Mohon tunggu...
Egy Fernando
Egy Fernando Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pendiam dan Pemalu. Menulis artikel hanya karena niat dan iseng.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengantar : Anarkisme di mata Media

19 April 2020   17:05 Diperbarui: 19 April 2020   17:24 1787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari http://samuderaartikel13.blogspot.com/2016/04/anarkisme-menuju-masyarakat-tanpa-negara.html

Kebebasanku adalah sebuah kebebasan yang berfungsi bagi kebebasan semua orang. Penindasan bagi beberapa orang adalah tali kekang perbudakan bagi orang lain. Aku hanya dapat membebaskan diri ketika aku mengakui kebebasan dan kemanusiaan orang lain. ~Mikhail Bakunin

Apa sih arti Anarkisme? Mengapa dikatakan Anarkis? Siapakah mereka Anarko itu? Jika mendengar kata-kata tersebut terasa asing di telinga kita. Seakan-akan terdengar menyeramkan dan memiliki kesan yang buruk terhadap kehidupan masyarakat. Belum lagi melihat isu yang sedang hangat hari ini di tanah air kita seakan-akan membuat kata “Anarko” menjadi pandangan negatif di mata rakyat. Justifikasi yang buruk selalu digaungkan oleh mereka kaum aparat melalui media terhadap pengemban pemikiran Anarkisme. Di mata publik, Anarki dinilai sebagai perbuatan yang tidak bermoral serta selalu dikaitkan dengan nuansa destruktif, kerusuhan, kacau-balau, chaos, sampai dianggap memiliki unsur huru-hara hingga melakukan tindakan pemberontakan ataupun penjarahan. Di Negara Indonesia, Anarkisme erat kaitannya dengan suatu ketegangan fisik dan kerap diposisikan berseberangan dengan sistem pemerintahan demokrasi bahkan di tuduh sebagai penghancur negara.

Stereotip dan berbagai perspektif buruk yang timbul sedemikian rupa akan Anarkisme terjadi diakibatkan kurangnya pemahaman yang begitu jelas kepada masyarakat. Mulai dari minimnya literatur, baik itu dari sejarah, pemahaman filsafat dan kajian-kajian tentang pemikiran ilmu-ilmu sosial, serta distribusi buku kiri yang kini sudah mulai dilarang kembali. Media massa juga selalu menyebarkan isu yang tidak enak didengar dan selalu menggiring opini publik untuk menjadi Anti Anarkisme. Oleh karena itu, banyak sekali kejadian pendistorsian makna Anarkisme yang mengakibatkan masyarakat untuk enggan mengetahui lebih dalam tentang gerakan ideologi yang sebetulnya telah ada sejak dulu dan memiliki pengaruh terhadap perubahan dunia.

Berbicara tentang Anarkisme pasti tidak lepas dari tokoh-tokoh pemikiran filsafat dan politik seperti Pierre-Joseph Proudhon, Mikhail Bakunin, Peter Kropotkin, Max Stirner, Emma Goldman dan masih banyak lagi. Pierre-Joseph Proudhon ialah tokoh pertama yang menggunakan istilah anarkisme sebagai filsafat politik. Melalui karyanya, Proudhon membentuk gagasan tentang mutualisme dan federalisme yang kelak Ia yakini dapat memberikan dampak besar bagi pertumbuhan anarkisme sebagai gerakan massa. Sebab menurutnya, anarkisme adalah cara paling rasional dan adil untuk menciptakan ketertiban masyarakat. Proudhon juga membentuk suatu Serikat Pekerja yang dimana merupakan organisasi krusial bagi para kaum pekerja untuk dapat mengendalikan alat produksinya sebagai sesuatu yang inheren dengan nilai kebebasan.

Anarkisme merupakan salah satu paham dari Sosialisme. Kata “Anarki” berasal dari bahasa Yunani dengan awalan an(a) yang berarti “tidak”, “ketiadaan”, “kekurangan”, atau zonder (tidak ada). Lalu ada kata “Archie” atau “Archos” atau dalam bahasa Yunani, “archein”, yaitu berarti “pemimpin; suatu aturan”, “memerintah” dan “menguasai”. Jadi Anarki sendiri dapat diartikan sebagai Tidak ada yang memerintah atau Zonder Pemerintahan. Menurut Peter Kropotkin, Anarki berasal dari bahasa Yunani yang berarti “melawan penguasa” (Kropotkin’s Revolutionary Phamphlets). Proudhon sendiri mengartikan Anarkisme sebagai teori politik yang bertujuan untuk menciptakan anarki yakni, katiadaan tuan, dan tanpa raja yang berkuasa (What is Property, PJ Proudhon).

Bung Karno mengatakan, bahwa Anarkisme juga merupakan paham yang sangat menentang Kapitalisme, dikarenakan  seorang Anarkis atau Anarko ialah pemeluk paham Anarkisme dan tidak suka akan kepemilikan (eigendom) yang lahir dari rahim Kapitalisme. Kaum Anarkisme juga tidak mufakat dengan tiap-tiap Pemerintahan bahkan menolak adanya Negara dimana yang katanya Demokratis atau Kerakyatan dalam hakikatnya, akan tetapi kenyataannya hanya menimbulkan kelas-kelas sosial dan memiliki unsur paksaan yang mengikat rakyat itu sendiri. Menurut Paham Anarkisme, seseorang yang hidup dalam masyarakat itu berhak atas kemerdekaan seluas-luasnya (Fikiran Ra’jat, 1932).

Anarkisme menolak otoritas dalam hal apapun terutama otoritas politik yang telah termanifestasikan dalam bentuk Negara. Anarkisme adalah pemahaman teori politik dan praksis Anarki ialah melakukan pembebasan dalam membela martabat individu yang menolak segala bentuk penindasan. Jika rakyat mengatakan pemerintah adalah penindas, maka Anarki hadir dan memilih untuk bermasyarakat tanpa pemerintah. Jika adanya hierarki hanya menciptakan suatu penindasan terhadap rakyat, maka Anarki akan mengumandangkan Anti-Hierarki. Dapat disimpulkan sampai sini bahwa yang lebih ditekankan bukan pemerintah, negara, ataupun hierarki yang ditetapkan sebagai target perlawanan, melainkan bentuk perlawanan dari suatu penindasan terhadap rakyat tersebut.

Anarkisme kemudian benar-benar berarti pembebasan tubuh manusia dari dominasi properti; pembebasan dari belenggu dan kekangan pemerintah. Anarkisme berarti tatanan sosial berdasarkan pengelompokan individu secara bebas dengan tujuan menghasilkan kemakmuran sosial yang nyata, sebuah tatanan yang akan menjamin kebebasan setiap manusia untuk mengakses kekayaan bumi pertiwi, serta menikmati secara penuh kebutuhan hidup sesuai dengan keinginan, selera dan kecenderungannya masing-masing. ~Emma Goldman

Mereka para kaum anarkis sangat mendukung dan menjunjung adanya persamaan hak milik, dikarenakan persamaan milik merupakan suatu bentuk hak manusia dalam kehidupannya. Hak persamaan milik ini dapat menentukan arah manusia untuk memiliki kebebasan membuat alat-alat produksi barang dan syarat-syarat dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dengan adanya hak persamaan milik tersebut, maka aturan serta persaingan dalam merampas pekerjaan orang lain akan lenyap lalu semua sifat perburuhan tidak akan ada lagi, dan masing-masing rakyat dapat bekerja untuk dirinya sendiri. Kaum Anarkis juga memiliki kepercayaan terhadap individualitas dan kolektivitas secara sekaligus, yang mana mereka menolak individualisme ekstrem atau persaingan menjatuhkan antar individu dalam memenuhi haknya masing-masing dan lebih meyakini individualitas sejati atau kebebasan individu tanpa melanggar kebebasan orang lain.

Mereka juga membentuk suatu organisasi sosial dan politik dimana dapat menyeimbangkan masing-masing individu dengan aksi kolektif yang memungkinkan adanya pengambilan keputusan untuk tetap berada ditangan para anggota, bukan malah pengambilan keputusan yang dipegang oleh pemimpin ataupun perwakilan dan ini mengacu pada koordinasi dan tindakan non-hierarkis dari kelompok ataupun komunitas kecil. Kaum Anarkis juga percaya pada spontanitas dan organisasi. Dimana organisasi yang dimaksud adalah organisasi yang dibentuk dari kaum masyarakat golongan bawah bukan malah golongan atas. Tujuan pembuatan organisasi atau kelompok non-hierarkis tersebut adalah untuk mencapai revolusi sosial yang melibatkan segala individu dan kelompok otonom yang menuju pada kesetaraan atau masyarakat tanpa kelas serta kebebasan untuk seluruh masyarakat.

Kaum Anarkis juga peduli akan persaudaraan kekal yang lahir dari batin, bukan karena paksaan atau didikan. Menurut paham anarkisme, manusia atau tiap-tiap individu adalah makhluk yang suka bergaul dengan sesamanya. Pergaulan yang tercipta dapat menimbulkan persaudaraan yang erat dan bersifat budi pekerti luhur. Dikarenakan persaudaraan timbul dari manusia merdeka yang ingin dan memilih dengan siapa ia ingin bergaul serta terlepas dari diskriminasi bahasa, suku, agama, warna kulit dan segala hal yang memicu peperangan antar manusia. Anarkisme hadir untuk mempersatukan manusia dan menganjurkan persaudaraan bersama semua bangsa-bangsa di dunia. Oleh karena itu, Anarkisme dalam hakikatnya merupakan teori individualisme, teori atau pemahaman dari sosialisme yang mau menyelamatkan pergaulan hidup dengan paham individualisme serta lebih menghargakan manusia itu sendiri serta menjunjung kemanusiaan.

Anarkisme hadir untuk memberikan perlawanan terhadap kapitalisme. Anarkisme memiliki anggapan bahwa terciptanya suatu pemerintahan adalah bentuk dari kapitalisme, oleh sebab itu Anarkisme tidak setuju dengan adanya sesuatu pemerintahan dikarenakan semua pemerintahan hanyalah alat perkakas dari sistem kapitalisme yang menjalankan kemauannya sendiri tanpa memikirkan keadaan dan posisi keberadaan rakyat, dengan adanya aturan sistem pemerintahan hanya melahirkan kesengsaraan dan mengikat rakyat itu sendiri. Anarkisme juga anti terhadap kekuasaan polisi atau militerisme karena itu hanyalah sebagian dari alat penunjang sistem pemerintahan dan dikendalikan oleh kapitalisme. Apalagi jika melihat dari tahun ke tahun kekuasaan tindakan polisi dan militerisme hanya menghadirkan kasus pelanggaran HAM baik itu menyerang rakyat kecil, buruh, aktivis maupun mahasiswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun