Mohon tunggu...
Beatrix Tapoona
Beatrix Tapoona Mohon Tunggu... -

"It is better to light the candle than just to curse the darkness"\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Merayakan Kelulusan ala Debritto

7 Mei 2016   20:42 Diperbarui: 7 Mei 2016   20:49 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi malam dalam pembicaraan dengan orang rumah dan beberapa teman ,sekilas tentang padatnya kota Yogyakarta ketika ada tanggal merah meskipun hanya satu tanggal saja apalagi sejak dua hari  ini ada dua tanggal merah ditambah dengan hari Sabtu yang adalah hari libur bagi mereka yang bekerja 5 hari dalam seminggu. Dan sempat ada seorang rekan langsung menimpali, "apalagi besok Sabtu (maksudnya hari in), ada juga pengumuman kelulusan siswa SMA/K " , karena hampir setiap tahun di jalan dan sekitar tempat kerja kami menjadi langganan ketiban asap  , bunyi raungan knalpot sepeda motor dan hingar bingar lalu lalang siswa SMA yang kebetulan lokasinya berdekatan. Saya lupa sejak kapan budaya coret- coret dan konvoi kendaraan ala kampanye Partai Politik, yang jelas benar - benar sangat mengganggu.

Tentu saja, setiap kemenangan perlu dirayakan, itu juga adalah hak setiap orang. Namun yang ingin saya soroti adalah bahwa untuk kesempatan kelulusan seperti ini, ada sekolah yang cukup terkenal yang setiap tahunnya tidak merayakan kelulusan dengan cara demikian. Sekolah yang saya maksud adalah SMA kolese Debritto, mungkin masih ada sekolah lain juga demikian.  Sekolah milik  para pastor Serikat Jesus yang siswanya hanya terdiri dari anak laki laki ini, merayakan kelulusan setiap tahunnya dengan berjalan kaki dari kampusnya di jl.Adisucipto no. 161   menuju Tugu Yogyakarta, dan setibanya disana mereka menyanyikan lagu - lagu hymne atau mars sekolahnya, dan setelah itu bubar dengan tertib. Ini bukan saya baca dari media atau dengar dari cerita orang namun saya sendiri mengikutinya selama 3 tahun karena anak saya bersekolah di sana. Dia lulus pada tahun 2012/2013.

Dalam pemikiran saya, mengapa bisa demikian? Padahal bisa dibayangkan jika mereka mau konvoi betapa heboh dan riuhnya kota Yogyakarta  saat  sekitar 200 siswa lulusan  ditambah adik - adik kelasnya sekitar 500 an, karena mereka selalu dikenal dengan solidaritasnya yang tinggi. Misalnya ketika ada pertandingan bola atau ada salah seorang   guru atau  rekan siswa yang mengalami kematian keluarga, maka pasti ada sekitar 700 an anak laki -laki (ada yg gondrong lagi) yang menyambangi keluarga itu.

Sedikit yang  saya tahu dari sekolah ini adalah, salah satu  semangat yang ditanam dan dibentuk dalam diri anak-anak didiknya  yaitu "Man for others",  yang bisa dijabarkan dalam banyak hal. Tentu saja semangat ini yang menjiwai para pendidiknya yang bisa ditularkan pada anak - anak didik mereka sehingga mereka tidak hanya belajar untuk mendapat pengetahuan semata tetapi juga belajar hidup yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Salah satu penerapannnya ( mungkin) tidak perlu hura-hura saat kelulusan karena tidak akan ada manfaatnya bagi orang lain.

Dengan demikian, menurut saya selain orang tua, sekolah juga sangat berperan dalam hal ini. Sekali lagi mungkin masih ada juga satu dua sekolah yang melakukan hal yang sama seperti SMA Debritto.

Dan...... pada hari ini, Sabtu 7 Mei 2016 hari pengumuman serentak kelulusan untuk siswa SMA/K, Pemda, Aparat keamanan, kepolisian dan berbagai pihak ikut menghimbau dan mengamankan peristiwa ini dengan memberikan arahan dan himbauan kepada pihak sekolah maka, terjadilah bahwa pada hari ini bukan saja SMA Kolese Debritto yang merayakan kelulusannya dengan berjalan kaki dari kampusnya menuju salah satu Ikon kota gudeg ini dengan tertib, tetapi...luar biasa...Yogya   a m a n  dari bunyi knalpot motor dan hingar bingar sebagaimana tahun - tahun sebelumnya. 

Tentu saja, kita berharap bukan hanya tahun ini saja, tetapi pada tahun -tahun yang akan datang, sekolah dan terlebih lagi siswa - siswa kita semakin memahami dan menyadari ( bukan karena dilarang), bahwa setiap kemenangan patut dirayakan dengan cara yang lebih bernilai dan berbudaya.

*Selamat untuk para siswa/i yang lulus dalam UN kali ini, tetaplah semangat untuk tahap selanjutnya, dan bagi yang belum lulus, masih ada harapan untuk mencoba lagi.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun