Mohon tunggu...
James Brown
James Brown Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

I'm a internet lover

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Apa itu AA dan DHA?

23 Oktober 2014   20:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:59 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1414046341411105883

Akhir-akhir ini saya sering dengan kata-kata AA dan DHA. Tetpai saya tidak tahu itu apa. Saya bertanya kepada teman-teman saya. Tetapi jawabannya sana yang bilang sangat beragam, ada yang bilang itu vitamin, ada juga yang bilang nutrisi dan bahkan ada yang bilang itu sejenis makanan. Saya jadi tambah bingung. Sebenarnya AA dan DHA itu apa sich?

Singkat cerita saya akhirnya bertanya dengan "Mbah Gogoogle". Akhirnya saya ketemu artikel singkat yang membahas tentnag AA dan DHA. Sekarang saya jadi tahu apa itu sebenarnya AA dan DHA.

Jika anda juga mau tahu, saya akan beritahu di sini. Yang pasti saya temukan informasi tentnag AA dan DHA di website www.sehatnatural.co.id. Judul artikalnya adalah:

MENGENAL AA DAN DHA


[caption id="attachment_330735" align="aligncenter" width="560" caption="sumber: www.sehatnatural.co.id"][/caption]

Sering disebut-sebut sebagai nutrisi penting untuk otak anak, tapi apa sih sebenarnya AA dan DHA itu?

DHA (Docosahexaenoic acid atau asam dokosaheksaenoat) dan AA (asam arachidonat) adalah asam lemak (fatty acid) Omega 3 dan 6. DHA dan AA merupakan komponen utama pembentuk otak dan retina mata manusia. Bayi mendapatkan DHA dan AA dari ibunya saat masih dalam kandungan. Setelah lahir, ia mendapatkannya dari ASI, kemudian saat besar dari bahan-bahan alami seperti daging, ikan laut dalam (gindara, tuna), dan telur. DHA dan AA juga dapat diperoleh lewat produk suplemen berbahan alami.

Penelitian Dr. E. Birch pada 89 anak telah membuktikan manfaat DHA dan AA:


  1. Kemungkinan infeksi saluran respiratorik lebih rendah.
  2. Kemungkinan munculnya alergi lebih rendah.
  3. Perkembangan penglihatan lebih baik.
  4. Tingkat kecerdasan lebih baik dibanding mereka yang tidak mendapatkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun