Mohon tunggu...
Bearcat traveler
Bearcat traveler Mohon Tunggu... Part-time -

Solo Backpacker

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puisi | Berdosa Sekali Lagi

8 April 2019   03:44 Diperbarui: 8 April 2019   04:17 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Akhir jumpa, tak lagi rok mini baju ketat, lumuran bedak lipstik dan pensil alis jua aroma nipis sikis.

Gemulai paras duniawi terbungkus jahitan daster ibu, taplak meja tak luput dari mahkota hingga dada. Kini tubuh molek sirna dipelupuk birahi; terpaksa jakun  menahan pahit getir rona purnama, harusnya malam nanti  munajat sunnah rasul.

Dengan kepala layu mata sayu rayu dibalik nikab; sayitan getah bening penuh nelangsa ruruh bercampur aduk;  adakah dari perigi yang jernih mengalir air mata yang penuh dosa nestapa.

" ijinkan aku berdosa sekali lagi walau hanya menatap matamu; setelahnya biarkan aku hijrah wahai kekasih dambaan hati dan biarkan jubah ini menutupi luka yang pernah kita gores bersama". 

Tersungkur kau dihadapanku bertangis piluh memohon putuskan benang yang aku ulur jauh ke-timur lalu dengan mudah angin hembuskan ke-barat.

Pulanglah dan beri tahu ayahmu; aku akan datang meminang adikmu agar kau lebih terluka dan luka-luka itu tak pernah sirna.

" sejahat itukah diri yang pernah kau hinakan diatas peraduan" 

Bearcat

Surabaya, Senin 8 april 2019

03:43.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun