Mohon tunggu...
Bayu Susena
Bayu Susena Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

karyawan swasta

Selanjutnya

Tutup

Bola

Cegah Fanatisme Berlebihan dalam Sepak Bola

4 Oktober 2022   10:52 Diperbarui: 4 Oktober 2022   11:03 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepakbola Indonesia dan seluruh dunia sedang berkabung atas tragedi di Kanjuruhan Malang. Malapetaka di malam itu sangat membuat sesak dada para pecinta sepakbola di seluruh dunia. Korban-korban sangat banyak baik dari pengemar sepakbola klub Arema Malang dan ada dua korban dari pihak kepolisian.

Penggemar sepakbola di Indonesia terkenal fanatismenya. Kadang fanatisme berlebihan juga tidak baik. Banyak penggemar sepakbola di Indonesia mengalami fanatisme berlebihan. Perlu edukasi dari kurikulum sekolah bahwa fanatisme berlebihan itu ada dampak negatifnya.

Sebenarnya fanatisme berlebihan yang ditunjukkan penggemar sepakbola di Indonesia bisa masuk kategori sudah gangguan psikologis. Apalagi sikap berlebihan dari para penggemar sepakbola di Indonesia sampai menyebabkan celaka atau hal buruk bagi pemain, official klub, panitia penyelenggara, wasit dan bisa juga terhadap penonton lain.

Fanatisme berlebihan penggemar sepakbola di Indonesia bisa terjadi karena rasa memiliki yang besar sehingga tuntutan kemenangan dalam pertandingan sepakbola juga besar. Kalau tidak menang klub sepakbolanya pasti akan membuat ulah/tindakan yang sebenarnya bisa merugikan diri sendiri, klub sepakbola dan penonton lainnya.

Kalau tidak menang klub sepakbolanya timbul rasa marah, dendam kepada pemain lawan, dendam kepada klub sepakbola lawan dan kepada wasit. Rasa memilik klub yang besar dan tuntutan klub sepakbolanya harus menang bisa menjadi masalah dan sudah dapat menghilangkan rasional pola pikirnya.

Cara mengatasi fanatisme klub sepakbola yang berlebihan misalnya dengan jangan memaksakan sudut pandang penggemar sepakbola agar klubnya menang terus. Jangan paksakan klub harus menang terus. Kalau klubnya kalah langsung baper ketika diejek teman yang berbeda klub kecintaannya.

Kalau klub sepakbolanya kalah ya harus sabar dan tetap tenang. Keluar stadion dengan tenang. Jangan mudah terpancing emosi. Penggemar sepakbola di Indonesia harus mampu menenangkan diri pada situasi kekalahan. Kesiapan mental penggemar sepakbola di Indonesia harus kuat dan perlu edukasi lagi.

Kalah dalam permainan sepakbola hal biasa. Ingatlah seperti ketika bermain sepakbola waktu anak-anak. Kalah menang tetap ceria. Kalah menang esok sore tetap bermain sepakbola kembali dengan teman-teman kembali. Biasanya peluit berakhirnya main sepakbola ketika anak-anak adalah adzan magrib. Adzan berkumandang maka berakhir pula permainan sepakbola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun