Mohon tunggu...
Modesta Betty
Modesta Betty Mohon Tunggu... -

I decided long ago never to walk in anyone's shadow

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Yang Penting aku Menikah!!

15 Mei 2013   22:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:30 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlibat sedikit diskusi dengan seorang teman yang baru jadian. Kira-kita begini isinya…

A : (mencoba memberi saran) ati-ati loh…jangan terlalu banyak mancing nanti kebablasan

T : ah..gak lah… aku tau batas qo. Lagian rata-rata pacaran jaman sekarangudah jauuuhh. Belum lagi banyak yang udah tinggal serumah.

A : (melongo) hhmmm… iya sih… zaman sekarang emang udah ga tabu lagi. Banyak yang udah kebablasan duluan baru nikah. Tapi…

T : (langsung dipotong) yang penting akhirnya mereka nikah. Trus ga perlu lagi pusing mikirin pasangan hidupnya

A : (Speechless)

Diskusi singkat tadi siang cukup mengganggu pikiran. Membuatku teringat akan beberapa pernikahan yang diketahui karena MBA (Married By Accident), dan sengaja dilakukan oleh pihak wanita untuk “mengikat” pria agar segera masuk ke jenjang pernikahan. Jujur aku kurang paham dengan jalan pikiran pihak wanita tersebut. . Jika pria itu tanggung jawab masalah teratasi. Jika tidak ? Sejak kecil orang tua sudah memberikan doktrin bahwa wanita harus menjaga kehormatan diri agar bisa dihargai oleh seorang pria. Seorang wanita harus memposisikan diri sebagai pihak yang “dikejar" bukan malah "mengejar" pria.

Dulu aku sempat berpikir apakah karena aku kurang berani, makanya jomblo sekian lama. Mungkin sudah bukan jamannya lagi pria yang mengejar dan mengikat wanita. Wanita  juga harus aktif mengejar cinta seorang pria dan mengikatnya erat-erat. Secara jumlah kan wanita lebih banyak. Tapi sejauh mana aku harus melakukannya? Dan bagaimana caranya?Apakah aku harus berjuang dan mengorbankan segalanya?  Syukurlah baru-baru ini aku menemukan seorang pria yang mengikat aku dengan cintanya.

Beberapa tahun yang lalu sempat tertarik dengan seorang pria, tapi hanya memberi sinyal-sinyal cinta tanpa berani bertindak terlalu jauh. Eh, akhirnya ada seorang wanita yang nekat mengejar pria tersebut dan memberikan “segalanya” dan berakhir dengan pernikahan yang terburu-buru. Saat itu sempat sedih, mengapa aku tidak memberikan sinyal yang lebih jelas dan sedikit move on. Setelah melihat pernikahan yang mereka jalani, aku kaget karena kehidupan mereka tidak sebahagia yang aku bayangkan. Ternyata pernikahan tersebut kurang direstui oleh keluarga. Hanya karena rasa tanggung jawab dari pihak pria, maka akhirnya mereka menikah.

Status jomblo memang sering membuat pikiran galau. Sedih rasanya melihat pasangan yang bergandengan tangan dengan mesra atau tertawa bahagia. Apalagi jika sudah berkumpul dengan teman-teman sekolah atau kuliah yang sudah menikah dan punya anak. Hedeh… hanya bisa tersenyum kecut.

But don’t worry, that’s only a temporary feeling. Meskipun jomblo, tetap dapat menegakkan kepala sebagai seorang wanita yang mampu menghargai dan menjaga kehormatan diri. Bukan asal “yang penting aku nikah” tetapi “aku menikah secara terhormat dengan pria yang tepat”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun