Pada beberapa tahun terakhir ini, telah banyak dilakukan penelitian tentang sel punca. Sel punca diyakini bisa menjadi alternatif pengobatan bagi penderita yang mengalami penyakit-penyakit yang sudah tidak mungkin untuk diobati secara konservatif dan observatif, khususnya penyakit degeneratif.Â
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada jaringan maupun organ serta proses kerusakannya dapat disebabkan oleh bertambahnya usia ataupun karena pola hidup yang tidak sehat seperti jantung. Para peneliti telah melakukan berbagai penelitian tentang penggunaan sel punca untuk pengobatan. Namun, sebenarnya apa itu sel punca?
Sejak saat itulah, banyak dilakukan penelitian-penelitian tentang sel punca, antara lain, sel punca dari embrio pertama kali diisolasi oleh Gail, University of California, San Fransisco dan Martin Evans, University of Cambridge, pada tahun 1981. Penelitian di University of Wisconsin dan John Hopkins University, pada tanggal 5 November 1998, melaporkan bahwa sel punca yang diisolasi dari embrio manusia memiliki potensi untuk tumbuh menjadi berbagai jenis sel serta dapat digunakan untuk mengganti sel tubuh yang rusak.
Pada pembahasan kali ini, saya akan membahas apakah kerusakan pada jantung dapat diobati dengan menggunakan sel punca.
Jantung adalah organ yang sangat penting bagi manusia karena jantung memiliki fungsi utama untuk memompa darah ke seluruh tubuh yang membawa oksigen dan majanan bagi sel organ tubuh lain serta untuk membersihkan tubuh dari sisa metabolisme. Jantung yang mengalami kerusakan tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat memperpendek usia penderita bahkan dapat menyebakan kematian.Â
Sehingga, jika jantung mengalami kerusakan diperlukan pembedahan untuk penggantian jantung yang rusak atau sakit dengan jantung donor yang sehat yang dinamakan dengan transplantasi jantung (cangkok jantung), agar dapat memperpanjang hidup penderita. Akan tetapi, pelaksanaan transplantasi jantung tidak mudah karena memerlukan banyak persyaratan, kesiapan secara mental dan fisik, serta apakah dimungkinkan untuk melakukan transplantasi jantung atau tidak.Â
Apabila penderita sudah memenuhi syarat, juga terdapat kesulitan lain saat akan melakukan transplantasi jantung, salah satunya yaitu jantung donor yang sehat atau masih baik tidak mudah didapatkan. Apabila sudah didapat, jantung donor tersebut belum tentu memiliki kecocokan dengan penderita dari segi ukuran jantung, golongan darah, antibodi penderita, kebutuhan medis penderita, dan waktu yang telah dihabiskan penderita saat menunggu. Kemudian, waktu perpindahan jantung dari pendonor ke penderita tidak boleh lebih dari 6 jam.Â
Walaupun transplantasi jantung dilakukan untuk memperpanjang hidup penderita, ini adalah tindakan yang beresiko. Resiko utamanya yaitu jika tubuh penderita menolak jantung donor akibat sistem kekebalan tubuh yang menganggap jantung donor sebagai benda asing sehingga berusaha mematikannya. Namun, saat ini sudah terdapat berbagai penelitian tentang cara membantu penyembuhan kerusakan pada jantung tanpa transplantasi jantung, yaitu dengan menggunakan sel punca.
Apakah sel punca mampu memperbaiki jantung yang mengalami kerusakan? Menurut saya, sel punca dapat digunakan untuk memperbaiki jantung yang rusak. Mengapa? Alasannya adalah karena sel punca itu sendiri. Apa itu sel punca? Sel punca adalah sel primitif yang belum mengalami diferensiasi yang turunan-turunan selnya dapat terdeferensiasi menjadi berbagai jenis sel-sel yang terspesialisasi pada kondisi yang sesuai. Atau dapat dikatakan bahwa sel punca itu sendiri adalah sel yang menjadi awal mula dari berbagai jenis sel dalam tubuh. Sel punca berfungsi untuk mengganti dan memperbaiki sel-sel pada tubuh yang mengalami kerusakan.
Sel punca memiliki 2 kemampuan yaitu, differentiate dan self-regenerate. Differentiate adalah kemampuan sel punca untuk beriferensiasi menjadi beragam jenis sel yang khas (spesifik), seperti sel saraf, sel otot jantung, sel pankreas, dan sebagainya. Self-regenerate (self-renewal) adalah kemampuan sel punca untuk beregenerasi (memperbaharui diri sendiri), yaitu mampu memperbanyak diri secara terus menerus dengan bereplikasi atau pembelahan sehingga diperoleh sel yang memiliki karakteristik yang sama dengan sel induk.