yang dimuat di akun resmi Teman Ahok tersebut, tanpa basa-basi Teman Ahok menyertakan judul yang bombastis “Jika Partai Hendak Usung Ahok, Teman Ahok: Yakinkan 730 ribu Orang Dulu”.

Mendapat ancaman dari Ahok dan kritikan Teman Ahok lewat karikatur kreatif tersebut, Megawati pun menanggapinya dengan kalimat singkat “Yang jantan dong!”. Kalimat “Yang jantan dong!” yang diucapkan dengan teriakan keras oleh Megawati dihadapan Ahok tersebut sangat jelas maknanya. Silakan, Ahok pilih dengan jantan mau pilih jalur independen atau jalur parpol.

Bak berbalas pantun dan untuk menanggapi tantangan Megawati dengan teriakannya  “Yang jantan dong!”, Ahok pun langsung mendeklarasikan diri maju melalui jalur independen dengan menggandeng Heru sebagai cawagubnya. Target 1 juta KTP pun sudah dikumpulkan oleh Teman Ahok.

Sayangnya, hingga batas akhir pendaftaran calon independen, 1 juta KTP yang telah dikumpulkan oleh Teman Ahok tidak pernah diantarkan ke KPUD DKI Jakarta. Ahok lebih memilih melalui jalur parpol menggunakan kendaraan Nasdem, Hanura dan Golkar.

Tak puas dengan dukungan Nasdem, Hanura dan Golkar, Ahok pun masih harus ngemis-ngemis minta diusung oleh PDIP. Dengan diantar oleh Presiden Jokowi, Ahok langsung melobi Megawati agar mengusungnya sebagai cagub. Ahok masih memiliki peluang diusung oleh PDIP jika mengikuti mekanisme partai dengan menjadi anggota PDIP. Jadi, alasan utama Ahok ngemis-ngemis ke PDIP karena khawatir dikhianati oleh Hanura dan Golkar.

Dalam waktu dekat Hanura akan melakukan pemilihan ketua baru untuk menggantikan Wiranto. Ahok khawatir, ketua baru bisa membuat kebijakan baru dengan pilihan kandidat baru. Sedangkan di Golkar, antara Setya “PAPA” Novanto masih bersilang pendapat melawan Aburizal “ICAL” Bakrie. Apalagi Kejagung masih memburu Riza Chalid yang merupakan kolega Setya “PAPA” Novanto. Jika Riza Chalid bernyanyi, dan nyanyiannya menyeret Setya “PAPA” Novanto maka tamatlah riyatnya. Itu artinya, kendali kembali ke tangan Aburizal “ICAL” Bakrie. Jadi, sangat logis dan masuk akal jika Ahok rela ngemis-ngemis ke PDIP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun