Handphone, akhir-akhir ini hampir menyebar disemua belahan dunia. Sebagai sebuah bagian dari transformasi teknologi, handphone tentu memiliki efek positif dan negatif. Fungsi utama handphone ialah untuk berkomunikasi dengan orang lain terutama dalam konteks komunikasi verbal. Handphone, memampukan penggunanya untuk bisa berkomunikasi dengan cepat dan lebih mudah untuk memperoleh berbagai informasi melalui sumber-sumber online.
Saya mengajak pembaca budiman semua untuk secara spesifik menelaah mosi atau judul tulisan ini tentang apakah penggunaan handphone mengganggu proses belajar mengajar. Dalam tulisan ini siswa sebagai sebuah subyek adalah sebuah variabel yang independen. Kita pahami bahwa, kegiatan proses belajar mengajar adalah sebuah proses yang resmi yang sangat sering terjadi didalam ruang kelas. Dalam kaitan dengan ini, Adams dan Decey berpendapat;proses belajar mengajar adalah sebuah aktivitas yang dipandu oleh seorang guru yang juga bertindak sebagai seorang supervisor. Pendapat ini tentu sangat merefleksikan bagaimana proses belajar mengajar yang terjadi pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Proses belajar mengajar ialah proses pengejawantahan kurikulum pendidikan.
Apakah penggunaan handphone mengganggu proses belajar mengajar? Pertanyaan ini tentu sangat krusial dan reflektif mengingat kemungkinan pro dan kontra dari setiap kemungkinan pendapat ataupun gagasan tak pelak berbagai pengalaman pribadi ataupun kelompok baik siswa maupun guru . Penulis, dalam tulisan ini lebih akan  lebih fokus pada kemungkinan sisi atau efek negatif penggunaan handphone yang juga akan dikuatkan oleh berbagai pendapat para ahli.
Hari-hari ini, penggunaan handphone pada kalangan siswa terlihat sebagai sebuah kebutuhan mendasar dan vital  juga merupakan  sebuah bagian yang tak terpisahkan dari keseharian kehidupan para siswa .  Skierkowski dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Abid's Ali (2011) berpendapat; handphone telah membuat generasi muda  untuk selalu mengambil bagian dengan berbagai perkembangan teknologi sebagai sebuah ciri khas  dari generasi itu sendiri. Pendapat ini dapat disimpulkan bahwa antara generasi muda dan perkembangan teknologi khususnya handphone dilihat sebagai sebuah penyatuan yang ideal atau dengan kata lain bahwa generasi muda harus selalu diidentikkan dengan perkembangan teknologi seperti handphone. Situasi ini, terlihat seperti sebuah kondisi yang  wajar namun menantang dan penuh tanggung jawab melihat sisi negatif yang mungkin bisa terjadi. Sekarang, dampak negatif penggunaan handphone yang paling fatal ialah mengubah gaya hidup generasi muda khususnya para siswa baik dalam konteks pergaulan ataupun interaksi sosial vertikal dan horizontal.  Kondisi ini tentu tidak hanya sebagai sebuah hipotesa belaka namun dalam pengalaman praksis ini telah terjadi.
Beberapa pendapat para ahli tentang dampak negatif penggunaan handphone dalam proses belajar mengajar.
Force (2012) dalam sebuah laporan surveinya mengatakan: penggunaan handphone itu sangat distrak atau mengganggu siswa dalam proses belajar mengajar. Lebih lanjut ia dalam surveinya menemukan bahwa siswa cenderung tidak memperhatikan dan tidak sungguh-sungguh mengambil bagian pada saat proses belajar mengajar sedang terjadi, mereka (siswa) terlalu fokus pada handphone dan segala aktivitas-aktivitas komunikasi online yang sangat tidak mendukung dan tidak berkaitan erat dengan apa yang sedang dipelajari dalam proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini mengindikasikan bahwa Siwa dalam menggunakan handphone tidak pada taraf yang  efektif dan itu sudah pasti sangat menggangu proses belajar mengajar. Dalam pandangan yang lain, sebuah studi yang dilakukan oleh Elder (2013) menggagas demikian: siswa yang menggunakan handphone dalam kelas cenderung memperoleh nilai yang rendah dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan handphone bahkan mereka (siswa) yang menggunakan handphone dalam kelas terutama pada saat proses belajar mengajar bahkan tidak mampu untuk mereview kembali berbagai informasi penting dari proses belajar yang telah dibuat oleh guru.
Berdasarkan isu yang sangat krusial ini, penulis yakin bahwa: penggunaan handphone dalam konteks belajar mengajar sangat menggangu proses belajar mengajar. Siswa dalam proses belajar mengajar tidak sungguh-sungguh dengan penuh perhatian memfokuskan dirinya pada apa yang sedang dipelajari.  Siswa, dalam penggunaan handphone terutama dalam konteks pembelajaran tidak pada motif belajar melainkan hanya pada hal-hal yang tidak berguna, seperti: calling, mengambil gambar,  atau membrowsing  konten-konten yang sangat tidak mendukung proses belajar. Kecanduan dalam menggunakan handphone tentu telah menjadi hal yang sangat problematik bagi sebagian orang terutama para siswa yang seharusnya masih pada konteks pencari ilmu pengetahuan. Kita semua tentu berharap bahwa Siswa harus terus menjadi HAUS dan LAPAR untuk berbagai perkembangan ilmu pengetahuan untuk persiapan dan menghadapi tantangan masa depan mereka.
SEKIAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H