Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konflik Israel-Iran: Serangan Preventive, Siapa yang Dahulu

6 Oktober 2024   18:41 Diperbarui: 6 Oktober 2024   18:56 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (https://t.me/+NIGOAV14OjszMGMy

Iran menyerang Israel dalam skala besar sudah dua kali, yaitu tanggal 13 April 2024 setelah serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus yang menyebabkan 2 jenderal Iran dan 5 petugas tewas. Seranmgan kedua pada tanggal 1 Oktober 2024 setelah serangan Israel terhadap pimpinan Hizbullah   Hasan Nasruollah  dan komandan seniru lainnya. Sebagai akibatnya tentu saja Israel akan membalas serangan tersebut. Pilihan itu harus dibuat untuk mengembalikan citra negara Israel yang nyatanya dikatakan terkuat di Timur Tengah.

Sehubungan dengan rencana Israel dalam menyeran Iran, dan telah mendapat lampu hijau dari Washinton untuk melakukan serangan dalam waktu dekat. Berbagai rumor menyatakan akan dilakukan dalam beberapa jam mendatang, dan rumor paling lama dalam waktu 70 jam kemudian. Komandan Komando Pusat AS Jenderal Michael Kurila tiba lebih awal di Tel Aviv di mana dia akan membantu merencanakan serangan balasan Israel terhadap Iran (06-10-24).

Sehubungan dengan rencana Israel untuk menyerang Iran, muncul spekulasi apakah Iran akan melancarkan serangan terlebih dahulu guna mengurangi risiko kerusakan yang lebih parah. Spekulasi ini didasarkan pada kemungkinan bahwa Iran mungkin merasa lebih strategis untuk menyerang Israel terlebih dahulu, daripada menunggu serangan dari Israel dan kemudian membalas. Sejauh ini, Iran telah dua kali melancarkan serangan militer besar-besaran terhadap Israel, sehingga Israel merasa memiliki hak untuk melakukan tindakan balasan terhadap Iran. Dalam upaya mengantisipasi serangan Israel, opsi bagi Iran untuk melakukan serangan pendahuluan dapat dipertimbangkan dengan tujuan melumpuhkan kemampuan militer Israel sementara waktu dan mengurangi risiko serangan yang lebih destruktif di kemudian hari.

Dalam konteks strategi militer terkait potensi konflik antara Israel dan Iran, pertanyaan apakah Iran sebaiknya melancarkan serangan lebih dahulu untuk mengurangi kerusakan dari potensi serangan Israel merupakan isu yang kompleks dan melibatkan pertimbangan strategis yang mendalam. Keputusan ini menuntut analisis yang mencakup berbagai faktor, seperti kesiapan militer, efektivitas serangan pendahuluan, serta potensi dampaknya terhadap eskalasi konflik. Pertimbangan utama dalam strategi ini adalah apakah menyerang lebih dahulu akan memberikan keuntungan taktis atau justru mempercepat reaksi balasan yang lebih merusak dari Israel. Mengingat sejarah keterlibatan militer kedua negara, prinsip-prinsip seperti preemptive strike dan deterrence memainkan peran penting dalam menentukan pendekatan terbaik yang dapat membantu Iran mencapai tujuan strategisnya, sembari meminimalkan risiko terhadap keamanan nasionalnya.

1.  Strategi Serangan Preemptive

Jika Iran merasakan ancaman langsung dari Israel---khususnya terkait kemampuan Israel untuk melakukan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran---melancarkan serangan pendahuluan dapat dipandang sebagai upaya untuk mengurangi risiko tersebut. Serangan ini bertujuan untuk menetralisir dan melumpuhkan infrastruktur militer kritis Israel, seperti pangkalan udara, sistem rudal, serta pusat komando dan kendali, sehingga mengurangi kemampuan Israel untuk merespons secara efektif dalam situasi konflik. Selain itu, serangan pendahuluan juga bisa berfungsi sebagai unjuk kekuatan, menunjukkan bahwa Iran tidak akan secara pasif menunggu serangan dan siap mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi kepentingannya..

Dengan melancarkan serangan terlebih dahulu, Iran berpotensi menetralisir kemampuan militer dan infrastruktur utama Israel, yang dapat mempersulit Israel untuk melakukan serangan balasan dalam skala penuh. Serangan pendahuluan ini juga bisa berfungsi sebagai pencegah psikologis, mengirimkan sinyal kuat kepada Israel dan negara-negara regional lainnya bahwa Iran siap mengambil tindakan tegas dalam menghadapi ancaman. Selain itu, serangan yang tidak terduga dapat mengganggu perencanaan strategis Israel, memaksa mereka untuk bersikap reaktif, yang berpotensi menimbulkan kebingungan operasional dan kesalahan di pihak Israel, serta memperlemah efektivitas respons mereka.

Di sisi lain, serangan pendahuluan terhadap Israel membawa beberapa risiko signifikan. Serangan semacam itu kemungkinan besar akan meningkatkan ketegangan secara dramatis, memicu perang skala penuh yang dapat melibatkan banyak aktor regional dan global. Israel memiliki infrastruktur militer yang kuat, termasuk sistem pertahanan rudal yang canggih, yang dapat membatasi efektivitas serangan awal Iran. Selain itu, setiap serangan yang berhasil dilakukan oleh Iran dapat memicu serangan balasan yang menghancurkan dari Israel. Serangan pendahuluan juga berisiko mengisolasi Iran di kancah internasional, memperburuk hubungan diplomatik, meningkatkan sanksi ekonomi, dan memicu dukungan militer yang lebih besar untuk Israel dari sekutu-sekutu Barat.

2. Perspektif Israel

Israel memiliki doktrin strategis yang mengedepankan tindakan pencegahan dan serangan pendahuluan. Secara historis, mereka telah bertindak berdasarkan intelijen yang menunjukkan adanya ancaman nyata dan mendesak, seperti dalam Perang Enam Hari pada 1967. Jika Israel menilai bahwa Iran hampir mencapai kemampuan nuklir atau secara signifikan memperkuat kekuatan militernya, kemungkinan besar mereka akan melancarkan serangan pendahuluan untuk mencegah ancaman tersebut berkembang lebih jauh. Dukungan kuat dari Amerika Serikat dan sekutu Barat lainnya sangat mungkin diperoleh, tidak hanya dalam bentuk bantuan militer tetapi juga melalui perlindungan diplomatik di panggung internasional jika konflik terjadi. Ini memberi Israel keunggulan strategis dalam melancarkan serangan lebih awal, dengan mengandalkan koordinasi dan bantuan dari sekutu globalnya, terutama dalam menghadapi potensi konsekuensi dari serangan Iran.

Dengan menunggu serangan dari Israel, Iran dapat menjustifikasi tindakannya sebagai pembalasan yang sah, yang berpotensi menarik lebih banyak simpati dan dukungan internasional. Pendekatan ini membantu Iran menghindari stempel agresor di mata dunia dan lebih mudah menggambarkan dirinya sebagai korban serangan militer yang tidak dibenarkan. Selain itu, strategi pembalasan ini memungkinkan Iran memperkuat aliansi dengan negara-negara dan kelompok-kelompok yang bersimpati di kawasan, yang mungkin lebih condong mendukung Iran dalam konflik, terutama jika mereka melihat Iran bertindak hanya untuk mempertahankan diri, bukan sebagai provokator. Hal ini dapat memberi Iran posisi diplomatik yang lebih kuat dalam menghadapi tekanan global.

3. Analisis Minat

Iran memiliki kepentingan strategis untuk mempertahankan pengaruhnya di kawasan serta melanjutkan pengembangan kemampuan nuklirnya, yang dianggap sebagai upaya perlindungan dari ancaman eksternal, terutama dari Israel. Secara historis, Iran telah menjadi sasaran serangan udara Israel terhadap fasilitas nuklirnya, termasuk pembunuhan ilmuwan nuklirnya. Serangan ini merupakan bagian dari strategi Israel untuk menunda atau menghentikan kemampuan nuklir Iran yang dianggap sebagai ancaman.

Dari perspektif Iran, serangan pendahuluan mungkin dapat memenuhi tujuan militer jangka pendek, seperti melemahkan infrastruktur militer Israel dan memberikan pesan tegas bahwa Iran tidak akan menunggu untuk diserang. Namun, serangan seperti itu berisiko tinggi, termasuk kemungkinan isolasi internasional yang semakin parah dan potensi tindakan balasan yang besar dari Israel maupun sekutu-sekutunya, terutama Amerika Serikat. Serangan pendahuluan Iran juga dapat memperparah konflik di kawasan, berpotensi memicu perang regional yang lebih luas, yang akan melibatkan kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, yang pada akhirnya akan merugikan stabilitas Iran secara keseluruhan.

Dengan demikian, Iran harus menimbang baik-baik antara keuntungan militer jangka pendek dari serangan pendahuluan dengan potensi dampak jangka panjang yang negatif, termasuk kerusakan diplomatik dan militer. Strategi pembalasan mungkin lebih aman dari perspektif internasional, karena memungkinkan Iran untuk mempertahankan dukungan politik dan moral dari negara-negara yang bersimpati pada posisinya sebagai pihak yang "diserang," bukan provokator.

4. Kesimpulan

Mengingat berbagai faktor strategis yang telah dibahas, sepertinya lebih menguntungkan bagi Iran untuk mengadopsi pendekatan yang lebih hati-hati dengan mempertimbangkan untuk menunggu serangan Israel sebelum melakukan balasan. Pendekatan ini tidak hanya akan memberikan Iran landasan moral dan legal di panggung internasional, tetapi juga memungkinkan mereka untuk mempertahankan kapasitas militer mereka secara optimal. Namun, keputusan ini sangat tergantung pada penilaian intelijen, situasi geopolitik yang dinamis, dan seberapa mendesaknya ancaman yang dirasakan dari Israel.

Baik Iran maupun Israel memiliki kemampuan militer yang signifikan, dan setiap langkah yang diambil akan dipengaruhi oleh doktrin militer serta dinamika kekuatan di kawasan. Dengan demikian, apakah Iran harus melancarkan serangan terlebih dahulu atau menunggu serangan Israel adalah pertimbangan yang melibatkan risiko tinggi serta konsekuensi jangka panjang. Situasi yang terus berubah, termasuk kesiapan militer, upaya diplomasi, dan sentimen publik, akan sangat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh kedua belah pihak. 

oOo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun