Indera yang Allah Swt anugerahkan kepada kita seperti berupa penglihatan, pendengaran, dan lisan. Semua indera kita yang dilengkapi fungsinya masing-masing selain untuk sarana beribadah kepada Al Khaliq Allah Swt, juga diciptakan untuk berinteraksi dengan sesama makhluk ciptaan nya yaitu manusia yang falah.
     Apa yang kita ucapkan semuanya secara numerik memang sudah tersistem mulai dari pikiran, kemudian diolah ke dalam hati hingga terakhir kita produksi sebagai ucapan. Ketika kita berbicara kepada sesama kita baik itu secara struktur yang lebih tua dari kita, sebaya ataupun dibawah usia kita bahkan berbeda jenis kelamin dengan kita tentunya ada pedoman berbicara yang secara lahiriah sudah tertanam dalam diri kita, khususnya kita umat Islam yang diatur didalam aqidah akhlak, moral, dan etika ketika melakukan komunikasi dalam berbicara kepada sesama manusia.
     Didalam komunikasi salah satu unsurnya adalah massage yang ingin disampaikan baik itu dalam bentuk informasi, saran, kesan, obrolan bahkan hingga luapan emosi yang kesemua unsur ini disampaikan dengan beragam ekspresi. Islam sebagai agama yang sangat berorientasi pada ukhwuwah persaudaraan umat menuntut kita untuk berbicara lemah lembut, seperlunya dan penuh manfaat.
     Ketika lisan menyampaikan pesan dengan cara-cara yang santun, tulus dan ikhlas lillahitaala sudah barang tentu seluruh manusia didunia dapat hidup berdampingan dengan harmonis . Faktanya dibelahan dunia manapun, terjadinya kekacauan, konflik, dan kesenjangan yang berujung pada tindakan kekerasan, penganiayaan, permusuhan dan perbuatan tercela lainya adalah disebabkan pada dasarnya hanya karena lidah yang tidak bertulang ini. Hati dan lidah merupakan dua organ tubuh yang dapat menjadi organ terbaik dan organ terburuk dalam kehidupan kita, betapa tidak ketika hati dan lidah dapat sinergis menyampaikan pesan pesan terpuji tentunya ucapan kita dapat bermanfaat, penuh hikmah dan barokah, namun sebaliknya ketika hati dan lidah kita tidak sincrorn dalam menyampaikan pesan dan pada akhirnya menjadi pesan-pesan penuh kezaliman sudah barang tentu, kehancuran sudah didepan mata.
      Setiap manusia dengan keterbatasanya, memiliki batasan khilaf, salah, dan dosa tentunya tidak akan terus mampu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H