Bacaan  Rabu  30  Maret 2021  Yudas mengkhianati Yesus dan Yesus makan Paskah dengan ,murid-murid-Nya ( Mat 26 : 14  -  27)
Mat 26:14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. 15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. 16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. 17 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" 18 Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku." 19 Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. 20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu 21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." 22 Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?"23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. 24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." 25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."
Renungan
      Dalam sebuah pertemuan, seorang bapak muda yang telah puluhan tahun bekerja di kapal pesiar, sharing perihal keputusannya berhenti dari pekerjaan. Ratusan negara sudah disinggahi. Semua benua pernah diinjak. Bergaji lumayan banyak. Kebutuhan materi tercukupi, bahkan relatif melimpah. Namun ada satu hal yang kerap dijumpai di tempat kerjanya. Kenyataan ada cukup banyak rekannya yang tidak setia pada istri di rumah, berselingkuh. Banyak pula istri yang tidak setia pada suaminya yang berbualn-bulan di lautan luas, selingkuh juga. "Aku dapat segalanya, tapi untuk apa jika kehilangan istri dan anak-anak? Perpisahan  menabur benih perceraian.Ora kumpul ucul" katanya
Visi bapak muda itu dapat digunakan untuk merenungkan bacaan Injil hari ini. Bapak muda itu memandang istri dan anak begitu berharga.Menempatkan nilai keutuhan keluarga  pada tempat pertama, Istri dan anak begitu bermakna, khas, tak tergantikan. Kehilangan sepeda motor, dapat diganti, ditukar, dengan beli lagi yang lebih bagus. Namun istri dan anak begitu istimewa. Bernilai dalam dirinya sendiri. Tak tergantikan.  Relasi dengan anak istri kesetiaan pada keluarga jauh lebih bermakna eksistensial. Dibandingkan dengan relasinya dengan harta kekayaan yang dimilikinya. Beda sekali dengan relasi Yudas dengan Yesus dalam bacaan hari ini.
Relasi Yudas Iskariot dengan Yesus rupanya sudah bergeser. Pekerjaannya sebagai bendahara, pemegang kas komunitas Yesus menggerogoti relasinya dengan-Nya. Matius menarasikan  dengan kalimat "Kemudian  pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu Yudas memandang uang begitu berharga. Menempatkannya pada  tempat pertama. Sehingga kiblatnya kepada uang memutuskan tali silaturahminya dengan Yesus. Uang lebih bermakna baginya dari pada Yesus. ?" Imam-imam kepala membayar tiga puluh uang perak kepadanya.  Dan mulai saat itu Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Apa yang mau dibuat para pemuka agama Yahudi.
Terhadap Yesus, sejak awal bab 26, Matius menarasikan : Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berkatalah kepada murid-murid-Nya "Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan. Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar Kayafas. Mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia (Mat 26 :1-4) Yudas berkongkalikong dengan mereka. Yudas pergi dari komunitas dua belas. Yudas tak lagi mau kumpul. Putuskan tali persahabatannya. Menemui imam-imam kepala, bersekutu dengan komunitas yang memusuhi-Nya. Tidak ada makan siang gratis. Tiga puluh uang perak di tangan, menjadikannya khianat. Yudas lepas. Menyeberang ke komunitas sebelah, yang oposan.
Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Â Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?". Kemudian Yesus menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." Â Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya.".
Yudas main sandiwara. Sudah tahu dan mau berkhianat toh tetap datang dalam acara persaudaraan, makan bersama. Masih  tetap berani bersilat kata "Bukan aku, ya Rabi?" ketika Yesus memberitahukan bahwa salah seorang dari murid-murid-Nya akan menyerahkan-Nya kepada imam-imam kepala. Isi hati Yudas bukan lagi Yesus. Uang lebih memikat, telah merebut dan memenuhi lubuk hatinya. Yesus tak lagi bermakna. Untuk apa bersama-Nya?  Yudas melepaskan diri dari komunitasnya. Yudas tidak kumpul, ucul.
Sungguhkah Allah, Yesus menduduki tempat pertama dalam kehidupan? Apakah yang kerap menggeser kedudukan Allah dalam kehidupan,sehingga mengalahkan-Nya? Tepatkah motivasi mencari keuntungan,upah,pahala dalam berelasi dengan Allah? Bagaimana kualitas relasi dengan komunitas keluarga, masyarakat, Gereja? Apa kecenderungan dominan relasi diri dengan komunitas : suka kumpul, gampang kumpul, jarang kumpul, hindari kumpul, malas kumpul atau emoh kumpul? "Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik" (Luk 4:13) Iblis yang telah dikalahkan Yesus pada pencobaan di padang gurun pada  awal karya perutusan-Nya, kini mengalahkan Yudas. Yudas gantian ke-iblis-an  mencari kesempatan baik untuk menyerahkan-Nya. Yudas memisahkan diri, meng-ekskomunikasikan-Nya. Setia mempertahankan, merawat, menghidupi tali silaturahmi, jadikan hidup penuh syukur  sukacita  semangat, jadi berkat,  Ini  misteri. Ora kumpul ucul, kumpul cucul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H