Mohon tunggu...
Bona Bosanova
Bona Bosanova Mohon Tunggu... wiraswasta -

Siapa diri ku aq tak tahu.. aku adalah dimana tempat ku berada.. aku ada karena aku diharapkan... aku pergi ketika telah ku sempurnakan setapak jejak jalan hidupku.. dan kemudian melangkah lagi melanjutkan kisah hidupku yang lain...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Lucu Aku dan Kakek Pengemis

21 November 2013   05:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:52 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu sore ketika hiruk pikuk macet kota Jakarta sedang bergejok aku melihat seorang kakek2 tua berdiri membawa sebuah kaleng mengiba berharap ada orang yang masih punya hati nurani membantunya dengan sedikit recehan sekedar menyambung hidup. Ia berdiri tak jauh dari motorku yang terhenti karena lampu merah.

Wajahnya yang dipenuhi bewok, kumis dan jenggot serta pakaiannya yang lusuh benar2 telah mengusik hatiku. Saat itu di kantong celana ada uang 5 ribu dan 50 ribu.. Maka dengan keiklasan aku rogoh kantong celana ku mengambil uang 5 ribuan dan memasukkannya ke kaleng yang sedang kakek2 itu pegang. ia tak berkata apa-apa, namun tatapan matanya seolah mampu mengucapkan rasa syukur dan terima kasih.

Sampai di rumah aku rogoh kantong celana ku untuk mengeluarkan uang yang tersisa. Ternyata uang 5 ribu yang seharusnya aku berikan ke kakek2 itu masih ada. Langsung aku tersadar kalau tadi aku telah salah memberikan uang. Dengan penuh keikhlasan akupun merelakan uang 50 ribu yang seharusnya tak kuberikan pada kakek2 itu.

Aku rogoh lagi lebih dalam kantong celanaku. Meski berat aku coba iklas. Tapi apa yang aku dapat. Ternyata uang 50 ribu pun masih ada di dalam kantong ku.. Hah.. Lalu apa yang telah aku berikan pada kakek2 itu?!

OH.. ternyata aku telah memberikan selembar kertas bon pembelian.. Hahaaahaaaa... Maafkan aku kakek.. mungkin memang bukan rejeki kakek.. moga kakek dapat ganti rezeki yang lebih banyak.. 

Lalu aku pun tertegun.. bagaimana expresinya ya ketika kakek itu melihat kalo aku cuma memberi selembar kertas bon.. Wah.. jangan smpai aq disumpain .. turs bisa kualat deh.. sekali lagi maafkan aku ya kek..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun