Konsep DNS didasarkan pada Kinesiologi Perkembangan atau Development Kinesiology (DK), yang merupakan studi tentang aspek neurofisiologis sistem lokomotor saat anak tumbuh dari lahir hingga berusia 4 tahun.Â
DNS mencakup pengetahuan DK dan dasar teori serta pendekatan komprehensif terhadap penilaian, pengobatan, latihan, dan strategi fungsional yang semuanya menghormati prinsip-prinsip Kinesiologi Perkembangan.Â
Pendekatan ini mencakup terapi manual yang dikembangkan oleh Prof. Karel Lewit MD, evaluasi dan pengobatan ketidakseimbangan otot dan defisit sensorik menurut Prof. Vladimir Janda, MD, dan Reflex Locomotion menurut Prof. Vaclav Vojta MD. Aspek-aspek individual digabungkan secara efisien dan menarik oleh Prof. Pavel Kolar Paed Dr., Ph.D. untuk menjadi apa yang sekarang kita sebut Stabilisasi Neuromuskular Dinamis.
Dinamis Stabilisasi atau DNS merupakan konsep yang berkembang dalam bidang rehabilitasi, yang diberikan oleh Profesor Pavel Kolar setelah mendapat pengaruh dari pekerjaan yang dilakukan oleh Vojta pada gerak refleks (RL). Konsep gerak refleks menjelaskan bahwa reaksi motorik tak sadar/pola gerakan tertentu terlihat saat memberikan rangsangan tekanan kuat pada zona tertentu di otot.Â
Pola gerakan ini bersifat umum dan disebut "pola global". Pola global yang ditimbulkan dari posisi tengkurap disebut "refleks merayap" sedangkan pola dari posisi terlentang atau berbaring miring disebut "refleks berguling".
Â
Konsep DNS berasal dari prinsip kinesiologi perkembangan (DK) yang menyoroti keberadaan pola gerakan sentral yang ada secara bawaan. Kinesiologi perkembangan didasarkan pada tiga tingkatan sensori motor kontrol seperti yang dibahas oleh Kobesova dan Kolar yakni:
Tingkat batang otak dan tulang belakang yang mana gerakan umum ditampilkan dengan gerakan kasar bagian tubuh pada kecepatan dan amplitudo yang bervariasi.
Tingkat subkortikal yang mana aktivasi sinergis diafragma, dasar panggul, dinding perut dan ekstensor tulang belakang terjadi sebelum gerakan ekstremitas/kepala/leher.
Tingkat kortikal kontrol motorik yang mana perkembangan pola lokomotor terjadi. Perkembangan fungsi motorik manusia pada anak usia dini ditentukan sebelumnya secara genetik dan mengikuti pola yang dapat diprediksi.
Pendekatan DNS bertujuan untuk memanfaatkan plastisitas otak dan mengaktifkan kembali pola motorik alami pasien yang tidak aktif. Tekanan lembut diberikan pada tubuh saat pasien berada dalam posisi gerakan yang ideal.Â
Hal ini merangsang reaksi motorik global yang meminimalkan ketidakseimbangan otot, meredakan kejang otot yang menyakitkan, meningkatkan stabilitas tulang belakang, dan mendorong kesadaran postural.Â
Pengulangan latihan DNS kemudian diresepkan untuk membantu stabilitas tulang belakang menjadi kebiasaan dan otomatis. DNS melibatkan seluruh sistem muskuloskeletal dan sistem saraf pusat yang dapat terganggu oleh rasa sakit, trauma, cedera, atau penggunaan berlebihan yang berulang.
DNS dapat digunakan dalam rehabilitasi pasien ortopedi dan neurologi mulai dari bayi hingga lansia.
Teknik ini mengaktifkan otot-otot tulang belakang intersegmental, fleksor leher bagian dalam, diafragma, dinding perut, dan dasar panggul, serta otot-otot stabilisasi terpadu pada tulang belakang dan ekstremitas yang dikenal sebagai Sistem Stabilisasi Tulang Belakang Terpadu yang dapat mengurangi rasa sakit, kejang, dan spastisitas, memperbaiki postur tubuh, dan memfasilitasi gerakan manusia yang efisien.
Fungsi motorik manusia terbentuk di Sistem Saraf Pusat (SSP). Seiring dengan kematangan SSP, bayi pertamatama mengendalikan postur terlentang dan tengkurap; kemudian mencapai postur tegak melawan gravitasi dan akhirnya mengembangkan aktivitas otot yang tepat dan bertujuan serta gerakan segmental yang terisolasi.
Seorang bayi tidak diajarkan bagaimana dan kapan mengangkat kepalanya, berguling, atau merangkak.Â
Gerakan-gerakan ini terwujud secara berurutan selama pematangan SSP, pada usia perkembangan tertentu menjadi lebih kompleks saat bayi pertama kali mengembangkan stabilitas proksimal untuk menggerakkan ekstremitas distal misalnya menggerakkan humerus di rongga glenoid.
Hubungan antara bagian proksimal yang tetap dan bagian distal yang bergerak di segmen tersebut memungkinkan stereotip motor rantai kinetik terbuka.Â
Secara bersamaan, seorang bayi mengembangkan pola motor rantai tertutup yang selama itu menstabilkan segmen distal, misalnya menahan beban di lutut (femur), untuk menggerakkan acetabulum di sekitar kepala femur.Â
Pencapaian stabilitas postural dan gerakan bergantung pada integritas dan koordinasi sistem motorik eferen dan aferen.
Terdapat sinkronisasi yang kuat antara pematangan sistem saraf pusat dan perkembangan struktural (atau anatomis) tulang, otot, dan jaringan lunak lainnya. Pematangan otak memengaruhi perkembangan pola motorik, tetapi cedera otak juga memengaruhi perkembangan struktural.Â
Jika terdapat lesi sistem saraf pusat, sinkronisasi perkembangan dan koordinasi otot akan terpengaruh secara negatif.Â
Dengan koordinasi otot yang terganggu, perkembangan jaringan lunak dan sendi selanjutnya mengubah posisi sendi, perkembangan morfologis, dan akhirnya seluruh postur tubuh.
Fisioterapi berperan penting dalam mengatasi permasalahan pada lansia terutama gangguan keseimbangan yang mempunyai resiko jatuh pada lansia. Dalam penanganan pada kasus keseimbangan pada lansia Fisioterapi dapat memberikan intervensi seperti Senam Aerobic Low Impact, Stretching, Sepeda Static, Standing feet, Single Leg Stace, Tandem Stace, Tandem Walking, Duduk ke Berdiri atau Berdiri ke Duduk, Dynamic Neuromuscular Stabilization.Â
Dari sekian Intervensi tersebut dynamic neuromuscular stabilization dapat meningkatkan keseimbangan pada lansia.
Dynamic Neuromuscular Stabilization (DNS) adalah strategi atau metode pemeriksaan, pengujian, penilaian, diagnosis dan pengobatan yang canggih dan kompleks terhadap kondisi yang mempengaruhi seluruh tubuh, termasuk pernapasan, otot, sendi, ligamen, tendon, dan sistem saraf tubuh.Â
DNS menggunakan model terapi fisik untuk membantu mengaktifkan otot-otot stabilisasi, yang dimulai dengan mekanisme diafragma, dasar panggul, dan "otot inti" yang tepat, kemudian meluas ke tungkai.
 DNS membantu membangun kembali hubungan antara otot dan otak dan mendukung pengobatan pada pasien dengan HNP, sindrom rotator cuff, nyeri leher, kelemahan dasar panggul, GERD (refluks asam), otot hipertonik akibat stroke dan cerebral palsy dan banyak kondisi lainnya (Elementary health,2022).
Pemberian latihan Dynamic Neuromuscular Stabilization ini mengajarkan pola pernapasan dan stabilitas yang optimal pada aktivitas sehari-hari dan performa olahraga. Pelatihan dengan pendekatan DNS juga meningkatkan aktivasi yang ideal dari ISSS (Integrated Spinal Stabilizing System).Â
ISSS ( ) yang ideal memberikan  fungsi sendi yang netral dan terpusat yang didis kripsikan sebagai joint centration dimana  Posisi otot-otot dan sendi berada dalam keuntungan mekanis yang optimal di seluruh rentang gerak sehingga menghasilkan kekuatan  yang berbeda-beda pada setiap gerakan sesuai dengan keterampilan yang diperlukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H