[caption id="attachment_257898" align="aligncenter" width="640" caption="nyanyian salik, nyata dan rasa"][/caption]
ANGKLUNG RUSAK, MENUJU KEESAAN TUHAN
Rembah tak terasa menetes semaunya
Bunyi angklung itu berlawanan,,Seperti rusak,
tapi bukan Retorika tuan
Hanya menjajal Retorasa
Berteriak jejeritan
“Ana “(saya),,,, “ana” (saya)
“Dunia”,,, “dunia”,,,, lalu teriaknya “ana dan dunia”……
“keluar dari poros tuan”
“angklungmu itu rusak, kau tak ikut ketukan dan frekwensi goyangan”
“tidak, ini nyata, kalian tak mengerti” jawabnya…
“ana sadar dan ana bertemunya”……
“seseorang telah membawaku melaju”
Tak kecap berucap, tak lafadz ia peduli
Seperti duduk istimewa
Bertahta dalam istana
dan rembah tadi telah berubah asa menjadi tawa
Ha ha ha ha haha ha ha ha ha……
Entah ku tak sampainya
Walau banyak nujum atasnya
Dalam diskusi kecil
Kami berharap gunungan rahmat di malam jum’at
Solawat, Tahlil, rutinitas kami semua yang berharap
Ya Allah…. Kami memuji engkau dan mendoakan mereka
[caption id="attachment_257892" align="alignleft" width="409" caption="berdzikir, berfikir, beramal nyata"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H