Sebagai penikmat film Indonesia, kita pasti tidak asing dengan film karya-karya Ernest Prakasa yang banyak sekali menuai penghargaan dan pujian, salah satunya film 'Susah Sinyal' (2017) yang salah satu tokohnya diperankan oleh Ernest sendiri. Film yang mengangkat tema tentang keluarga ini sangat dekat dan erat dengan permasalahan-permasalahan yang sering dialami oleh keluarga di Indonesia, kenapa? Yuk kita simak ulasan film keluarga yang satu ini!
Film 'Susah Sinyal' merupakan film keluarga yang ditulis dan disutradarai oleh Ernest Prakasa yang dirilis pada tahun 2017. Film ini mengangkat kisah mengenai seorang ibu yang juga seorang pengacara sukses akan tetapi tidak memiliki hubungan yang baik dengan anaknya karena mereka berdua jarang memiliki waktu bersama, sehingga sang anak harus menghabiskan waktunya bersama sang oma selepas sang ibu dan ayah berpisah.Â
Lalu, dengan berbagai konflik yang pernah mereka lewati, Ellen dan Kirana memutuskan untuk melakukan perjalanan ke luar kota untuk menghabiskan waktu berdua dan saling mendekatkan diri dan memeperbaiki hubungan yang sudah terlanjur berantakan, perjalanan yang mereka lakukan tidaklah perjalanan yang mulus banyak suka dan duka, perselisihan, dan perdebatan yang Ellen dan Kirana lalui selama melakukan perjalanan liburan.
Ketika kita menonton film tentu saja terbesit di benak tentang apa yang sebenarnya mau diperlihatkan melalui film ini? atau pesan apa yang sebenarya mau  disampaikan melalui film ini? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang sering terbesit dibenak kita saat menonton sebuah film. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut kita membutuhkan paradigma untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.Â
Paradigma merupakan cara pandang atau kerangka berpikir yang digunakan seseorang atau kelompok dalam mengamati  kasus atau realitas yang terjadi di masyarakat (Irwan, 2018), paradigma diperlukan pada sebuah film agar kita dapat melihat pesan, fokus analisis, aturan-aturan dalam menginterpretasikan sebuah film.
Pada film susah sinyal yang mengangkast isu mengenai keluarga ini, paradigma fungsionalis menjadi paradigma yang dominan pada film ini. Paradigma fungsionalis merupakan paradigma yang berangkat dari sebuah tradisi keteraturan yang menyangkut mengenai kemapanan, ketertiban sosial stabilitas sosial, kesetiakawanan, pemuasan kebutuhan, dan hal-hal yang nyata.
Menurut paradigma fungsionalis masyarakat adalah suatu sistem yang saling berkaitan dan yang terus berjalan mencari keseimbangan antar satu sama lain seperti antara agama, pendidikan, politik, dan keluarga. Paradigma fungsionalis melihat konflik di dalam masyarakat merupakan dampak dari tidak berfungsinya integrasi sosial sehingga lahir ketidakseimbangan dan konflik seharunya dihindari agar keadaan di masyarakat tetap seperti yang semestinya atau sepatutnya.
Paradigma fungsionalis menjadi paradigma yang dominan di film "Susah Sinyal" ini terlihat dari adanya ketidakteraturan yang terjadi dalam sebuah keluarga yakni antara Ellen (Ibu dari Kirana) dan Kirana (Putri dari Ellen), selain itu ketidakteraturan pada film ini juga terjadi antara Kirana dan gurunya di lingkungan sekolah.
Sikap dingin dari Kirana dan Ellen  seringkali menciptakan konflik di anatra keduanya di mana Kirana merasa Ellen tidak menyayanginnya, dan Ellen merasa Kirana tumbuh menjadi anak yang pembangkang, sehingga apapun yang mereka bicara seringkali berbuah perdebatan dan konflik.
Selain itu, ketidakteraturan di lingkungan sekolah juga terlihat saat terjadi perdebatan antara Kirana dan seorang guru karena guru tersebut menyita ponsel Kirana dikarena Kirana memainkan ponselnya saat pelajaran berlangsung. Pada konflik-konflik yang terjadi dapat dilihat bahwa tidak adanya keseimbangan membuat konflik menjadi tidak terhindarkan, kurangnya komunikasi dan kurangnya saling pengertian membuat apapun menjadi perselisihan antara Ellen & Kirana dan Kirana dengan gurunya di sekolah.