Melansir Tribunnews.com Ekonom Prof Muhammad Said menyebut penyesuaian harga BBM meski tidak lepas dari pro-kontra, haruslah berpijak pada sikap rasional.
Hal tersebut disampaikan said saat Penggerak Milenial Indonesia (PMI) menggelar kajian diskusi bertajuk "Meneropong Efektivitas Kenaikan BBM dari Berbagai Sudut Pandang", ciputat, Tanggerang Selatan, Selasa (13/9/2021).
"Pro-kontra soal penyesuaian BBM adalah lumrah, tapi jangan senantiasa memandang kebijakan negara dengan negatif, sebab akan mendorong kita untuk menanggapi hal itu tidak lagi rasional melainka secara emosional," ujar said.
Said menilai penyesuaian harga BBM di Indonesia tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Ia mencontohkan Arab Saudi.
Bagi said, penentuan kebijakan menaikkan harga BBM tidaklah sembarangan. Sebelum mentapkan, oemerintah terlebih dahulu mendasarkan pada data konkret yang ada di lapangan.
"Jadi apa-apa yang diputuskan pemerintah tidaklah mudah da nasal-asalan. Ada proses mengkaji terlebih dahulu. Dan semua itu bertolak pada data dan kebutuhan yang ada di lapangan," jelasnya.
Atas dasar itu. Said menyarankan agar apa yang diputuskan pemerintah senantiasa disikapi positif. Dalam artian, dipahami sebagai langkah untuk menangani masalah bersama.
"Negara memfasilitasi setiap kebutuhan rakyat, termasuk di dalamnya BBM, yang tujuannya untuk mendorong kebutuhan-kebutuhan mereka," pungkasnya  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H