Desa Tegalrandu, 6 Agustus 2024 -- Kelompok KKN 14 dari Universitas Muhammadiyah Jember (disebut kelompok harmoni desa Tegal Randu, Klakah Lumajang) telah melaksanakan observasi langsung di Ranu Klakah dengan tujuan utama untuk memahami tantangan dan kendala yang dihadapi oleh pelaku budidaya ikan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara langsung dengan beberapa pelaku usaha, termasuk pemilik budidaya ikan dan pengepul ikan.Â
Kelompok KKN 14 mengunjungi lokasi budidaya ikan di Ranu Klakah dan berinteraksi langsung dengan para nelayan dan pelaku usaha terkait. Dilakukan wawancara mendalam dengan Bapak Kacong, seorang pengepul ikan yang berperan penting dalam distribusi hasil tambak dengan hasil sebai berikut Tantangan dan Kendala: (1) Faktor Alam: Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah pengaruh belerang dari Gunung Lemongan yang berdampak negatif terhadap kualitas ikan di Ranu Klakah. Gas belerang ini mengganggu kondisi perairan dan memengaruhi kesehatan ikan, (2) Penurunan Pendapatan: Bapak Kacong menginformasikan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, pendapatan dari hasil tambak ikan mengalami penurunan. Ini disebabkan oleh dampak faktor alam yang mengurangi kualitas dan kuantitas ikan yang diperoleh, (3) Aktivitas Nelayan: Meskipun menghadapi berbagai kesulitan, beberapa nelayan masih tetap melanjutkan aktivitas mereka. Ini menunjukkan ketahanan dan dedikasi mereka terhadap profesi ini, meskipun kondisi lingkungan tidak mendukung secara optimal, (4) Distribusi dan Pengolahan:Â Penditribusian: Informasi mengenai distribusi ikan yang diperoleh menunjukkan bahwa tantangan dalam penditribusian ikan juga terpengaruh oleh penurunan hasil tambak dan kualitas ikan, dan Pengolahan: Aspek pengolahan ikan mungkin memerlukan perhatian tambahan untuk meningkatkan nilai tambah produk dan meningkatkan daya saing di pasar.
Kelompok KKN 14 Universitas Muhammadiyah Jember melanjutkan observasi dan wawancara untuk lebih memahami kendala yang dihadapi oleh pelaku budidaya ikan di Ranu Klakah. Fokus utama wawancara kali ini adalah dengan salah satu pemilik tambak ikan yang mengungkapkan berbagai tantangan tambahan terkait kondisi perairan dan debit air, yakni (1) Kendala Debit Air: Penurunan Debit Air: Pemilik tambak mengungkapkan bahwa penurunan debit air yang terjadi setiap tahunnya merupakan masalah serius. Penurunan ini berdampak pada populasi ikan yang tidak stabil dan cenderung rendah, dan Kondisi Perairan: Berkurangnya debit air mempengaruhi kualitas habitat ikan, sehingga mengganggu keberhasilan budidaya dan menurunkan hasil tangkapan.
Harapan Nelayan terhadap Mahasiswa KKN: Permintaan Solusi: Bapak Kacong mengharapkan kontribusi dari mahasiswa KKN untuk membantu menangani masalah penurunan debit air dan mencari solusi yang tepat. Dukungan tambahan diharapkan dapat membantu pengoptimalkan pendapatan dari hasil budidaya ikan. Harapan Kontribusi: "Kami berharap dengan kehadiran mahasiswa KKN dari UNMUH Jember bisa memberikan solusi yang tepat untuk kami warga yang berprofesi sebagai nelayan ikan," ungkap beliau. Mengingat kondisi sosial-ekonomi masyarakat dengan Profesi Utama: Pekerjaan Nelayan:Â Sebagian besar warga Desa Tegalrandu berprofesi sebagai nelayan. Meskipun menghadapi berbagai masalah, mereka tetap bertahan dengan profesi ini karena merupakan mata pencaharian utama mereka. Ketahanan dan Dedikasi: Masyarakat menunjukkan ketahanan dan dedikasi dalam menjalankan profesi mereka meskipun kondisi lingkungan tidak mendukung secara optimal.
Kehadiran Mahasiswa KKN diharapkan dapat memberikan bantuan praktis dan pengetahuan tentang cara pengolahan ikan yang berkelanjutan, serta kontribusi positif bagi masyarakat lokal. Ferdy, sebagai ketua Kelompok KKN 14, menambahkan: "Dengan dilakukannya observasi ini, saya berharap dapat mengetahui keadaan awal serta situasi di Ranu Klakah, terutama terkait budidaya ikan dan warga yang berprofesi sebagai nelayan. Informasi ini sangat penting untuk pelaksanaan program kegiatan KKN ke depannya." Rekomendasi dari hasil observasi dapat berupa (1) Program Pengolahan: mengembangkan program pelatihan untuk meningkatkan pengolahan ikan agar dapat meningkatkan nilai tambah produk, (2) Pelatihan Pengolahan Ikan: Mengajarkan metode pengolahan ikan untuk menambah nilai produk, seperti pengalengan, pengeringan, dan pembuatan produk olahan, (3) Pemasaran Digital: Membantu nelayan memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produk mereka secara online, termasuk e-commerce dan media social, (4) Branding Produk Lokal: Mengembangkan merek produk ikan dari daerah tersebut untuk menarik minat konsumen dan memperluas pasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H