Mohon tunggu...
Beggysme Bertutur
Beggysme Bertutur Mohon Tunggu... -

pecinta Buku, penikmat Sepakbola, perancang Grafis, pelajar selamanya\r\n\r\nwww.beggysme.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menulis

1 Juni 2012   09:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:31 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo!

Ini kata pertama saya untuk mengarungi jagad tulis menulis di samudera Kompasiana. Kertas sudah terkembang, pena siap dikayuh. Membaca tanpa menulis rasanya seperti menonton sepak bola tanpa bersorak. Ada sesuatu yang harus ditumpahkan. Menulis menjadi sangat mengasyikkan bagi saya, walau belum seasyik bermain sepak bola :)

Saya banyak belajar menulis, mencontoh dari Buya Hamka. Ada suatu keindahan pada tulisannya. Berbicara menyampaikan agama bukan dengan teks-teks yang mengalir deras tanpa rasa. Tapi setiap kata yang ia sampaikan mengayun-ayun dalam sastra namun menghujam ke hati. Setiap ia menulis, menyampaikan pesan Islam, hikmahnya turut mendampingi dalil-dalil yang ia layangkan. Terasa mengena dipikiran dan menyentuh hati. Serta tidak meninggalkan ketegasannya.

Bentuk tulisan lain yang menginspirasi saya adalah karya Dr Hamid Fahmi Zarkasyi. Buku Misykat-nya, terbit belum lama ini. Sebuah kumpulan tulisan kolom di lembar Islamia Republika. Kalimat-kalimatnya pendek-pendek, namun isinya cukup berat. Bagi saya sangat luar biasa untuk menjelaskan beragam masalah seperti pemikiran dan filsafat dalam kalimat pendek dan bahasa yang ringan. Ada beberapa orang membandingkan tulisannya dengan Caping-nya GM. Tapi menurut saya Caping lebih berat penyampaiannya.

Tulisan lain yang saya suka, karya Mohammad Natsir. Terutama bahasa dan caranya berdebat dalam tulisan. Ia bertutur sopan, tapi seperti menguliti pendapat diseberangnya. Mungkin terbawa dari gurunya Ahmad Hassan. Maka ketika kita mengikuti polemik Natsir dengan Soekarno kita akan terhanyut dalam keasyikan gelombang polemik pemikiran dalam tulisan.

Masih banyak penulis lain yang menjadi inspirasi saya dalam menulis, sebut saja Adian Husaini, Pramoedya Ananta Toer, Goenawan Mohammad dan lainnya. Mudah-mudahan dapat semakin menajamkan pena saya. Karena itu mohon layangkan masukan kepada saya. Karena saya masih belajar. Mudah-mudahan tulisan saya bermanfaat buat orang lain :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun