Tema :Harapan Serta Tantangan Industri Bauksit dan Smelter Alumina
Bauksit merupakan bahan mentah penting untuk pembuatan alumina di Indonesia. Namun terkadang yang seringkali menjadi kendala adalah mengapa sulitnya Indonesia mengembangkan pengelolaannya meski negara kita sudah menyandang sebagai negara produksi bauksit terbesar di dunia. Akibatnya jutaan ton bauksit yang berasal dari SDA kita harus diekspor ke luar untuk diolah menjadi alumina.
Dengan bekal dini yang ditanamkan untuk para generasi muda,bisakah kita menjadi lebih mandiri dalam soal pengelolaan walau tak secanggih negara luar? Walau sedikit bergerak untuk tidak selalu bergantung pada perusahaan asing ,di satu sisi juga sering adanya cekcok dari beberapa pejabat di negara kita mengenai hal ini. Sebenarnya tidak bisa kita salahkan karena nyatanya kemandirian kita belum nampak jelas akibat belum adanya kecanggihan sarana yang dimiliki kita. Ada pelarangan mengenai pengeksporan bauksit ke Rusia, perusahaan Rusal dari awal tahun 2014.
Akhirnya pilihan lain pun diambil Rusia untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan industri bauksit di Indonesia,mereka akan menanamkan investasi di negara kita. Maka dari itu besar harapan pemerintah agar pengelola dari pihak Indonesia turut membantu pengembangan ini walau adanya sedikit campur tangan negara asing.
Sedikit demi sedikit tantangan ini bisa menemukan titik terangnya,yang pastinya melalui generasi muda yang berprestasi dengan pedulinya situasi yang dialami industri kita kali ini,sangat diharapkan oleh pemerintah,merekalah yang akan belajar dan terus tanpa putus asa mengenai kecanggihan dalam pengelolaan bauksit.
  Harapan demi harapan pun terpupuk lama dan berharap menjadi nyata. Indonesia semoga bisa lebih bijak dalam pengambilan keputusan mengenai batas tangan orang asing dalam mengelolanya. Selain itu dengan peningkatan SDM yang berkualitas dan unggul agar bisa suatu hari produksi bauksit kita terlampaui dan menjangkau di dunia internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H