Mohon tunggu...
Beby Samanthaa
Beby Samanthaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia

Hi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Pintar di Media Sosial: Menavigasi Kampanye Pilpres

7 Februari 2024   10:53 Diperbarui: 7 Februari 2024   11:05 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kampanye pilpres di era digital telah mengalami transformasi signifikan dengan maraknya penggunaan media sosial. Fenomena kampanye pilpres di media sosial telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pandangan politik modern. Di era dimana hampir semua orang terhubung secara digital, media sosial telah menjadi panggung utama bagi kandidat dan partai politik untuk berkomunikasi dengan pemilih. Namun, dengan kemudahan akses informasi juga datang tanggung jawab untuk memahami dan menghadapi konten politik yang tersebar luas di ruang digital. Peran literasi media digital menjadi krusial dalam mengevaluasi kebenaran, keaslian, dan dampak informasi politik yang kita konsumsi. Literasi media digital tidak hanya mencakup keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan untuk menilai, menganalisis, dan menyaring informasi yang tersebar di media sosial.

Salah satu platform media sosial yang dominan dalam kampanye pilpres adalah TikTok. Kampanye di platform ini tidak hanya melibatkan kandidat dan partai politik, tetapi juga para pendukung yang secara aktif membagikan informasi, meme, dan konten terkait, tidak jarang juga seringkali memanfaatkan targeting iklan yang canggih untuk menyasar kelompok-kelompok demografis tertentu berdasarkan minat, lokasi, dan perilaku online.Penggunaan iklan berbayar dan targeting secara spesifik juga menjadi strategi utama untuk mencapai pemilih potensial. Interaksi langsung antara kandidat dan pemilih melalui live streaming atau forum diskusi online juga semakin umum.

Kelebihan kampanye pilpres melalui media sosial mencakup jangkauan yang luas, interaktivitas yang tinggi, dengan biaya yang relatif rendah dan untuk memobilisasi basis dukungan secara efisien, serta kemampuan untuk menargetkan pemilih dengan tepat. Namun, kekurangannya terletak pada potensi penyebaran informasi palsu, pembentukan opini yang bias, dan polarisasi masyarakat, dan rentannya platform media sosial terhadap manipulasi dan interferensi asing. Literasi media digital dapat membantu masyarakat menjadi lebih kritis dengan memberikan pengetahuan tentang cara memverifikasi informasi, mengenali bias, memeriksa kebenaran klaim politik, dan memahami bagaimana algoritma media sosial dapat mempengaruhi paparan informasi. serta memahami dampak emosional dari konten yang dikonsumsi.

Dua tantangan etika yang muncul selama kampanye pilpres di media sosial adalah:

  1. Penyebaran informasi palsu: Kampanye di media sosial sering kali menjadi sarang untuk penyebaran informasi palsu atau hoaks yang bertujuan untuk mempengaruhi opini publik dan memanipulasi proses demokrasi. Literasi media digital dapat membantu individu untuk membedakan antara informasi yang akurat dan yang tidak, serta untuk tidak menyebarkan informasi yang tidak terverifikasi.

  2. Penggunaan data pribadi: Kampanye di media sosial seringkali melibatkan pengumpulan dan penggunaan data pribadi pengguna secara tidak etis. Ini termasuk praktik seperti penargetan iklan yang invasif dan penggunaan data pengguna tanpa izin mereka. Literasi media digital dapat membantu individu untuk memahami hak-hak privasi mereka secara online dan untuk mengambil langkah-langkah perlindungan yang sesuai.

Kampanye pilpres di media sosial membawa dampak besar pada proses demokrasi. Pentingnya literasi media digital tidak hanya terletak pada pemahaman teknologi, tetapi juga pada kemampuan untuk menganalisis informasi, mengenali kecenderungan bias, dan melihat lebih kritis terhadap kampanye yang dilakukan di dunia maya. Dengan literasi media digital yang baik, masyarakat dapat aktif berpartisipasi dalam proses demokrasi dan meminimalkan dampak negatif dari kampanye pilpres di media sosial


Perkenalkan saya Beby Samantha dengan NIM 210501070051, dari Universitas Siber Asia Prodi PJJ Ilmu Komunikasi. 

Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan serta kesadaran teman-teman semua mengenai pentingnya memahami literasi digital di era teknologi baru ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun