Negara Indonesia adalah salah satu negara pengekspor kelapa yang cukup sukses. Kelapa bulat asal Sumatera Selatan sudah banyak diekspor ke berbagai negara Asia Tenggara lainnya. Namun ada berita tidak mengenakkan dimana kontainer asal Indonesia yang berisi kelapa bulat ditolak oleh Thailand. Apa alasannya?Â
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Sumatera Selatan, Rudi Arpian, menyatakan dalam peristiwa ada 25 kontainer kelapa bulat yang ditolak oleh Thailand.
Seperti dilansir oleh Ekosis.id, kelapa merupakan salah satu produksi pertanian dan perkebunan andalan dari Sumsel. Dalam catatannya, Sumatera Selatan memiliki luas kebun 66.236 hektare dengan perincian 5.780 hektare tanaman belum menghasilkan dan 51.208 hektare merupakan tanaman sudah panen. Dari jumlah tersebut terdata setiap tahunnya Sumatera Selatan berhasil memproduksi 57.732 ton kelapa. Selain dijual dalam bentuk utuh, kelapa juga dijadikan kopra, santan dan juga arang tempurung. "Sumsel juga mulai ekspor hilirisasinya berupa santan kelapa ke Cina dan Hong Kong."
Pada akhir tahun 2019, konsumen asal Thailand memulangkan 25 kontainer kelapa dengan alasan kelapa sudah ditumbuhi tunas ketika tiba di negara tujuan. Alasannya sama seperti kejadian di tahun 2018, karena ada tungau pada kelapa tersebut! Akibat peristiwa itu, pengusaha dalam negeri mengalami kerugian dan negara kehilangan potensi devisa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H