Mohon tunggu...
Beauty Mustika
Beauty Mustika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga

Memiliki minat di dunia kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Menghadapi Cuaca Panas Ekstrem di Surabaya: Penyebab, Dampak, dan Langkah Pencegahan

20 Mei 2023   21:58 Diperbarui: 20 Mei 2023   22:09 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuaca Kampus B Universitas Airlangga, dokpri

Tanpa di sadari akhir-akhir ini Kota Surabaya mengalami cuaca panas yang sangat ekstrem. Tak sedikit para masyarakat merasa kebingungan mengapa Surabaya menjadi se-panas ini. Walaupun, pada hakikatnya Surabaya telah di cap sebagai kota yang panas dan macet. Tetapi, akhir-akhir ini tingkat panas di Surabaya dapat dirasakan lebih ekstra dibanding sebelumnya.

Dilansir dari laman Kompas.id (28/4/23) Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), akibat pergerakan semu matahari, cuaca panas tidak biasa dan bersiklus, sehingga biasa terjadi setiap tahun. “Serangan” potensi alam ini bisa berulang setiap tahun dalam kurun waktu yang sama. Ini merupakan salah satu penyebab cuaca panas di Surabaya terasa ekstrem. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai lonjakan cuaca panas 2023 terparah.

Selain itu, dinamika atmosfer yang tidak biasa juga berperan dalam ekstrem-nya cuaca saat ini. Peristiwa panas ekstrem yaitu hasil dari kombinasi kompleks berbagai faktor atmosfer dan dapat dipengaruhi oleh perubahan iklim dan interaksi manusia dengan alam. Dinamika atmosfer mencakup berbagai faktor yang mempengaruhi cuaca dan iklim, antara lain suhu udara, tekanan barometrik, kelembaban, angin, dan kondisi atmosfer lainnya. Terjadi perubahan dinamika atmosfer yang signifikan menyebabkan kondisi suhu ekstrem di Surabaya

Cuaca Kampus B Universitas Airlangga, dokpri
Cuaca Kampus B Universitas Airlangga, dokpri

Beberapa akibat yang disebabkan oleh cuaca panas ekstrem di Surabaya yaitu kekurangan cairan atau dehidrasi. Hal ini dikarenakan suhu lingkungan meningkat menyebabkan tubuh lebih banyak mengeluarkan keringat yang membuat tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi. Akibat yang lainnya yaitu lonjakan listrik karena penggunaan AC, kipas angin, dan juga perilaku mandi yang bisa dilakukan lebih dari 3 kali sehari karena panas dan gerahnya cuaca di Surabaya. Penurunan produktivitas akibat cuaca panas juga dapat terjadi. Tak hanya itu, jika kondisi ini berlangsung secara terus menerus tanpa diselingi hujan juga dapat mempengaruhi jumlah pasokan air yang menyebabkan terjadinya krisis air.

Sangat penting bagi kita untuk memperhatikan cuaca panas ekstrem saat ini. Adapun beberapa langkah atau tips yang dapat diterapkan untuk mencegah dan menjaga kesehatan dan kenyamanan diri. Yaitu, Meminum air yang cukup, Membatasi kegiatan fisik pada hari yang lebih terik khususnya siang hari, gunakan pakaian berbahan tipis sesuai kebutuhan, menghindari keluar rumah pada saat cuaca panas dan jika sedang berpergian gunakan sunscreen agar kulit tetap terjaga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun