Mohon tunggu...
BBK 4 Penanggungan
BBK 4 Penanggungan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas Airlangga

BBK-4 Penanggungan "Profesional, Etos Kerja, Keceriaan, Tanggung jawab Menjadi kunci utama kelompok BBK-4 Kami

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Revitalisasi Pola Pikir Masyarakat Desa Penanggungan dalam Mengelola Sampah oleh Mahasiswa Bbk-4 Penanggungan Universitas Airlangga

27 Juli 2024   12:45 Diperbarui: 27 Juli 2024   12:56 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah rumah tangga merupakan salah satu sampah yang susah untuk diuraikan, perlu penanganan pengolahan yang lebih efektif dan terstruktur dalam mengatasi sampah yang menumpuk pada pusat penampungan sampah atau yang disebut dengan "TPU". Desa Penanggungan merupakan salah satu desa yang terletak pada kecamatan Trawas, desa ini memiliki empat dusun didalamnya yang meliputi dusun sendang, ngembes, penanggungan, kemendung. Dalam sektor lingkungan hidup, desa ini memiliki beberapa aset berharga di dalamnya seperti lembah kecubung yang menawarkan perkebunan dan pertanian di dalamnya dan bank sampah dusun penanggungan yang menawarkan proses pengolahan limbah sampah yang sulit terurai.

Akan tetapi, dalam realitas kini tidak dapat dipungkiri bahwa desa penanggungan memiliki tingkat pengelolaan sampah yang cukup kurang, salah satunya adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah agar tidak dibakar. Mayoritas masyarakat desa penanggungan lebih memilih membakar sampah dibandingkan mengolahnya sedemikian rupa agar tidak menimbulkan polusi udara, kurangnya dukungan dari pihak desa terutama perangkat desa menjadikan masyarakat kurang antusias dalam mengelolah sampah. 

Faktor akomodasi tempat penampungan sampah menjadikan mayoritas masyarakat penanggungan lebih memilih membakar sampahnya dibandingkan mengelolah nya, jarak yang jauh antara dusun satu dengan dusun kainnya menjadikan pertimbangan individu dalam mengelolah sampah. Setidaknya hanya terdapat satu bank sampah yang aktif dalam desa penanggungan, bank sampah tersebut terletak pada dusun penanggungan desa penanggungan. 

Didirikannya bank sampah dusun penanggungan berawal pada kelompok tani wanita atau "Kawit" mengikuti sosialisasi terkait cara pengolahan sampah dari pihak wahesta, wahesta sendiri merupakan penggerak komunitas lingkungan hidup kecamatan trawas. kemudian setelah adanya sosialisasi tersebut, masyarakat pada desa penanggungan turut sadar dan berpartisipasi dalam mengelolah sampah. Akan tetapi sangat disayangkan, konsistensi masyarakat menurun pada beberapa tahun mendatang sehingga beberapa bank sampah yang berada pada desa penanggungan mengalami fase tutup atau tidak jalan kembali. Bahkan salah satu bank sampah yang satu satunya masih aktif di desa penanggungan juga turut mengalami fase vakum sesaat dikarenakan kurangnya konsistensi

Hal tersebut menjadikan salah satu titik celah mahasiswa BBK-4 Universitas Airlangga dalam memberikan program kerja yang sesuai selama masa pengabdian kepada masyarakat. Program unggulan kami dalam bidang lingkungan berupa Sosialisasi Konsep 3R yang berfungsi untuk memberikan edukasi dan pemahaman pengetahuan kepada masyarakat agar dapat mengolah sampah dengan benar, selain itu kami juga menawarkan kepada masyarakat berupa bentuk hasil akhir bila masyarakat mau atau ikut serta dalam partisipasi mengolah sampah ini. EDSPE PROJECT merupakan salah satu bentuk tawaran kami kepada masyarakat agar masyarakat antusias dalam mengelolah sampah, EDSPE PROJECT merupakan salah satu bentuk inovasi kami dalam mengelolah sampah rumah tangga berupa limbah plastik yang kemudian kami alokasikan sebagai barang yang bermanfaat seperti sofa dan kursi melalui beberapa tahapan berupa "penyortiran, pencucian, pengeringan, pemotongan, pengeringan, penampungan, pemasukan, dan perakitan". 

Selain itu, EDSPE PROJECT juga memberikan tujuan khusus untuk masyarakat berupa ajakan agar selalu konsisten dalam melakukan perubahan. Perubahan yang kami fokuskan adalah bagaimana pembakaran sampah secara liar atau ilegal dapat diatasi dengan menampung sampah di satu tempat kemudian disortir dan diolah menjadi barang yang bermanfaat, cukup selaras dengan konsep 3R berupa Reduce, Reuse, Recycle. Kami juga melakukan sosialisasi tersebut melalui beberapa jenis kegiatan seperti Sosialisasi konsep 3R kepada masyarakat desa penanggungan, kemudian kami juga memberikan penyampaian materi sosialisasi ke masyarakat melalui acara yasinan dan tahlil mengingat karakteristik masyarakat desa yang cukup senggang pada saat sore hari, dan yang terakhir juga kami menyempatkan sosialisasi kepada anak anak sekolah dasar penanggungan yang terletak pada dusun sendang. 

Kami memberikan sosialisasi ini dengan tujuan agar masyarakat dapat memahami pentingnya mengelolah sampah dengan benar, selain itu kami juga menargetkan sosialisasi tersebut kepada murid murid sekolah dasar yang bertujuan untuk memunculkan generasi kredibel dan cekatan dalam isu lingkungan. Regenerasi Sasi menjadikan salah satu alasan mengapa kami memberikan sosialisasi isu lingkungan tersebut ke murid murid sekolah dasar negeri penanggungan, setidaknya terdapat peningkatan pengetahuan setelah diadakannya pre-test dan post-test terhadap masyarakat dan murid sekolah dasar penanggungan sebesar 71,4% dalam pengolahan limbah sampah, data tersebut jauh lebih baik setelah terjadi adanya proses sosialisasi dibandingkan sebelum diadakannya proses sosialisasi yang hanya sebesar 14,7%. Sehingga dengan kata lain, partisipasi dan antusiasme masyarakat dalam sosialisasi dan praktik rekayasa ecobrick bottle cukup tinggi

Dari adanya proses sosialisasi dan praktik rekayasa pembuatan ecobrick bottle diharapkan masyarakat desa penanggungan mampu berkontribusi lebih besar bagi kehidupan sosial, pentingnya kesadaran individu dalam melakukan sebuah perubahan menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan perubahan, Tentu juga memerlukan dukungan aparatur dan petinggi desa dalam melakukan perubahan agar proses dapat berjalan dengan lancar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun