" Oh, kenal. Dia teman dekat kami, nama dia Gaydmark. " ucap Albert.
  " Oh, jadi nama dia Gaydmark ya? nama dia bagus ya. Aku boleh minta nomornya? " ucap Chellie sambil tertawa kecil.
Albert pun langsung memberikan nomor telepon pria yang bernama Gaydmark tersebut kepada Chellie.
  Hari sudah malam. Tepat pada pukul 19.00 malam, aku memberikan diri untuk mengirimkan pesan kepada Gaydmark, orang yang aku sukai. Kata teman-temannya, Gaydmark adalah orang yang cuek dan tidak memikirkan soal percintaan.
  " Hai, Gaydmark. Save Chellie ya "
Setelah mengirimkan pesan tersebut, aku merasa tidak tenang. Karena, aku baru pertama kali mengirimkan pesan untuk cowo deluan, dan aku teringat akan kata teman-temannya kepadaku tentang Gaydmark. Aku merasa putus asa karena aku yakin kalau dia tidak akan membalas pesanku.
  Setelah beberapa menit kemudian, ponselku berdering. Lalu, aku meraih ponselku dan melihat apa ada pesan yang masuk. Aku sangat terkejut ketika melihat ponselku, yang ternyata ponselku berdering karena ada notif pesan dari pria yang aku sukai, yaitu Gaydmark. Tidak ku sangka bahwa dia akan membalas pesanku, perasaanku campur aduk sekarang, senang dan juga sedih.
 Benar yang dikatakan oleh teman-temannya tentang dia, Gaydmark. Dia tipe orang yang sangat cuek, dia membalas pesanku hanya sepatah kata saja. Tetapi dengan sikap dia yang cuek seperti itu, aku tidak menyerah untuk mendapatkannya, aku tetap mencintainya.
  Waktu terus berjalan, hari demi hari telah aku lewati. Notif Gaydmark masih menjadi notif favoritku. Tetapi, lagi dan lagi Gaydmark masih cuek kepadaku. Setiap malam telah tiba, aku selalu memberanikan diri untuk mengirimkan pesan kepada Gaydmark.
   " Hai, kamu lagi apa? "
   " Gausah nanya, bukan urusanmu aku mau ngapain, kamu ga perlu tau. " kata Gaydmark