Bacaan, Selasa,  4 Mei  21
Yoh 14:27 "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. 28 Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. 29 Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. 30 Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku. 31 Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini."
Renungan
"Berkah dalem!".Istilah khas yang kerap diucapkan orang katolik, suku Jawa. Diucapkan saat mereka bertemu dan berjabat tangan. Saat menyampaikan salam pembuka atau penutup pertemuan. Istilah "Berkah dalem" , merupakan rumusan singkat jelas, tegas  dan gamblang akan posisi orang kristiani sebagai pengikut Yesus. Karena nama Yesus Kristus, orang kristiani sudah berada pada posisi selamat. Posisi bersama Allah, bersatu dengan Yesus dalam Roh Kudus. Posisi yang membawa konsekuensi untuk bersama dan bersatu juga dengan sesama dan alam ciptaan-Nya.
Bacaan Injil hari ini terkait dengan karunia damai sejahtera, hadiah keselamatan dalam nama Yesus. Posisi pulihnya hubungan dengan Allah merupakan potensi mendasar untuk memulihkan juga hubungan dengan sesama dan alam ciptaan yang dirusakan. Ketika keselamatan potensial ini menjadi realita, saat keselamatan jadi efektif, nyata dalam kehidupan bersama, maka adalah sukacita. Â
Sukacita merupakan dampak keselamatan. Sukacita muncul sebagai akibat nyata terjadinya rekonsiliasi, rujuk kembali hubungan dengan Allah dan dengan sesamanya. Sukacita teralami ketika kasih menyata. Dialami saat gathuknya manusia dengan Allah, yang sekaligus membuat gathuknya manusia dengan sesamanya. Sukacita bukan karena senang, keinginanya terkabul, lancar hidupnya, tidak ada masalah, sukses, sehat, kaya, berpangkat, popular, rupawan. Sukacita karena dalam nama Yesus sudah berada pada posisi sebagai manusia benar, manusia selamat. "Yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu"
Pada zamannya,Yesus sudah mengalami penolakan.Murid-murid-Nya dikucilkan dan dianiaya. Penolakan ini akan terus menerus ada semasih ada yang alergi dan anti Kristus. Orang beriman mesti lihat kiblat,Yesus sendiri. Dengan gagah berani Yesus  menghadapi penyaliban. Paskah, kemuliaan kebangkitan dialami-Nya lewat Golgota. Maka sabda-Nya :"Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku"
Yesus tegaskan kuasa Bapa, kuasa Allah yang benar lebih dahsyat .Ini mesti jadi pegangan untuk tetap bertahan, konsisten dan konsekuen di jalan salib, jalan keselamatan. Â , sebagaimana Ia sudah menjalaninya. "Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku". Inilah damai sejahtera, keselamatan paripurna yang dianugerahkan Yesus Tuhan, lewat salib.. Â
Manakah yang akan dihidupi? Saya  sudah selamat dalam Yesus, maka hidup dengan baik, benar dan bagus? Atau hidup dengan baik, benar dan bagus supaya selamat? Bagaimana keselamatan paripurna menjadi aktual dalam segala segi kehidupan? Yang damai sejahtera , hidup penuh syukur  sukacita semangat, jadi berkat, pada saat untung dan malang, saat suka dan duka, saat sehat dan sakit.  Ini  misteri. Berkah dalem!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H