Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Omicron? Jangan Takut, Ada Air Panas

23 Desember 2021   12:00 Diperbarui: 23 Desember 2021   13:49 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi varian Omicron. pixabay.com

Omicron adalah nama varian virus korona yang dispesifikasi sebagai varian SARS-CoV-2: B.1.1.529. Dinyatakan pada tanggal 26 November 2021.  Varian virus ini dilaporkan pertama kali tanggal 24 November 2021 setelah dicirikan oleh tiga puncak yang berbeda dengan kasus terakhir yang didominasi oleh Delta. Infeksi yang terjadi meningkat dengan tajam, dengan kemunculan varian B.1.1529. Infeksi yang terjadi pertama kali dikumpulkan dari specimen pada tanggal 9 November2021.

Varian ini bermutasi dalam jumlah banyak, dan berbeda dengan  virus sebelumnya, dan terdapat bukti awal terjadi nya peningkatan infeksi ulang dengan varian ini. Jika dibandingkan dengan varian virus lainnya kasus ini hampir menyebar ke semua provinsi di Afrika Selatan (terakhir 26 Desember 2021, ada laporan telah menyebar ke 90 negara). Penyebaran virus ini berbeda dengan virus sebelumnya, hasil pemeriksaan gen S dapat diketahui kemunculan varian baru, pada lonjakan infeksi daripada sebelumnya, dan varian ini mungkin memiliki keunggunlan pertumbuhan, dalam arti kata menyebar lebih cepat dari pada varian sebelumnya. Bukti-bukti dan hasil evaluasi terhadap temuan ini WHO menyatakan bahwa varian virus ini termasuk VOC, senyawa organik yang berbahaya bagi kesehatan manusia, dan varian B.1.1.529 ditetapkan sebagai VOC, bernama Omicron.

Situs https://www.who.int menyatakan bahwa penularan, dan tingkat keparahan dari virus ini belum jelas. Namun walaupun demikian bukti awal menunjukan bahwa mungkin ada peningkatkan resiko infeksi ulang degnan Omicron, dalam arti orang-orang yang telah pernah trerinveksi Covid-19 dapat terinfeksi ulang denganlebih muda dengan Omicron, dibandingkan dengan varian lainnya. Efektifitas vaksin tentunya hampir sama dengan varian virus lainnya, tidak satupun vaksin yang mampu menahan atau kebal terhadap infeksi virus korona, dalam pemahaman bahwa orang-orang sudah divaksin masin tetap bisa diinfeksi virus Omicron. Efektifitas yang dimungkinkan untuk adanya vaksin akan mengurangi keparahan, dan mengurangi resiko kematian,

Efektivitas vaksin: WHO bekerja sama dengan mitra teknis untuk memahami dampak potensial dari varian ini pada tindakan pencegahan kami yang ada, termasuk vaksin. Vaksin tetap penting untuk mengurangi penyakit parah dan kematian, termasuk melawan varian dominan yang beredar, Delta. Vaksin saat ini tetap efektif melawan penyakit parah dan kematian. Saat ini, WHO sedang berkoordinasi dengan sejumlah besar peneliti di seluruh dunia untuk lebih memahami Omicron. Studi yang sedang berlangsung atau sedang berlangsung segera mencakup penilaian penularan, tingkat keparahan infeksi (termasuk gejala), kinerja vaksin dan tes diagnostik, dan efektivitas pengobatan. Sementara riset ke arah ini masih berlangsung, untuk mengetahui terhadap varian Omicron apakah memiliki karakteristik penularan atau penyakit yang berbeda, atau berdampak pada efektivitas vaksin, terapi, diagnostik atau kesehatan masyarakat dan tindakan sosial.

VArian Omicron telah ditetapkan sebagai Variant of Concern, sehingga  WHO merekomendari negara-negara untuk melakukan tindakan peningkatan pengawasan dan pengurutan kasus dan harus terus menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang efektif untuk mengurangi sirkulasi COVID-19 secara keseluruhan, menggunakan analisis risiko dan pendekatan berbasis sains. Mereka harus meningkatkan beberapa kesehatan masyarakat dan kapasitas medis untuk mengelola peningkatan kasus. Sehingga tidak heran berbagai negara telah melakukan penguncian, dan mengurangi aktifitas pertemuan sejalan meningkatnya infeksi Covid-19 di negara tersebut.

Omicron adalah varian dari virus Covid-19 akibat yang dihasilkan terhadap tubuh manusia hampir sama dengan varian lain. Pada umumnya Covid-19 menyebabkan penyakit, sebagai akibat infeksi yang terjadi di dalam tubuh. Covid-19 dapat menyebabkan tubuh mendapat penyakit serius memperburuk penyakit diabetes, jantung, penayakit saluran pernafasan kronis, dan kanker. Covid -19 juga dapat menyebabkan kegagalan organ tubuh, seperti jantung, ginjal, paru-paru, otak, gangguan percenaan, serta kesuburan. Covid-19 juga dapat menghasilkan infeksi parah seluruh bagian tubuh, Septic shock, dengan berkembangnya bakteri di dalam tubuh mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Pada umumnya Covid-19 menyebabkan pneumonia sebuah infeksi dari paru-paru dengan berkembangnya bakteri, sebagai penyerta virus. Seseorang dapat  saja meninggal dunia jika infeksi semakin parah, dan atau terjadi kegagalan organ tubuh.

Covid-19 menyebar melalui udara, walaupun kalangan kesehatan masih meragukan hal ini. Namun infeksi yang terjadi adalah melalui udara yang masuk ke dalam paru-paru bersama udara yang diisap ke dalam tubuh. Seseorang dapat saja te rpapar virus di satu tempat atau ruangan yang telah terdapat virus dalam jumlah banyak, dan akan mendapat Covid-19 jika daya tahan tubuh mereka tidak mampu melawan infeksi virus. Tubuh akan memberikan respon, dan infeksi berlanjut, tubuh akan sakit. Infeksi akan berawal pada saluran pernafasan bagian atas (ISPA). Mulai dari hidung, sinus, faring, laring atau trakea ( bagian dari tenggorokan). Ketika saluran pernafasan atas terserang infeksi, maka akan diikuti oleh infeksi bakteri, sehingga timbul lendir, ingus, rasa kering, dan gatal. Sehingga seseorang akan pilek (mengeluarkan lendir, dan batuk. Pada infeksi yang parah, infeksi ini sampai pada paru-paru dan menimbulkan peradang paru-paru atau pneumonia, Sehingga  membuat orang kena Covid-19 kesulitan bernafas, dan nafasnya sesak. Kondisi akan berlanjut jika infeksi tidak terkendali, virus korona masuk ke dalam sel, dan masuk ke aliran darah, dan menyebar ke seluruh organ tubuh. Bisiasanya virus akan menetap pada tempat-tempat tertentu yangmempunyai reseptor, dan membangkitkan infeksi. Pada kondisi yang paling buruk, organ tubuh tersebut akan gagal, dan menyebabkan kematian.

Penyebaran virus Covid-19 di dalam tubuh bisa dia kendalikan pada tahap awal=awal infeksi. Bagaimanapun pada tenggorokan terdapat reseptor. Biasanya penyakit flu biasa juga mengalami peradangan pada tempat yang sama, demikian juga dengan Covid-19. Tenggorokan akan kering, dan gatal pada hari pertama dan kedua dari mulai awal terpapar virus. Infeksi akan berkembang pada hari ke-4 dan ke-5 dan menyebabkan demam.  Pengendalian, tersebut bisa dilakukan pada awal-awal infeksi yaitu hari pertama sampai dengan hari ke-3 paling lambat, akan tetapi lebih baik pada hari pertam, atau satu setengah hari setelah terpapar, sampai dengan 2 hari untuk mudah melakukan penanganannya. Bagaimanapun infeksi sekunder belum menyebar dan belum menyebabkan demam pada tubuh, namun reaksi dari infeksi Covid-19 sudah bisa dideteksi.

Untuk pengendalian ini hanya membutuhkan terapi, yaitu terapi air panas. Air panas di mana sampai batas tertentu yang mampu diterima oleh tubuh atau tenggorokan. Sejatinya  struktur virus korona terdiri dari susunan protein. Genom virus corona terdiri dari 30000 nukleotida. Ini mengkodekan empat protein struktural, protein Nukleokapsid (N), protein Membran (M), protein Spike (S) dan protein Envelop (E) dan beberapa protein non-struktural (nsp). (Penulis bukanlah seorang Dokter, atau Virologist, tapi seorang Insinyur, informasi ini diperoleh dari  tulisan "Novel 2019 coronavirus structure, mechanism of action, antiviral drug promises and rule out against its treatment, Subramanian Boopathi,a Adolfo B. Poma,b and Ponmalai Kolandaivel, J Biomol Struct Dyn. 2020 : 1--10. Published online 2020 Apr 30). Sebagai sebuah protein pasti mempunyai keterbatasan terhadap temperatur. Terdapat bagian yang lemah pada rantai protein, dan akan terganggu ketika terjadi peningkatan temperatur. Senyawa protein mengalami denature pada temperatur 40 oC. pada kondisi denature

 Pada umumnya pada 41 OC (105 oF) akan memutuskan interaksi dibanyak protein, dan mengubah sifat mereka. Masa transmisi terjadi antara 37-38 oC. Pada temperatur ini aktivitas atau fungsi protein akan diubah. Jika bentuk protein diubah sedemikian parah sehingga protein tidak lagi berfungsi, protein dikatakan terdenaturasi. Hal yang sama juga akan terjadi pada protein virus Covid-19, termasuk Omicron. Bagaimanpun di dalam sel virus tersebut terdiri dari rangkaian protein, lemak, dan partikel lain sebagaimana makhluk hidup lainnya. Setting air panas yang dapat diminum sekitar 48 oC, temperatur air panas paling tinggi mencapai batas yang dapat merusak kulit sekitar 71oC. Di atas temperatur tersebut permukaan kulit akan melepuh demikian juga dengan kerongkongan. Akan ada iritasi tambahan yang memungkinkan tumbuhnya bakteri dipermukaan kulit lidah, rongga mulut, dan kerongkongan. Walaupun pada umumnya rongga mulut, dan sampai lambung tahan temperatur tinggi dibandingkan kulit lainnya ditubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun