Mohon tunggu...
bebyonydriameireta 05
bebyonydriameireta 05 Mohon Tunggu... Guru - Beginner

I'm a thinker not a talker

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Melawan Arus"

2 Desember 2019   20:49 Diperbarui: 2 Desember 2019   20:50 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku adalah seorang penakut, selalu menakuti kesendirian, aku takut melalui apupun sendiri. Layak nya seekor angsa apapun dan kemanapun selalu bersama, Yaa seperti itu lah aku.

Aku tak ingin menjadi beda, layaknya air mengalir yang mengikuti arus. Aku ingin selalu berada dizona aman dan nyaman, Aku tak ingin terlihat menonjol dan akupun tak ingin terlihat lemah, lebih tepatnya aku hanya ingin menjadi orang yang biasa-biasa saja karna kupikir golongan orang-orang seperti itu yang menikmati hidup tanpa konflik.

Sampai suatu saat aku mulai jenuh dengan kehidupanku yang monoton ini, seperti menikmati sebuah film apapun genrenya, tidak akan menarik sebuah film tanpa adanya konflik walaupun sebagus atau semenarik apapun acting actor dan actress nya .  So, Berawal dari menganalogikan sebuah film didalam kehidupanku, aku hanya berfikir sampai kapan aku berada dizona nyaman, dimana aku tidak pernah menikmati nikmat nya sebuah pencapaian.

            Aku ingin berubah. Awalnya merubah mindset terlebih dahulu, mengapa aku harus rajin beribadah, mengapa aku harus sekolah dan mengapa aku harus memilah teman dekat. Awalnya hanya menganalisa belum bertindak untuk merubah kebiasaanku , Aku hanya berfikir perlahan tapi pasti, Aku tidak ingin dalam waktu sebulan aku bisa berubah total tetapi kemudian balik prilaku awal, aku hanya berusaha untuk menikmati sebuah proses dan berusaha berdamai dengan kebiasaanku yang baru dan tentunya aku tak ingin grusa-grusu.

            Kutulis angka 3,5 di dinding kamarku, aku hanya ingin mencoba apakah aku bisa mencapai target itu di awal semester ini, ada rasa cemas dan kemustahilan dalam pikiranku tapi aku berusaha untuk meyakinkan tekadku , aku hanya selalu mengingat kata-kata motivasi dari salah satu guruku "ketika kita belum mencoba maka jangan pernah berani mengatakan itu akan gagal, karna sama saja itu  mendoakan kita akan gagal." Dengan bermodalkan kata-kata motivasi itu aku tawakal dan perlahan mulai merubah kebiasaan yang aku lakukan saat berada dizona nyaman ku. Berusaha untuk selalu merasa tertarik dengan materi apapun yang diajarkan dosen, berusaha untuk menghargai siapapun yang sedang berbicara didepan , berusaha untuk aktif dan berani to show up disetiap proses pembelajaran.

            Aku tidak pemilih dalam berteman, siapapun mereka jika mereka tak menyakitiku maka kuanggap ia teman, hanya saja aku harus cerdas untuk memilih teman dekat karna lagi lagi aku mengingat nasihat guruku, bahwa 5 orang terdekat mu akan menunjukan siapa kamu. Mungkin kalian yang sedang duduk dibangku perkuliahan ataupun yang sudah melewati masa-masa itu, kalian akan merasakan mana teman yang benar-benar ada disaat kita susah dan mana teman yang hanya datang ketika kita hanya dalam posisi yang menguntungkan untuk mereka. Bersyukurnya aku menemukan teman yang satu pemikiran denganku apapun yang kami bicarakan seperti ada koneksi yang saling menghubungkan, meskipun dia menjadi the one and only tapi aku sangat bersyukur aku tidak butuh 100 teman yang selalu ada saat aku bahagia tetapi ketika aku membutuhkan mereka semua hilang tak tersisa . setidak nya satu orang teman bisa merubah dan menuntun ku untuk menjadi lebih baik.

            Aku tak ingin terlalu berambisi, Aku hanya ingin perlahan tapi pasti. Dengan awalan menulis sebuah harapan didinding untuk memacu semangat dan menggoyahkan godaan. Tentu tak mudah melawan godaan , merubah kebiasaan dan konsisten menjalankan, Hanya saja aku tetap yakin

 "aku bisa!"

"Aku bisa melawan arus ini!"

"aku yakin aku bisa merubah filosofi hidupku yang seperti air mengalir,"

"aku yakin aku berani untuk menjadi beda."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun