Mohon tunggu...
Bayu Dhamawan Wicaksono
Bayu Dhamawan Wicaksono Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

A fresh graduate from one of private Universities in West Java. Majoring in International Relations.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Indonesia VS Bahasa Inggris di Era Modern

30 Agustus 2012   04:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:09 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Dunia telah melangkah jauh lebih maju jika dibandingkan 10 tahun yang lalu. Akses terhadap informasi semakin mudah dijangkau. Koran, majalah, televisi, dan radio dapat dengan mudah dijumpai di seluruh penjuru negeri. Jaringan seluler semakin mengkokohkan dirinya untuk mengembangkan sayap mengikuti kemajuan teknologi yang diadopsi masyarakat. Internet yang kini juga merupakan salah satu media penyedia informasi tanpa batas ruang dan waktu, kini dapat diakses dengan amat mudah dan digunakan sebagai salah satu referensi pembelajaran masyarakat. Bahkan kini bergaung slogan "internet untuk rakyat". Teritori negara yang ditetapkan secara jelas di peta, kini seakan-akan sirna dengan adanya teknologi seluler dan internet. Internet, mungkin secara ekstrim, dapat dikatakan telah menjadikan seluruh masyarakat indonesia bersatu dengan masyarakat negara lain sebagai satu komunitas bernama masyarakat dunia. Inilah akibat yang ditimbulkan dari kemajuan teknologi pada dekade ini.

Salah satu hal yang menjadi sorotan penting dari kehadiran teknologi yang memungkinkan penyebaran informasi secara cepat dan luas adalah persebaran budaya dan pengaruhnya. Kemampuan masyarakat dalam mengasimilasi budaya luar yang datang sangatlah diperlukan dalam hal menjaga keaslian dan eksistensinya di wilayah tersebut. Perlu disadari bahwa budaya (bahasa, tarian, lagu, dll) merupakan salah satu identitas dari suatu masyarakat. Ketika sekelompok masyarakat telah kehilangan budaya asli mereka, maka identitas mereka secara perlahan akan hilang dan mereka akan terlihat asing di mata kelompok yang masih berpegang teguh dengan budaya tersebut. Bukanlah sesuatu yang salah untuk mengadopsi sebuah budaya yang datang dari luar. Hidup ini bersifat dinamis. Masyarakat boleh mengikuti arus yang terjadi, janganlah menentang arus, dan jangan sampai terbawa arus. Masyarakat disarankan untuk lebih bijak dalam menyikapi serbuan budaya luar yang terjadi akibat perkembangan teknologi terkini.

Salah satu budaya yang masuk ke dalam masyarakat adalah bahasa Inggris. Bahasa ini memang menjadi bahasa universal dan menjadi bahasa pengantar bagi seseorang yang melakukan perjalanan ke luar negeri. Bahasa Inggris juga digunakan bagi para penulis untuk menyebarkan informasi dalam lingkup global. Melihat pada fungsi umum bahasa Inggris tersebut, maka tidaklah salah bagi mayarakat Indonesia untuk mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa kedua mereka. Namun, pada era milenium ini, munculah satu lagi persepsi mengenai fungsi dari bahasa Inggris di antara masyarakat Indonesia, yaitu untuk keperluan gengsi. Dengan menggunakan bahasa inggris yang disisipkan pada komunikasi harian dengan orang lain akan menjadikan suatu kebanggaan tersendiri bagi pelakunya dan akan memberikan sensasi bahwa dia berbeda dan lebih canggih satu langkah dari yang lain. Hal ini perlu dicermati sebagai akibat dari masuknya bahasa Inggris di Indonesia.

Salah satu penerapan yang kurang tepat terhadap penerapan bahasa Inggris sebagai bahasa (yang seharusnya) kedua dalam komunikasi harian di antara masyarakat Indonesia terjadi pada pendidikan dini anak. Pada dekade ini, mulai menjamur sekolah tingkat awal yang menawarkan fasilitas fully-speaking english atau pembelajaran dengan menggunakan bahasa pengantar yang sepenuhnya menggunakan bahasa Inggris. Melihat hal ini, bukanlah suatu hal yang salah untuk menghadirkan fasilitas ini dalam silabus atau kurikulum pendidikan anak. Hal yang perlu dievaluasi adalah pada tingkat ini, alangkah lebih baiknya seorang anak diperkenalkan kepada bahasa asing, bukan ditanamkan bahasa asing tersebut menjadi bahasa ibu dari si anak tersebut. Pada tingkat umur seperti itu, seorang anak sedang aktif belajar mengenai hal-hal di sekitarnya dan budaya yang ada di sekelilingnya. Ironis sebenarnya, mendapati anak-anak kecil sekarang dilatih untuk berbicara bahasa Inggris pada setiap waktu dan tempat. Hal ini didukung pula oleh orang tuanya yang akan merasa amat bangga ketika melihat anaknya dapat berbahasa inggris dengan fasih ketika umurnya masih belia. Hal yang dikhawatirkan dari penerapan yang kurang tepat ini adalah anak-anak tersebut akan menghadapi kesulitan mengenal dan mengingat bahasa indonesia yang baik dan benar. Di samping itu, mengutamakan komunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai media utamanya akan mempersulit mereka ketika harus dihadapkan dengan orang-orang sekitar yang belum fasih atau bahkan belum mengenal bahasa Inggris dengan baik, mengingat bahwa masih banyak masyarakat indonesia yang belum terbiasa dengan bahasa Inggris. Hal ini dapat mengganggu alur komunikasi yang seharusnya terjalin dengan baik tanpa hambatan dan resiko kesalahpahaman.

Dalam pendidikan sekolah, pelajaran Bahasa Inggris memiliki peminat yang agak lebih tinggi dibanding pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini terbukti pada nilai hasil Ujian Nasional para pelajar di Indonesia, terutama Jakarta. Sebagian besar pelajar meraih nilai Bahasa Inggris yang lebih tinggi dibandingkan Bahasa Indonesia, terlepas dari besaran selisih di antara kedua nilai mata pelajaran tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya persepsi bahwa belajar Bahasa Indonesia lebih sulit dibandingkan belajar Bahasa Inggris. Mungkin persepsi ini muncul karena jika dibandingkan antara silabus pengajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris amat jauh berbeda, walaupun keduanya tergolong bidang kesusastraan.Perhatikanlah, ketika belajar Bahasa Indonesia, siswa akan disodori dengan berbagai macam pernak-pernik kesusastraan yang amat rinci seperti majas, sajak, sastra melayu, dan lain-lainnya yang cukup dirasa berat bagi siswa. Di lain sisi, silabus pembelajaran Bahasa Inggris menawarkan pembelajaran sastra yang lebih umum dan mudah dipahami seperti jenis artikel (narasi, argumentasi, eksposisi, deskripsi,dll), kalimat utama paragraf (induktif dan deduktif), tata bahasa gramatikal dan lain-lain. Apa yang dipelajari di mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah pada hakikatnya dapat ditemukan pula pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Namun, mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih banyak lagi mempelajari hal-hal terperinci tentang kesusastraan yang terlihat amat rumit bagi siswa yang belum tentu memiliki ketertarikan pada bidang sastra. Ketimpangan tingkat kesulitan dari pembelajaran dua mata pelajaran bahasa ini menyebabkan siswa lebih menyukai pelajaran Bahasa Inggris dibandingkan Bahasa Indonesia.

Penerapan bahasa inggris yang kurang tepat juga terjadi pada generasi yang lebih dewasa, yaitu pada generasi remaja masa kini. Remaja pada era sekarang amatlah toleran dan dinamis dalam menyikapi perubahan yang terjadi di sekitarnya. Salah satu yang diminati oleh remaja sekarang dalam mengikuti perubahan adalah menggunakan bahasa inggris pada kehidupan sehari-hari. Namun, penggunaan bahasa Inggris pada lingkup umur ini tidaklah secara penuh pada tiap waktu dan tempat. Namun, hal ini patut menjadi sorotan atas pergeseran eksistensi bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Inggris ,pada situasi informal, oleh remaja dapat dengan mudah ditemukan. Kunjungilah akun Twitter atau Facebook mereka. Media jejaring sosial tersebut menjadi sarana bagi mereka untuk mengirimkan tulisan-tulisan berbahasa Inggris, terlepas dari apakah kiriman tersebut telah mengikuti tata bahasa Inggris yang berlaku dan pengejaan kata yang tepat atau tidak.  Tidak hanya sampai di situ, penggunaan bahasa Inggris seringkali terjadi pada jawaban para selebriti muda ketika pelaksanaan interview atau bincang-bincang pada sebuah acara telivisi yang sesungguhnya dilaksanakan dalam bahasa Indonesia. Perlu diperhatikan di sini adalah penggunaan bahasa Inggris tersebut menjadi bagian dari gengsi para selebriti untuk menunjukkan bahwa mereka sudah canggih. Hal ini sangat disayangkan karena selebriti muda pada hakikatnya berperan, secara langsung maupun tidak langsung, sebagai duta besar dalam mempromosikan budaya Indonesia. Mereka memiliki penggemar dan terkadang ada pula yang memiliki penggemar fanatik yang selalu rela mengikuti apa yang biasanya selebriti itu lakukan. Inilah beberapa contoh umum tentang pergeseran eksistensi bahasa Indonesia oleh Bahasa Inggris.

Demikianlah sedikit sudut pandang mengenai eksistensi Bahasa Indonesia ketika Bahasa Asing sudah mulai menjamur, terutama Bahasa Inggris. Dari opini di atas dapat disimpulkan bahwa Bahasa Indonesia mulai tergerus eksistensinya akibat kehadiran Bahasa Inggris yang dinilai sebagai bahasa yang keren dan dapat meningkatkan kebanggaan penggunanya ketika berhadapan dengan orang-orang. Selain itu, pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah perlu dievaluasi ulang untuk memastikan bahwa Bahasa Indonesia tetap populer di tanah airnya sendiri dan mengubah persepsi bahwa Bahasa Indonesia itu adalah bahasa yang sulit untuk dipelajari lebih dalam. Jangan sampai apa yang diucapkan para pemuda dahulu pada sumpah pemuda mengenai Bahasa Indonesia yang dijunjung tinggi sebagai bahasa persatuan berubah menjadi hanya sebuah pemanis lidah dan hanya sekedar diingat. Terlepas dari opini di atas, penulis TIDAK SAMA SEKALI melarang seseorang untuk mengembangkan kemampuan bahasa asingnya. Penulis hanya ingin menghimbau untuk tidak melupakan salah satu unsur identitas bersama sebagai rakyat Indonesia, yaitu Bahasa Indonesia. Marilah bersama-sama mempromosikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang menarik untuk dipelajari. Australia telah mengadopsi Bahasa Indonesia sebagai bagian dari kurikulumnya. Mari populerkan Bahasa Indonesia dimulai dari diri sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun