Mohon tunggu...
Bayu Winata
Bayu Winata Mohon Tunggu... -

pecinta jalan jalan, travel writer,\r\npecinta Kegiatan outdoor, dari naik gunung hingga diving\r\nKontributor tetap majalah infobackpacker.com\r\nBermimpi tulisan masuk National Geographic

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sa'dan. Sentra Tenun Toraja

22 Maret 2012   02:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:38 2916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sa’dan merupakan daerah pusat tenun di Toraja. Dibutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit menggunakan kendaraan roda dua dari kota Rante Pao, ibukota Kabupaten Toraja Utara. Dalam perjalanan menuju Sakdan ini, saya di suguhkan pemandangan indah, landskap dari Toraja. Sawah yang menghijau,pegunungan yang menjulang di kiri kanan saya,liang liang kubur yang terdapat pada dinding dinding batu yang berada di sekitar kawasan Sa’dan ini Memberikan nuansa yang berbeda.

Setelah tiga puluh menit menggunakan kendaraan roda dua yang saya sewa dari Rante Pao, maka tiba lah saya di kawasan pusat tenun Sa’dan. Menurut sejarah nya sakdan ini dibentuk olehnenek moyang keluarga To’barana yang mendirikan perkampungan keluarga dan mendirikan sebuah tongkonan yang bernama To’Barana. Tongkonan ini di perbaharui oleh Puang Long Labba dan kembali lagi di perbaharui oleh Puang Pong Padata. Pada akhir nya tongkonan ini di wariskan secara turun temurun.

Sepi, itu lah sambutan yang saya dapat pada saat saya tiba di kawasan ini. Saya datang pada bulan di mana turis domestik maupun international tidak berkunjung di kawasan ini. Kawasan Sa’dan ini, rame pada bulan Juli sampai dengan Agustus. Banyak tamu tamu asing menuju kawasan ini.Mereka membeli tenunan khas Toraja, dan mengabadikan Tongkonan Tongkonan Tua yang terdapat di kawasan ini.

13323818541126012355
13323818541126012355

Setelah membayar uang retribusi sebesar Rp 10.000,-. Saya menuju ke tempat penenunan kain.Tempat penenunan ini, berada di sebelah kiri pintu masuk dari kawasan Sa’dan ini. Saya di sambut oleh seorang nenek. Nenek tersebut merupakan penghuni dari Tongkonan ini, beliau menceritakan pada saya, beberapa poses pembuatan kain Toraja, dari Sebuah benang hingga menjadi kain. Beliau mengatakan bahwa proses pewarnaan pada kain tenun ini menggunakan bahan bahan alami. Misal nya menggunakan warna merah dari kulit pelepah.warna hijau dari daun. Dan benang yg mereka pintal berupa serat, Serat ini terdiri dari 2 jenis.Yaitu, Ada yang berupa kapas, dan ada yang berupa serat nenas. Namun, serat dari nenas ini sudahlangka, hal ini di karenakan susah nya mencari serat nenas sekarang. Sehingga sekarang, dominan di pintal adalah serat dari kapas.

13323819601858164352
13323819601858164352

Nenek tersebut juga menceritakan kepada saya. Bahwa Tenun toraja ini, semakin besar ukuran kain nya akan semakin murah. Sedangkan jika semakin kecil kain nya. Maka harga nya akan semakin mahal, karena rumit nya proses yang di lakukan.Proses ini rumit, karena mereka menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin ( ATBM), semua proses ini dilakukan secara manual. Sehingga jika kita ingin memesan tenun di sini. Akan membutuhkan waktu sekita dua bulan pengerjaan untuk sebuah kain.

1332381904747465168
1332381904747465168
Di Sa’dan ini, saya bisa melihat beragam motif dan corak dari kain toraja. Selain berbagai motif, kita juga bisa menemukan berbagai rupa dari tenun Toraja yang sudah jadi, rupa itu berupa slayer,taplak meja, danselendang, Bahkan ada juga kain khusus yang hanya di gunakan pada saat akan mengadakan upacara. Misal nya kain sarung hitam khas Toraja yang di pake pada saat upacara kematian Rambu Solo. Dan kain yang hanya di pake pada saat akan ada pendirian tongkonan baru atau yang lebih di kenal dengan nama Upacara Mararang Banua.
13323820521672435316
13323820521672435316

Di sini, kita bisa membeli secara langsung kain tenun. Dengan harga yang bervariasi. Dari Rp 50.000,- sampai dengan Rp 4.000.000,- . Semua itu tergantung jenis kain yang kita pilih.

Dulu nya, derajat atau tingkatan dari masyarakat Toraja, dapat dilihat dari kain yang mereka kenakan. Apakah mereka itu bangsawan,atau rakyat biasa. Namun, sekarang tradisi ini sudah tidak berlaku. Beberapa kain yang seharus nya hanya bisa di pakai oleh bangsawan bisa saja di pakai oleh kalangan rakyat biasa. Hal ini di karenakan, banyak kain kain ini yang berpindah tangan. Karena kebutuhan dasar yang mendesak. Mereka menjual kain kain ini ke pada siapa saja yang mampu membeli. 

13323820961803853293
13323820961803853293

Selain pusat tenun, di Sa’dan ini juga terdapat beberapa tongkonan tua. Menurut cerita, tongkonan di siniberumur kurang lebih sekitar 300 an tahun. Sungguh merupakan tempat yang menarik.

Sa’dan ini adalah tempat yang menarik, akan lebih berkesan jika kita membeli cendera mata berupa kain di kawasan ini, dengan begitu kita ikut berperan serta mempertahankan tradisi tenun ini.

1332381992709741752
1332381992709741752

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun