Sastra merupakan salah satu produk berbahasa yang mungkin selama ini dianggap terbatas hanya sebagai sebuah seni yang terbungkus atau tersimpan rapi dalam kotak khusus kesastraan.Â
Sebagaimana karya seni lainnya, sastra kerap dianggap sebagai karya yang hanya dapat dinikmati sekelompok penikmat tertentu saja.Â
Bahkan, sebagaimana sempat dibahas pekan lalu, sastra pun kerap dipandang sebagai suatu karya rumit yang hanya dipahami sebagian orang saja.
Namun, jika kita mau membuka paradigma berpikir kita lebih luas, ternyata sastra bersifat sangat universal. Apalagi jika kita kembali pada hakikat sastra, yaitu utile et dulce atau indah dan bermanfaat. Artinya, selama karya tersebut indah dan bermanfaat, kita dapat menyebutnya sebagai karya sastra.Â
Lebih spesifik, kita dapat menyebutnya sebagai karya sastra jika di dalamnya terkandung nilai moral atau pesan hidup yang membuka cakrawala berpikir manusia.Â
Bahkan, lebih dalam lagi, sastra mampu meresap mendalam hingga ranah emosi kita sehingga sastra ini mampu memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam mengubah tingkah laku manusia.
Apa dan bagaimana peran bahasa dan sastra dalam dunia pendidikan telah sempat kita bahas di atas.Â
Sekarang, saya mencoba sedikit mengupas tentang apa dan bagaimana cara sastra masuk dalam dunia pendidikan sehingga memberikan kontribusi yang luar biasa. Efeknya, sastra dapat membuka banyak jalan untuk berkreatif, baik bagi guru maupun bagi siswa.Â
Maka, dalam kesempatan ini, saya akan lebih banyak menggunakan istilah "membelajarkan" karena bahasa dan sastra memaksa banyak komponen dalam dunia pendidikan untuk membelajarkan diri dan orang lain dengan cara yang nikmat dan bermanfaat.
Sastra sebagai produk kebahasaan adalah bagian penting untuk mengantar pesan dalam pembelajaran sehingga siswa lebih memahami konteks pembelajaran secara komprehensif.Â
Sastra mampu mendekatkan dunia siswa dengan materi pembelajaran bahkan yang dianggap paling rumit sekalipun.