Mohon tunggu...
Beni Saputra
Beni Saputra Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Investasi Terbesarmu adalah Perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Stagnasi Menulis di Kompasiana, Menghasilkan Sebuah Karya

22 Agustus 2020   21:53 Diperbarui: 22 Agustus 2020   21:51 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain Cover @Ruangkar_ya (Sumber Gambar Dok. Pribadi)

Huh, akhirnya!

Setelah 3 bulan mengalami stagnasi menulis di Kompasiana, kini tiba saatnya kembali berbagi pikiran melalui tulisan bersama para Kompasianer dan para Pembaca yang setia bersama Kompasiana. Selama 3 bulan pula halaman Kompasiana penulis mengalami kevakuman. Bukannya penulis melupakan Kompasiana. Ya, mau gimana lagi. Penulis harus bermeditasi untuk menyelesaikan naskah bersama penulis lainnya.

Setelah mengikuti sekolah menulis online bersama @ruangkar_ya barulah penulis bisa menyelesaikan naskah selama sebulan. Di sini diajarkan materi tentang menulis yang benar. Jadi, selain bisa menerbitkan buku, kita juga mendapatkan banyak ilmu tentang menulis.

Sekitar 50 orang penulis muda bergabung dalam sekolah menulis tersebut.  Belajar dan harus berjibaku menyelesaikan tulisan. Tidak semua dari kami berhasil menyelesaikan naskah, Ada juga yang gugur dalam perang menulis kami kala itu.

Sumber Gambar @ruangkar_ya
Sumber Gambar @ruangkar_ya

Buku penulis berjudul "Agar Hidup Lebih Baik". Buku ini tentang belajar dari kehidupan masa lalu yang tak akan pernah kembali lagi. Namun, ada satu hal yang bisa kita lakukan, yaitu belajar darinya agar kehidupan di masa depan lebih baik. Karena siapapun! Aku, Kamu, Dia, Mereka dan Kita semua memiliki kesempatan untuk hidup lebih baik.

Sumbar Gambar @ruangkar_ya
Sumbar Gambar @ruangkar_ya

Oh iya, penulis tidak sendirian. Seseorang juga berhasil menerbitkan karyanya. Ia adalah teman baik penulis, lebih tepatnya sahabat penulis. Bukunya itu berjudul "Di Bawah Rintik Hujan". Adapun novel yang ia tulis ini berlatar tahun 90-an, berkisah tentang perjalanan hidup seorang gadis bernama Maya. Ia hanya gadis biasa, dari keluarga miskin nan melarat di perkampungan sumatera, tak berpendidikan pula. Ia di paksa merantau jauh ke tanah timur saat masih belia.

"Penjelasan langsung dari penulisnya ya!" terangku.

Kami berharap pemikiran ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Yuk, banyak membaca agar wawasan luas seperti mata memandang dan rindu yang menembus jeruji hati yang kokoh. Melanglang buana hingga ujung dunia. begitulah perumpamaanku tentang membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun