Industri film Korea  mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa dekade terakhir dan menjadi salah satu pemain utama di pasar global. Dalam beberapa tahun terakhir, industri ini telah memenangkan berbagai penghargaan internasional, sehingga semakin meningkatkan reputasi film Korea di seluruh dunia. Film Korea tidak hanya sukses di dalam negeri saja, namun juga sangat digemari oleh penonton luar negeri, dengan terus mengembangkan teknologi produksi  dan penyampaian cerita yang inovatif, Korea Selatan telah berhasil memperkenalkan industri filmnya yang kompetitif. Namun, seperti industri lainnya, film Korea menghadapi berbagai tantangan yang harus diatasi.
Salah satu keuntungan besar industri film Korea yaitu kualitas produksinya yang terus meningkat, hal ini mencakup aspek teknis seperti pengambilan gambar, efek visual, dan pengarahan yang semakin kompeten. Film seperti Parasite (2019) dan Oldboy (2003) menjadi contoh  bagaimana Korea Selatan mampu menghadirkan produksi film berkualitas tinggi, yang memikat penonton di seluruh dunia.
Kunci sukses dalam industri ini yaitu kombinasi cerita yang kuat, inovasi ,serta karakter yang mendalam. Parasite karya Bong Joon-ho membuat sejarah dengan menjadi film berbahasa non-Inggris pertama yang memenangkan Film Terbaik di Academy Awards 2020, hal ini membuktikan bahwa film Korea mampu mengatasi hambatan bahasa dan budaya serta memikat penonton di seluruh dunia.
Namun, meski sukses besar, industri film Korea  juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tatanganya adalah dominasi beberapa perusahaan besar di industri seperti CJ Entertainment dan Lotte Culture Works yang membuat persaingan semakin ketat. Perusahaan-perusahaan besar ini cenderung mengontrol distribusi film, sehingga menyulitkan sutradara independen dan perusahaan produksi kecil untuk memiliki akses yang sama dalam memasarkan film mereka.
Selain itu, permasalahan kelebihan produksi dan standar kualitas yang tidak merata menjadi tantangan tersendiri, dengan banyaknya film yang diproduksi setiap tahunnya, ada pula produk film yang kurang mendapat perhatian karena terbatasnya distribusi atau karena kualitasnya yang tidak memenuhi ekspektasi penonton. Perkembangan layanan streaming global seperti Netflix juga membawa dampak besar bagi industri film Korea yaitu layanan streaming memberikan peluang bagi film Korea untuk menjangkau khalayak global yang lebih luas, namun di sisi lain, layanan tersebut memberikan tekanan yang signifikan terhadap bioskop tradisional dan mengubah perilaku konsumsi penonton dalam negeri.
Selain itu, pemerintah Korea Selatan sendiri memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan industri film, dukungan tersebut berupa subsidi, insentif pajak, dan perluasan infrastruktur bioskop. Berbagai implementasi dari kebijakan pemerintahan Korea Selatan seperti seperti yang dikutip dari world.kbs.co.kr, yaitu Pemerintah Korea Selatan menyediakan bantuan kepada industri perfilman yang pada saat itu mengalami krisis akibat COVID-19, dimana Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata menyatakan bahwa pihaknya anak mencabut tagihan dana untuk kepentingan pengembangan film yang harus dibayarkan oleh pihak bioskop sebesar 90 persen serta mengucurkan dana sebesar 17 miliar won untuk mendukung aktor serta film yang produksi atau peredarannya ditangguhkan akibat wabah COVID-19.Pemerintah juga aktif mempromosikan film Korea melalui berbagai festival internasional dan mendukung penyebaran film Korea di pasar global.
Dalam hal pendapatan box office, Admiral: Roar (2014) karya Kim Han-min adalah salah satu film terlaris dalam sejarah Korea, film ini bercerita tentang pertempuran laut bersejarah melawan armada Jepang yang dipimpin oleh Laksamana Yi Sun-shin. Film ini terjual lebih dari 17 juta kopi dan menjadi film Korea Selatan dengan pendapatan kotor tertinggi sepanjang masa. Film Train to Busan (2016) yang bergenre zombie thriller juga sukses besar tidak hanya di Korea tapi juga di negara lain. Film ini menggambarkan ketegangan wabah zombie yang menyebar di Korea Selatan dan berfokus pada sekelompok penumpang yang mencoba bertahan hidup di  kereta menuju Busan.
Industri film Korea juga dikenal menghasilkan aktor dan sutradara berbakat yang diakui secara internasional. Aktor seperti Song Kang-ho, yang membintangi Parasite dan Memories of Murder lalu Lee Byung-hun yang membintangi The Good, The Bad The Weird' dan serial Mr Shunshine merupakan nama besar dalam perfilman Korea Selatan.
Tiga nama paling berpengaruh di kalangan sutradara adalah Bong Joon-ho, Park Chan-wook, dan Kim Jee-woon, yang karyanya kerap memenangkan penghargaan internasional. Bong Joon-ho telah memenangkan berbagai penghargaan untuk film inovatifnya seperti Parasite dan Snowpiercer, lalu ada Park Chan-wook yang dikenal dengan thriller psikologisnya Old Boy dan The Handmaiden yang juga mendapat pengakuan internasional.
Kesuksesan industri film Korea  dalam beberapa tahun terakhir merupakan bukti  inovasi, kerja keras, dan komitmen untuk terus mendorong batas-batas kreatif. Namun, terlepas dari semua manfaat yang diperoleh, masih terdapat tantangan  dan industri harus terus beradaptasi dengan perubahan zaman agar dapat mempertahankan posisinya di ranah global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H