Mohon tunggu...
bayu udhin
bayu udhin Mohon Tunggu... Lainnya - frelance

konten

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Melindungi Integritas Densus 88

31 Mei 2024   13:18 Diperbarui: 31 Mei 2024   13:22 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Melindungi Integritas Densus 88: Tantangan dan Solusi dalam Pemberantasan Terorisme

Senior Densus 88/AT, Jenderal Ansyaad Mbai Bersuara Dalam ILC

Dalam rentetan upaya memerangi terorisme, Densus 88 telah menjadi simbol keberhasilan Indonesia dalam mengatasi ancaman keamanan yang kompleks. Namun, belakangan ini, sorotan terhadap lembaga ini telah memunculkan pertanyaan tentang keandalan dan integritasnya. Sebuah panggilan penting telah dilontarkan oleh tokoh-tokoh senior Densus 88 untuk mengungkap isu-isu yang muncul.

Salah satu penyebab kekhawatiran utama adalah kemunculan kelompok sempalan di dalam Densus 88 yang bertindak di luar kendali. Ini bukan hanya menjadi masalah internal, tetapi juga mengancam reputasi Densus 88 sebagai salah satu lembaga penegak hukum terkemuka di dunia. Prestasinya yang diakui secara internasional sebagai model praktik terbaik dalam penanggulangan terorisme kini terancam oleh tindakan sekelompok kecil yang tidak terkendali.

Tokoh-tokoh senior Densus 88 tidak marah pada tindakan yang ditangkap, melainkan pada mereka yang memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Densus 88, sebagai aset nasional penting, menjadi sasaran utama karena keberhasilannya telah membuatnya menjadi panutan di tingkat internasional.

Namun, tantangan terbesar dalam memerangi terorisme di Indonesia tidak hanya berasal dari luar, tetapi juga dari dalam. Ketegangan antara lembaga penegak hukum, terutama antara Kejaksaan Agung dan Mabes Polri, menunjukkan bahwa orientasi politik dan kepentingan bisnis bisa mengganggu dinamika penegakan hukum.

Dalam menghadapi permasalahan ini, perlunya pendekatan yang holistik dan bijaksana. Pengungkapan kasus penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran hukum harus dilakukan tanpa mengorbankan kehormatan dan kesejahteraan anggota Densus 88. Koordinasi yang kuat antara lembaga-lembaga terkait dan pemahaman yang mendalam tentang akar permasalahan menjadi kunci dalam menjaga integritas lembaga ini.

Selain itu, perlu juga adanya kesadaran akan peran media sosial dalam membentuk opini publik. Informasi yang tidak akurat atau tendensius dapat merusak citra dan kepercayaan masyarakat terhadap Densus 88. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk menggunakan media sosial dengan bijaksana dan bertanggung jawab.

Dengan menghadapi tantangan ini secara bersama-sama, kita dapat melindungi integritas dan keberhasilan Densus 88 dalam memerangi terorisme, sambil memastikan bahwa lembaga ini tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan dan kedamaian di Indonesia.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun