”Tekad yang kuat didasari dengan niat yang kuat.” Jawab Bedul dengan intonasi rendah dan sabar juga, " jadi kita itu Njul, kalo punya tekad harus kuat dan didasari niat yang kuat, dan ingat, motivasi ini buat kita, kita itu adalah, kamu, aku dan semuanya."
"Iya aku paham, maksud aku itu, tekadmu itu untuk apa?, contoh nih Dul, tekadku sudah bulat untuk menjadi Kompasianer, tekadku sudah bulat untuk mendaki Gunung Semeru, atau tekadku sudah bulat untuk njitak kepalanya Bedul semprul amburadul," celoteh Panjul sambil menghirup nafas dalam-dalam. "Jadi gitu loh Dul kamsudku ituuu, lagi pula kenapa kamu nulis tekad akirannya pakek huruf t, bukannya pakek huruf d? dan nulis bulat akirannya pakek huruf d bukan huruf t, terbalik looh Dul"
"Ya sudah kalo kamu sudah paham, aku senang kalo kamu paham, karena diantara teman-temanku, kamu orangnya yang sedikit cerdas, dan ingat! aku cuman bilang sedikit, sedikit itu artinya gak banyak. mengenai akiran tulisan tekad dan bulat menggunakan huruf t atau d itumah terserah akulah Njul, toh juga tuli-tulisanku dan pake tanganku juga, yang penting kamu bisa paham, itu yang membuatku lebih senang."
"Waduh Dul, kok kayaknya pembicaraan kita agak gak nyambung ya, gendeng lama-lama aku ini Dul, setres aku kalo ngomong sama kamu, aku itu bingung, kamu ngomong kemana dan aku ngomong kemana" jawab Panjul sambil menghela nafas panjang dan lemas.
"Gak masalah Njul, kalo kamu bingung itu tandanya kamu sedang berfikir sunggu-sungguh, dan sebelum kamu paham dengan perkataanku memang harus bingung dulu, karena perkataanku itu bukan sembarang perkataan, dan orang-orang khusus yang langsung bisa mengerti perkataanku tanpa bingung"
"Sudah DIAAAMM, gak kuat aku Dul, dasar semprul kamu, kepalaku itu dari tadi sudah cenat cenut, kamu tambahin omongan yang bikin darah tinggih. intinya tekadmu itu apa?" jawab Panjul esmosi
"Yaa Tekad adalah separuh keberhasilan Njull" Jawab Bedul dengan cepat.
"Haduh, pusing kepalaku, kamu itu gak paham dengan pertanyaanku, sudah DIAM dan jangan bicara lagi, pokoknya kamu harus diam dan jangan ada suara sedikitpun!" Bedul berceloteh sambil memijat-mijat kepalanya yang mau pecah.
“Pokoknya Percayalah, kamu harus mempunyai tekad untuk dapat meraih apa yang kamu cari yang akhirnya kamu akan menikmati hasilnya” Tambah Bedul lagi.
"Jangkrik ini, DIAM, kamu DIAM kepalaku ni pusing mau pecah, sudah, semakin emosi aku, kalo kamu gak diam, kamu kalo hutang aku gak aku kasih loh! dah diam!" Bedul berbicara sambil memijat-mijat kepalanya yang semakin cemut-cemut pusingnya, seperti dijitakkin orang sekampung dan kepalanya seperti dipentungin tukang pipa ledeng.
..................................................
...................................................................
Suasana jadi hening, sesekali hanya terdengar rintihan Panjul yang sakit kepala semakin parah akibat kedatangan Bedul dan tekadnya.