Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemuka Agama: Gembala ataukah Serigala?

5 Februari 2022   11:06 Diperbarui: 5 Februari 2022   11:13 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan Sabtu 5 Februari 2022

Mrk 6:30 Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. 31 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. 32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. 33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. 34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.

Renungan

Kasus pemerkosaan seorang guru pesantren di Kota Bandung, Jawa Barat menghebohkan masyarakat. Dua belas murid perempuannya selama lima tahun, dari  tahun 2016 - 2021, jadi korban tindakan bejatnya. Beberapa di antaranya hamil dan ada yang sudah melahirkan. Tak hanya itu  ternyata anak-anak yang lahir diaku sebagai yatim piatu dan dijadikan alat untuk meminta  sumbangan kepada sejumlah pihak. Menurut Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, bayi yang sudah dilahirkan akibat tindakan bejat HW berjumlah sembilan orang dari empat santriwatinya. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Garut menyebutkan, telah lahir delapan bayi dari tujuh korban (lih. Kompas.com)

Kasus lain terdakwa LLN alias BA dituntut 14 tahun penjara dan denda Rp 100 juta karena kekerasan seksual terhadap anak Panti Asuhan Kencana Bejana Rohani Depok.

BA sang  "kelelawar malam" selalu beraksi lewat tengah malam, dengan pakaian serba hitam. Seorang korban begitu takut untuk buka suara. "Kami tidak bisa melakukan apapun karena hidup kami ada di tangannya. Kami tidak bisa balik menyerang karena kami yakin tidak akan ada yang membantu. Kami tidak memiliki siapa-siapa di sini. Kami tinggal jauh dari orangtua, dan tidak tahu ke mana harus melapor. Kami juga tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri kami jika BA dilaporkan"(lih.Kompas.com).

Betapa bertolak belakangnya dua peristiwa itu dengan narasi bacaan Injil hari ini. Kedua belas murid-Nya berkumpul kembali dari menjalankan tugas perutusan-Nya. Mereka memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Yesus mengajak mereka: "Marilah ke tempat sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Lalu berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.

Kehadiran Yesus memang selalu menyedot perhatian orang banyak. Pada waktu orang banyak melihat mereka bertolak dan mengetahui tujuan mereka, dengan mengambil jalan darat  orang banyak datang dari semua kota mendahului mereka ke tempat itu. Mereka selalu mencari ke mana pun Yesus pergi. Yesus jadi andalan kehidupan  orang banyak. Oleh karena itu, ketika Yesus mendarat dan melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan. Mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala.

Situasi orang banyak itu seperti keadaan umat Allah ketika tidak akan lagi bersama Musa. Saat itu berkatalah Musa: "Biarlah TUHAN, Allah dari roh segala makhluk, mengangkat atas umat ini seorang yang mengepalai mereka waktu keluar dan masuk, dan membawa mereka keluar dan masuk, supaya umat TUHAN jangan hendaknya seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala."(Bil 27:15-17)

Atau posisi Yesus ditempatkan mirip posisi Musa ketika tiba saatnya tidak lagi akan dapat menggembalakan bangsa pilihan-Nya. Maka Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka. Yesus tidak dapat lepas tangan. Yesus adalah Allah yang selalu "cawe-cawe" terlibat, mendampingi, menyertai, melibatkan diri dalam perjalanan hidup manusia.  "Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu." (Yoh 14:18).

Betapa bertolak belakangnya sikap Yesus dengan sikap HW dan BA itu. Terhadap orang banyak yang lemah tak berdaya,  Yesus mengajak murid-murid-Nya untuk tampil dan hadir sebagai gembala bagi mereka. Tergerak hati oleh belas kasih. Sedang HW dan BA justru beringas, buas bagai serigala memangsa murid-muridnya yang lemah papa. HW dan BA kehilangan kiblat. Pagar makan tanaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun