Mohon tunggu...
Begawan Durno
Begawan Durno Mohon Tunggu... -

Saya adalah Saya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

No Woman No Cry

25 Juni 2014   21:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:58 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Semalam, sambil ditemani kopi seperti biasanya, saya dan 3 teman saya berbincang di depan kost saya sembari menunggu siaran piala dunia dimulai. Hal yang unik dengan saya dan teman-teman saya, ketika kami berbincang dengan ditemani kopi dan rokok, maka pembicaraan akan berlangsung tanpa arah dan tujuan, misalnya sebentar kita berbicara tentang salah satu capres entah bagaimana kemudian topik pembicaraan sampai kepada permasalahan terusan Suez. Nah, entah bagaimana, pembicaraan malam tadi tiba-tiba sampai kepada pembahasan mengenai lagu  “No Woman No Cry”

Di dalam lagu tersebut banyak sekali bahasa prokem atau bukan bahasa baku yang lazim digunakan sehingga pemahaman dari sisi judul pun banyak yang salah kaprah, banyak yang mengartikan bahwa lagu kurang lebih berarti “tidak punya cewek gak usah nangis” kurang lebih begitu arti nya dalam bahasa gaul kita sehari – hari. Namun, arti sebenarnya lagu tersebut bermakna yang mungkin tidak pernah terlintas dalam pikiran kita. Dalam dialek jamaican, judul ini dibaca “No Woman! No Cry!” yang kalau didefinisikan dalam dialek Inggris atau Amerika menjadi “Don’t Woman! Don’t Cry!” yang berarti “Jangan perempuan, janganlah menangis”.

Ya itulah kenapa Rita Marley (Istri dari Bob Marley) begitu mencintai suaminya Bob Marley, bahkan melebihi apapun. Terlepas dari sisi negatif Bob Marley soal ganja, Bob Marley ternyata sangat peduli terhadap masalah gender saat itu dimana para perempuan kulit hitam dilakukan secara tidak manusiawi, dijadikan budak dan sebagainya dan lewat lagu itu Bob Marley mencoba memberi semangat pada perempuan – perempuan tersebut untuk tidak menyerah kepada kondisi dan bisa memperjuangkan hak mereka.

Kepeduliaan Bob Marley membuat Rita bangga dan begitu mencintai suaminya bahkan saking cintanya Rita selalu merawat studio musik milik suaminya tersebut. Meskipun Bob Marley bukan seorang tokoh HAM atau tokoh yang terkenal dalam memperjuangkan gender dengan teori – teori dahsyat nya tetapi Bob Marley berhasil membuat lagu yang menunjukkan kepeduliannya dan membuat dia dicintai banyak orang. Serta mampu merubah yang ada meskipun hanya untuk golongan tertentu..

Bob Marley adalah seorang legenda sampai detik ini pun isi syair dari lagu itu masih jadi perdebetan dan belum ada yang bisa mengartikan secara pasti karena banyak syair – syair lagu itu menggunakan bahasa prokem.. Apapun misteri itu yang pasti makna diciptakannya lagu itu tentang masalah gender yang terjadi pada waktu itu…Seorang Bob Marley bisa sangat peduli akan masalah itu, kenapa kita tidak ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun