Mohon tunggu...
Beatrice Rohdearni Purba
Beatrice Rohdearni Purba Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - :)

lebih sering kita membaca semakin luas pandangan kita.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ramadan Tidak Sekadar Siklus Tahunan

24 Maret 2024   22:54 Diperbarui: 24 Maret 2024   22:59 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Judul: Kalo Gak Ada Ramadhan
  • Sutradara: Umank Ady
  • Produser: Izharul Haq, Khaira Fitmi
  • Rumah Produksi: D'kandang Amazing Farm, Bedasinema Pictures, Size Entertainment
  • Tanggal Rilis: 14 Maret 2024 (Indonesia)
  • Durasi Film: 128 menit (2 jam 8 menit)
  • Jenis Film: Drama
  • Penulis Naskah: Umank Ady
  • Penyunting: Iqbal Kurniawan
  • Pemain: Dallas Pratama, Muzakki Ramadhan, Arief Didu, Damara Finch, Annette Edoarda, Rendy Herpy, Aliza Kamila, Wisnu Aryan, Gusfari, Nuyang Jaime

Bulan Ramadhan merupakan momen yang paling ditunggu oleh banyak orang terutama bagi umat muslim. Setiap orang memiliki alasan berbeda-beda dalam memaknai Ramadhan yang datangnya hanya sekali setahun. Akan tetapi, bagi sebagian orang terkadang menganggap bahwa Ramadhan hanyalah siklus tahunan. Itulah yang terjadi pada film “Kalo Gak Ada Ramadhan” ini, berlatar kehidupan masyarakat Indonesia dalam menyambut kehadiran Ramadhan dengan segala lika-likunya.


Mursali (Arief Didu) merupakan seorang kuli proyek yang memikul beban berat untuk menafkahi ketiga istrinya dan anak-anaknya, hingga batal puasa berkali-kali karena tidak tahan menahan nafsu lapar akibat lelah bekerja dan menganggapnya sebagai udzur. Ada juga Mpok Kokom (Nuyang Jaime), janda baru yang terpaksa menjadi tulang punggung keluarga dengan membuka usaha dadakan yaitu menjual takjil dan pakaian. Berbeda pula dengan Hafiz (Dallas Pratama) yang telah lama merantau di kota akhirnya mendapat kesempatan pulang kampung untuk bertemu dengan ibu dan adiknya (Muzakki Ramadhan). Dalam kesempatan tersebut, Hafiz juga berusaha belajar membaca Al’quran untuk mewujudkan harapan ibunya. 

Seorang gadis yang memiliki karir sebagai influencer, Gaby (Annette Edoarda), menerima banyak tawaran endorse barang seperti baju lebaran dan kue-kue ringan yang kemudian akan disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan. Namun ia lelah karena harus memamerkan sedekahnya tersebut di sosial media. Walaupun dirinya adalah seorang non muslim, namun ia begitu menyukai bulan Ramadhan sampai-sampai ia pun turut memotivasi managernya yang muslim untuk rajin shalat. Sementara Farhan (Rendy Herpy), seorang karyawan kantoran, bersama dengan adiknya Lidya (Aliza Kamila) bekerja keras hingga rela lembur demi mendapat penghasilan yang lebih agar dapat memberikan kejutan pada ibu mereka yang berada di kampung.

Penggalan film “Kalo Gak Ada Ramadhan” (2024). Sumber: YouTube
Penggalan film “Kalo Gak Ada Ramadhan” (2024). Sumber: YouTube

Humar Hadi atau kerap disapa Umank Ady memang sering membuat karya-karya di bidang perfilman yang bertema islami, seperti “Lima Penjuru Masjid”, “Tikungan Ta'aruf”, dan kali ini bertajuk “Kalo Gak Ada Ramadhan”. Film omnibus bergenre drama ini merupakan karya kesepuluh yang diproduksi oleh Umank Ady. Kisahnya menampilkan lima penggalan adegan yang memiliki alur cerita dan maknanya tersendiri yang dikemas menjadi satu rangkaian film.

Melihat dari alurnya, film ini memiliki alur klimaks yakni rangkaian peristiwa yang meningkat dari peristiwa biasa menuju momen paling penting dalam cerita. Secara kronologis, dari penggalan cerita yang pertama hingga kelima tidak selalu berhubungan. Ada beberapa tokoh yang tidak hanya berperan di satu penggalan cerita saja, dimana ia juga masih memiliki hubungan dengan tokoh di penggalan cerita lain. Misalnya Mursalih yang pada penggalan cerita pertama menjadi tokoh utama sebagai seorang kuli. Namun di penggalan cerita berikutnya, ia kembali muncul sebagai pembeli takjil jualan Mpok Kokom. Di kedua penggalan cerita tersebut, Mursalih sama-sama ditampilkan sebagai oknum yang batal puasa. 

Mursali, penggalan film “Kalo Gak Ada Ramadhan” (2024). Sumber: YouTube 
Mursali, penggalan film “Kalo Gak Ada Ramadhan” (2024). Sumber: YouTube 

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa film ini bukan seperti film biasa yang memiliki kronologi yang jelas dan terarah dimana setiap adegannya saling berkesinambungan. Berbeda dengan unsur film sinematik yang memiliki alur atau jalan cerita yang runtut dari awal hingga akhir (Himawan Pratista, 2008). Film ini lebih mengarah kepada film serial dimana memiliki tema atau karakter yang sama namun memiliki alur cerita yang tidak sama. Maka dari itu, di awal-awal akan sulit bagi penonton untuk menangkap jalan dan maksud dari cerita film ini karena alurnya yang tidak jelas. Selain itu, linimasa setiap cerita tidak dijelaskan secara detail sehingga cukup membingungkan bagi penonton untuk menentukan apakah penggalan cerita tersebut memiliki hubungan dengan cerita lain atau merupakan cerita tunggal. 

Walaupun film berdurasi dua jam ini alurnya kurang jelas, namun setiap penggalan ceritanya mengisahkan hal berbeda yang cukup menarik sehingga penonton tidak mudah merasa bosan. Kemudian setiap cerita juga dikemas dengan cukup singkat, padat, dan jelas, sehingga setiap adegannya memiliki makna. Film ini tidak hanya mengandung unsur drama, namun ada juga sisipan bumbu komedi sehingga alur ceritanya tidak terlalu monoton. Secara tampilan visual, film ini menggunakan latar belakang desa yang sangat menunjukkan karakteristik desa di Indonesia seperti bentangan sawah terasering, sehingga membuat penonton benar-benar merasakan suasana kampung halaman yang menyejukkan. 

Pemandangan desa dalam film “Kalo Gak Ada Ramadhan” (2024). Sumber: YouTube 
Pemandangan desa dalam film “Kalo Gak Ada Ramadhan” (2024). Sumber: YouTube 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun