Mohon tunggu...
BBK4 UNAIR Sumbersari
BBK4 UNAIR Sumbersari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

BBK 4 Universitas Airlangga, Kabupaten Madiun, Kecamatan Saradan, Desa Sumbersari

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Undang Pakar UMKM, Mahasiswa KKN BBK 4 UNAIR Gencarkan Inovasi dan Pemasaran Produk UMKM di Desa Sumbersari Madiun

2 Agustus 2024   13:15 Diperbarui: 2 Agustus 2024   13:22 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : KKN BBK 4 UNAIR Sumbersari Madiun (Dokpri)

Mahasiswa Universitas Airlangga telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas (KKN BBK) yang ke 4 di beberapa kabupaten mulai tanggal 2 Juli hingga 27 Juli 2024. Salah satu Kabupaten yang dituju yakni Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Program KKN BBK 4 merupakan salah satu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat umum yang diinisiasi oleh Universitas Airlangga, Program ini dilaksanakan dengan tujuan melatih mahasiswa dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi masyarakat serta belajar langsung di lapangan sesuai dengan bidang keilmuannya.

Dr. Samidi, S.S., M.A., yang merupakan Dosen Pembimbing Lapangan di Desa Sumbersari Kecamatan Saradan, menekankan pentingnya program ini sebagai sarana pengembangan diri bagi mahasiswa.

"KKN BBK 4 UNAIR ini menjadi suatu aktivitas yang tidak dapat dikesampingkan,  dikarenakan program ini merupakan sarana pengembangan diri dan melatih mahasiswa UNAIR untuk dapat memecahkan masalah-masalah yang telah terjadi di masyarakat sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing. Disini peran mahasiswa sebagai agent of change sudah semestinya hadir dan terlibat di lingkungan masyarakat" Ujar Dr. Samidi, S.S., M.A., kepada mahasiswa KKN BBK 4 Desa Sumbersari, Jumat (19/7/2024)

Dr. Samidi, S.S., M.A., juga menambahkan bahwa tahun ini Universitas Airlangga telah melaksanakan KKN BBK yang ke empat kalinya, dimana Kabupaten Madiun menjadi salah satu tujuan penerjunan mahasiswa untuk melaksakan kegiatan. Beberapa kecamatan yang menjadi sasaran adalah Kecamatan Wungu, Saradan, serta Gemarang.

Di Desa Sumbersari sendiri, telah dilaksanakan beberapa program kegiatan mulai dari bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, serta lingkungan. Isu permasalahan yang sedang terjadi di Desa Sumbersari menjadi fokus utama mahasiswa KKN BBK 4 Desa Sumbersari untuk menjalankan programnya. Salah satu program unggulan yang telah dilaksanakan adalah INKUMAS (Inovasi Kreatif UMKM Maju Sejatera" yang merupakan kegiatan pembinaan dan sosialisasi untuk UMKM di Desa Sumbersari dalam meningkatkan inovasi serta pemasaran produk.

Menurut salah satu mahasiswa KKN BBK 4 Desa Sumbersari yakni Kenny Nabiel Fadlurrahman, sebagian besar penduduk Desa Sumbersari bermata pencaharian sebagai pelaku UMKM dengan menjual berbagai macam produk unggulan.

"Dalam penugasan pengabdian masyarakat ini, kami memberikan sarana sosialisasi dengan mengundang pakar UMKM khususnya  di bidang food and Beverage dengan materi sosialisasi pentingnya inovasi dan strategi pemasaran produk, Karena kendala utama dalam bidang ekonomi di Desa Sumbersari terdapat pada inovasi dan pemasaran produk hal ini dilakukan agar mendapatkan nilai tambah bagi produk yang diperjualkan," imbuh Kenny Nabiel Fadlurrahman.

Kenny Nabiel Fadlurrahman juga menjelaskan tujuan dari didatangkannya Ibu Yandri Noza yang merupakan seorang narasumber dari bidang UMKM adalah untuk memberikan pelatihan pemasaran produk serta edukasi tentang inovasi produk yang diharapkan bisa meningkatkan kualitas, kreativitas, serta daya juang dalam menjalani bisnis UMKM di Desa Sumbersari.

Sumber Foto : KKN BBK 4 UNAIR Sumbersari Madiun (Dokpri)
Sumber Foto : KKN BBK 4 UNAIR Sumbersari Madiun (Dokpri)
Ibu Yandri Noza sendiri merupakan seorang pelaku UMKM di beberapa lini produk mulai dari rendang, hingga makanan kekinian seperti dimsum dan gyoza. Ibu Yandri Noza juga banyak membantu menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh para pelaku UMKM di Desa Sumbersari mengenai permasalahan yang sedang mereka hadapi.

Pelaku UMKM kerap mengalami kesulitan dalam memikirkan inovasi produk yang ingin dijual dalam UMKMnya serta  memasarkan hasil pemasaran dalam platform media sosial seperti TikTok, Instagram, Facebook, dan Shopee. Mereka juga  belum terbiasa dalam hal mengolah hasil produksi produk yang akan dijual menjadi makanan yang tahan lama dan tidak mudah busuk. Selama ini, mereka hanya menjual produk-produk makanan dan minuman UMKM-nya apa adanya. Hal ini menimbulkan keprihatinan, mengingat produk-produk makanan dan minuman termasuk barang yang mudah busuk, yang kemudian akan berakhir di tong sampah jika tidak dikelola dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun