Mohon tunggu...
IQuotee Bowie Brotosumpeno
IQuotee Bowie Brotosumpeno Mohon Tunggu... -

ikuti iQuotee :)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mencurigai Fauzi Bowo

7 Juni 2012   09:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:17 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13390592791734137164

[caption id="attachment_181385" align="alignleft" width="296" caption="Curiga kalau ini kampanye terselubung"] [/caption]

Yang mencurigai Fauzi Bowo adalah Faisal Basri, sebetulnya lucu juga karena kedua-duanya berinisial FB, bisa dibilang FB mencurigai FB. Sebagai informasi kutipan-kutipan berikut diambil dari website http://iquotee.com/

Kecurigaan pertama pada masalah DPT/DPS fiktif. Berikut kutipan Faisal Basri.

Patut diduga calon nomor satu yang memasok data-data itu, sebagai gubernur memanfaatkan jaringan birokrasi,  catat-mencatat dari walikota sampai lurah bekerja atas keinginan dia, ini harus diklarifikasi, jumlahnya ratusan ribu. Ini karena basis data kependudukan yang bobrok, patut diduga gubernur secara sengaja membiarkan kisruhnya dalam pilkada, karena tidak ada upaya yang cukup untuk membereskan masalah ini. Dia cuek, diam seribu bahasa, kita curiga

Tidak ada pasangan yang tidak menemukan masalah. Oleh sebab itu, sangat janggal bila pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi tidak memiliki concern yang sama terhadap penetapan DPT ini seperti pasangan-pasangan lainnya. Fauzi Bowo sebagai  pasangan cagub dari Partai Demokrat harus menginformasikan kepada publik apa yang sesungguhnya terjadi dengan data kependudukan yang menjadi dasar penetapan DPT 2012. Namun hingga kini, publik belum pernah menerima penjelasan yang detail perihal data tersebut dari Fauzi Bowo yang memiliki kapasitas sebagai Gubernur

Kecurigaan ini cukup beralasan karena 5 dari 6 pasangan menaruh perhatian besar untuk permasalahan DPT yang diklaim bahkan hingga ratusan ribu. Selain itu Fauzi Bowo dengan kapasitasnya sebagai gubernur, dapat memiliki akses kepada data-data tersebut, termasuk untuk memanipulasinya. Apapun itu manipulasi maupun karena kesalahan maka sebenarnya Fauzi Bowo terjepit keadaaanya. Kalau ada manipulasi siapa yang punya akses dan kalau ada kesalahan dikependudukan, pemerintahan siapa yang salah? Maka dari itu dalam beberapa kesempatan Fauzi Bowo menyerahkan segala masalah ke KPUD.

Apa bila KPUD dengan DPTnya disentil oleh Faisal Basri, tidak lupa dengan Panwaslu (Badan pengawas pemilu). Disini ditambahkan adanya  kecurigaan kongkalingkong antara incumben dan Panwaslu, berikut kutipan Faisal Basri.

Saya masih kesal sama Panwaslu. Panwaslu itu zalim. Di Jakarta Pusat, dukungan untuk kami ada 56 ribu, tetapi jadinya 4.000. Panwaslu tahu itu, tetapi diam saja. Dukungan untuk kami tinggi di Jakarta Timur, malah dicurigai. Faisal nyogoklah dan semacamnya. Tetapi saat dukungan untuk kami berkurang banyak, Panwaslu diam saja. Itu yang kami rasakan. Di Jakarta Pusat, suara kami tidak sampai 10 persen. Kalau dukungan untuk kami besar, dicurigai. Sementara kalau incumbent ada main, tidak dicurigai

Kecurigaan ketiga pada dana kampanye incumben, ini menyangkut dana hibah bagi pemprov DKI di akhir period kepemimpinan Dana hibah artinya dana bantuan sosial dari pemerintah kepada masyarakat. Pada beberapa kesempatan ICW mengemukakan kecurigaannya terhadapat dana hibah yang naik dari 800M pada tahun 2011 menjadi 1,3 T pada tahun 2012. Kemana larinya dana-dana tersebut, pemprov masih belum memberikan jawaban secara gamblang. Berikut kutipan Faisal Basri.

Semakin bobrok itu incumbent, maka semakin banyak dana yang dibutuhkan untuk terpilih kembali. Orang berbuat jahat akan menuai kejahatan juga. Ini hukum Tuhan, nggak berkah hidupnya. (red: mengenai calon incumbent yang tidak bobrok) Contohnya kompetitor saya saat ini, pak Jokowi di Solo, atau pak Tri di Purbalingga. Mereka tidak mengeluarkan miliaran rupiah agar dapat terpilih kembali. Semua orang sudah tahu. Hanya masalah waktu. Kasih saya waktu sebulan, saya bisa ungkap semuanya. Baunya sudah menyengat sekali.

Kecurigaan tidak luput pada penggunaan anggaran semasa kepemimpinan Fauzi Bowo, berikut kutipannya.

Kalau gubernur punya niat baik, perintahkan Kadis Pendidikannya untuk membuka semua anggaran. Kalau dibuka semua, hancur, kelihatan semua boroknya. Anggaran Rp 10 triliun, tapi 2.500 sekolah masih ada yang rusak. Gaji guru masih ada yang Rp 500 ribu. Uangnya ke mana saja?

Tidak lengkap rasanya kalau tidak mencurigai istri Fauzi Bowo, terkait dengan kegiatan Fauzi Bowo dan istri yang semakin sering untuk meninjau dan menghadiri banyak acara akhir-akhir ini. Faisal Basri mencurigai Fauzi Bowo menggunakan protokoler dan fasilitas, kapasitas untuk melakukan kampanye terselubung. Terlebih diacara-acara kemasyarakatan tersebut, Fauzi Bowo selalu tidak lupa berpantun untuk memilih kumis.

Protokoler itu haram buat saya. Buat apa pidato sudah disiapkan naskahnya, pakai map? Kantongin saja. Saya ngeri kalau Gubernur meninjau kemana-mana, selalu minta disambut. Jijik saya lihat istri Walikota Jakarta Timur dan istri Gubernur. Kerjanya kampanye setiap hari.

Bagaimana dengan anda curiga, curiga ??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun