Mohon tunggu...
Begu_Ganjang
Begu_Ganjang Mohon Tunggu... -

Saya sangat perhatian pada perkembangan politik, hukum, dan pertahanan dan keamanan yang beredar di Indonesia. Meskipun demikian, saya menolak untuk disebut sebagai pengamat/pemerhati.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia My Lovely Country

18 November 2013   08:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:01 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebuah grup band tahun 70-an yang diberi nama "PANBERS" menciptakan sebuah lagu "Indonesia My Lovely Country". Makna lagu tersebut tidak akan pernah lekang meskpiun zaman berganti, pemimpin berganti dan bahkan tatanan sosial berganti sekalipun, kecuali Negara "INDONESIA" tidak ada lagi.

Indonesia merupakan negara yang sangat indah, banyak hal-hal menarik yang bisa kita banggakan bahkan kita agung-agungkan  kepada negara lain. Indonesia dari Sabang sampai ke Pulau Rote menggambarkan sosok yang agung dan kokoh karena masyarakatnya dulu punya komitmen untuk menjadi satu bangsa dan satu negara bahkan satu bahasa meskipun dipisahkan oleh lautan dan samudera.

Indonesia merupakan sebuah kata yang bukan hanya bermakna nama sebuah Negara, akan tetapi menggambarkan kesatuan dari beribu-ribu suku yang mendiaminya, kesatuan dari beribu-ribu bahasa, dan kesatuan dari berbagai agama yang diakui secara internasional maupun lokal. Indonesia merupakan negeri yang subur, baik tanah maupun manusianya. Indonesia merupakan hasil perjuangan dan bukan pemberian. Maka tidak heran kalau banyak orang yang menyukai Indonesia, dan bahkan banyak yang menuangkan di dalam syair lagu (seperti PANBERS, KOES PLOES, dan lainnya) maupun syair puisi.

Banyaknya pihak yang suka kepada Indonesia menjadikan negeri ini tidak lagi "lovely". Kesukaan orang-orang terhadap negeri ini menjadi sebuah pemanfaatan untuk menguntungkan diri masing-masing. Kecintaan terhadap negeri Indonesia banyak dengan harapan bisa menjadi pemimpin yang merasa dipercaya oleh rakyat. Kecintaan dan kesukaan terhadap Indonesia menjadi sebuah ajang kepentingan masyarakatnya sendiri.

Kecintaan dan kesukaan terhadap Indonesia membuat perbedaannya tipis dengan keraguan terhadap bangsa sendiri. Keraguan itu diciptakan sedemikian rupa agar kesalahan kepemimpinan yang terjadi dianggap menjadi hal yang wajar dan dapat dimaklumi. Hasilnya sangat efisien dan tidak perlu dengan alat-alat khusus ataupun kemampuan khusus untuk melihat hasilnya. Hasilnya berupa Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun