Bacaan Selasa 23 November 2021
Luk 21:5 Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: 6 "Apa yang kamu lihat di situ? Akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan." 7 Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?" 8 Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. 9 Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera." 10 Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, 11 dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.
Renungan
Seorang anak gadis sharing pengalaman merawat ibunya yang sakit. Selama ini ibunya yang cantik, tidak menampakkan gejala apa-apa. Biasa saja. Ibunya yang tinggi besar mirip almarhumah Verawaty Fajrin itu sehat walafiat. Meski sudah gadis, ia kerap bermanja ria bergelayutan di pundak ibunya. Tiada hari tanpa mendekap, merangkulnya dengan mesra.
Sampai suatu ketika ibunya divonis kanker rahim stadium 4. Sakit yang tak pernah dipikirkannya. Operasi pengangkatan rahim  dilakukan. Beberapa hari kemudian ditemukan ketidakberesan pada usus, dilakukanlah operasi kedua. Untuk buang air besar kini tidak lagi lewat duburnya. Melainkan lewat saluran buatan di bagian perutnya. Anak gadis itu mual-mual setiap kali membersihkan kotoran ibunya. Kecantikan dan kegagahan ibunya kabur sudah. Kegemasan, kedekatan fisikal dengan ibunya melemah. Kini enggan bersentuhan dengan ibunya. Tidak tahan. Muntah-muntah.
Bacaan Injil hari ini menarasikan  Bait Allah yang akan diruntuhkan. Menjelang perayaan Paskah Yahudi, Yesus memasuki kota Yerusalem. Di Yerusalem beberapa orang berbicara tentang Bait Allah. Mereka begitu tertegun dan terpesona akan keindahan Bait Allah. Kagum luar biasa! Berkatalah Yesus: "Akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."
Perkataan Yesus itu tentu tidak dapat dimengerti para murid-Nya. Seperti tidak akan mengertinya si gadis yang dengan gemas mendekap dan merangkul ibunya,  tiba-tiba mendengar seseorang berkata: "Akan tiba saatnya kamu  mual-mual dan muntah-muntah bersentuhan dengan ibumu!". Wajar jika gadis itu seperti para murid-Nya bertanya kapan itu terjadi dan apa tandanya?
Yesus tidak memberikan jawaban mengenai  saatnya. Ia meminta para murid-Nya waspada. Murid-murid-Nya mesti berjaga-jaga, dalam keadaan melek, "weruh", siuman, sadar sepenuhnya. Untuk waspada, ada dua hal yang diperhatikan. Pertama jangan sampai disesatkan saat  ada penyesatan. "Banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia.  Saatnya sudah dekat.". Waspadalah. Jangan ikuti para penyesat. Jangan sesat dan tersesat.
Kedua janganlah terkejut saat ada hal-hal yang mengejutkan. "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi yang dahsyat. Di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit. Apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut.Â
Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera."  Jangan kaget ketika terjadi perubahan-perubahan yang mengejutkan dalam kehidupan. Seperti mengejutkannya perubahan gadis yang semula bermanja-ria mendekap dan merangkul ibunya, kini jadi  mual dan muntah-muntah berada disampingnya. Waspadalah. Siaplah dengan perubahan-perubahan yang mengejutkan.
Kini  kita sedang hidup di zaman serba tidak jelas.  Samar-samar batas antara yang benar, seolah-olah benar, dianggap benar dan tidak benar. Semua campur aduk tidak karuan. Fakta kebenaran tidak lagi terlalu berpengaruh terhadap pembentukan opini masyarakat dibandingkan dengan emosi dan keyakinan personal. Kebohongan buatan  memainkan perasaan dan keyakinan menyamar mau menjadi kebenaran. Media sosial semakin membuatnya lebih riuh, bising, super sepat bergerak, berubah, bertambah dan berkembang biak.Â