Â
Bacaan,  Rabu  12  Mei  2021
Yoh 16:12 Dalam amanat perpisahan-Nya,Yesus berkata :"Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. 13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. 14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. 15 Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."
Renungan
"BODOH!" Â Itulah nama "babtis"baru yang dideklarasikan kakak adik empat puluh tahun lalu. Kenapa begitu? Tiga tahun sebelumnya penghasilan sebulan tujuh puluh lima ribu rupiah. Bagi seorang bujangan lebih dari cukup untuk hidup sendirian. Bisa bantu biaya sekolah adik-adik. Namun saat hijrah ke Muntilan, selama dua tahun pertama harus mulai dari nol. Dengan pengasilan hanya seperlimanya, tidak cukup untuk hidup sebulan. Tidak dapat lagi bantu adik-adik. Benar-benar kena kanker, kantong kering.Â
Selama puluhan tahun, dari bodoh, tolol, tidak  mengerti perjalanan hidup ini, lewat proses perlahan meraba-raba dalam kegelapan, menemukan kelap-kelip kunang-kunang kehidupan. Terbit sekilas fajar harapan hidup baru yang lebih menjanjikan sekalipun samar-samar dan tersamar. Bertemu tulang rusuk, perempuan hadiah terindah dari Allah sebagai isteri, partner dan sayap  kehidupan. Lolos jadi PNS, setelah beberapa kali gagal uji kompetensi. Munculnya kebijakan penetapan angka kredit untuk kenaikan golongan dan pangkat yang relatif dua tahunan lebih cepat. Adanya kebijakan tunjangan profesi. Pemberian THR dan gaji ke-13. Dan diperkenankan lulus, purna tugas. Wauw semuanya itu terjadi di luar prediksi.  Singkat kata banyak hal terjadi dalam hidup ini tidak dimengerti. Itu semua penyelenggaraan Ilahi.
Bacaan Injil hari ini kiranya dapat lebih dipahami dengan teropong susasana batin penyelenggaraan ilahi, yang tidak serta merta segera  dapat dipahami. "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya". Murid-murid Yesus tetap tidak memahami makna kepergian-Nya kepada Bapa, Allah yang benar, Allah yang kasih-Nya tanpa batas. Bahwa  Roh Kudus, Roh Kebenaran  akan datang dan memimpin mereka pada kekudusan dan kebenaran, tidak mereka tangkap maksudnya.Â
Bahwa Roh-Nya akan melanjutkan karya-Nya. Bahwa Roh-Nya akan memimpin mereka untuk lebih mengerti peristiwa dan kejadian yang menimpa, salib dan kebangkitan-Nya. Bahwa Roh-Nya akan menerangkan apa yang didengarnya dari Allah Bapa. Bahwa Roh-Nya akan menghubungkan kembali relasi mereka dengan Yesus yang bangkit. "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang"
Setelah Yesus pergi, penyelenggaraan Ilahi, tetap terjadi. Bapa, Allah yang benar, tanpa batas mengasihi. Yesus Allah yang manusiawi habis-habisan mengasihi. Roh Kudus, Allah yang  mengobarkan nyala semangat kasih tiada henti. Allah yang kasih-Nya abadi. Dengan penyelenggaraan-Nya, para murid akan semakin memuliakan-Nya. Pernyataan mengenai relasi Yesus dengan Bapa, akan semakin menjadi jelas oleh penyelenggaraan dan campur tangan  Roh-Nya. Roh-Nyalah yang menjadikan manusia gathuk, connect dengan Bapa dalam Yesus.  "Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."
 Apa yang dapat dipetik dari permenungan ini? Jika diberi kesempatan berganti jalan hidup, tetapkah bertahan pada jalan hidup kristiani? Mengapa? Bagaimana jejak-jejak penyelenggaraan ilahi dalam kehidupan diri terlacak? Â
Sungguhkah menemukan peranan Roh-Nya dalam melakoni kristianitas? Sungguhkah Allah yang dikenali adalah Allah yang benar, yang diwartakan Yesus Sang Jalan Kebenaran, yang ditawarkan oleh Roh Kebenaran? Maukah menanggapi tawaran Roh-Nya yang menggathukkan dengan Bapa, Allah yang benar, yang kasih-Nya tanpa batas dalam Yesus Nazaret, meski dunia akan mencap bodoh? Bagaimana mengaktualkan karya Roh Kebenaran dalam keseharian?