Mohon tunggu...
Bayu Suntara
Bayu Suntara Mohon Tunggu... FREELANCER -

Freelance Journalist, Music n coffee addict,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Suara Seorang Prajurit untuk #SavePolri

27 September 2015   00:33 Diperbarui: 18 Juli 2017   15:39 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi | Foto: Bowo Bagus  - Kompasianer Hobi Jepret"][/caption]Lebih tepatnya, post ini saya tuliskan sebagai suatu surat terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia dan khususnya teman-teman media. Tulisan ini sengaja saya susun dengan kategori "Humaniora". Mengapa? karena tulisan ini lebih akan memunculkan sisi kemanusiaan bagaimana melihat konteks permasalahan aktual yang terjadi di negeri ini tentang tajamnya kritik masyarakat terhadap Kepolisian Republik Indonesia, khususnya ketika saya membaca sebuah berita di beberapa media tentang perilaku oknum kepolisian pada kasus pengaduan masyarakat akan dugaan kasus penipuan lewat dunia maya yang diadukan oleh pemilik akun Facebook atas nama Herdien Dwi Handika. Surat terbuka tersebut sebagai berikut:

Kepada Yth. Masyarakat Indonesia,

Saya memahami betapa stigma masyarakat terhadap Polri sudah sedemikian memprihatinkan, bahkan kakek saya sampai bersumpah agar keturunannya tidak ada yang menjadi anggota Polri, dan akhirnya sayapun menjadi seorang Prajurit TNI AD bukan karena saya teringat sumpah kakek tapi memang karena pilihan yang lebih didasarkan kepada "my most preference".

Setelah saya membaca uraian keluhan saudara Herdien Dwi Handika yang mengeluhkan kinerja kepolisian dalam memproses pelaporan kekasihnya dalam dugaan kasus kejahatan dunia maya (penipuan di website olx.id), kemudian saya membaca semua komentar masyarakat yang hampir seluruhnya menyudutkan pihak kepolisian. Saya tidak melihat ada yang salah dalam masalah komentar dan curhat Sdr. Herdien, namun saya melihat ini sudah merupakan symptom yang sebenarnya tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Karena, jika setiap curhat masyarakat atas kinerja Polri dilempar ke publik dan publik dengan serta merta menanggapi secara negatif, kasar dan vulgar maka "Kapan" Polri akan dapat fokus kepada agenda reformasi internal dan memperbaiki kinerjanya karena citranya selalu di sudutkan oleh masyarakat, padahal saya yakin Polri selalu konsen terhadap bagaimana melayani masyarakat dengan pelayanan terbaiknya. 

Yth masyarakat Indonesia, dibalik seragam yang dikenakannya, mereka adalah tetap manusia biasa yang mempunyai darah, daging dan perasaan sama seperti kita. Namun, karena suatu sumpah jabatan mereka memang harus selalu membawa identitas "Kepolisiannya" sebagai sesuatu yang melekat pada diri mereka. Mungkin kita sering lupa bagaimana kehidupan mereka bersama keluarga tercinta, atau mereka yang harus bertugas jauh dari keluarga bahkan ada beberapa diantaranya yang kemudian tidak pernah kembali hingga tinggal jasadnya yang ditangisi oleh keluarga, istri dan anak-anaknya karena gugur dalam penugasan.

Harapan saya adalah, saya selaku prajurit TNI yang selama ini selalu menganggap bahwa Polri adalah mitra terbaik dalam mewujudkan stabilitas keamanan dalam negeri, sebaiknya kita semua mampu mendukung upaya Polri dalam memperbaiki kinerja dan citranya di masyarakat. Kita juga harus mengingat betapa banyaknya prestasi yang sudah ditorehkan dalam upaya penegakkan hukum dan memberikan rasa aman bagi masyarakat, minimal seperti yang mudah kita lihat sepanjang hari ketika bagaimana bapak/ibu Polantas mengatur jalan raya ditengah panas terik bahkan kadang diguyur hujan. Jika kita merasa sebagai bagian bangsa Indonesia, maka sudah sepatutnya kita turut merasa memiliki Kepolisian RI dengan cara selalu mendukungnya minimal tidak dengan mencerca dan memberikan kritik sarkastik. Jikapun ada perilaku oknum-oknum yang dianggap kurang baik, akan sangat elok jika pelaporan dilakukan sesuai prosedur yang berlaku, bukan secara vulgar mengeksposenya ke media sosial.

Mungkin ada hal yang harus dipahami oleh segenap masyarakat tentang upaya sistemik dari pihak tertentu yang ingin menghancurkan bangsa kita melalui "Perang Hybrid" dimana salah satu desainnya adalah menciptakan adu domba antara TNI/Polri dan TNI/Polri dengan masyarakat. Dalam sebuah pemahaman, untuk dapat menghancurkan Indonesia, lemahkan dulu kesatuan aparatnya, delegitimasi kepercayaan masyarakat kepada para aparatnya dan adu domba diantara ketiganya. Indonesia dengan sistem pertahanan semestanya adalah suatu keunggulan yang tidak dimiliki oleh bangsa manapun didunia, namun apalah artinya "kesemestaan" jika rakyat Indonesia tidak memiliki sense of belonging terhadap Polri sebagai kekuatan utama dalam aspek keamanan dalam negeri dan pelindung masyarakat. Kita harus ingat, ada agenda besar yang menjadi tugas berat Polri diantaranya memerangi terorisme, narkoba adan korupsi.

Akhirnya, atas nama Indonesia yang harus selalu kita jaga, maka marilah kita dukung segala upaya yang dilakukan oleh saudara-saudara kita di Kepolisian untuk terus menerus memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat. Anda cinta Indonesia??? Andapun harus cinta kepada Kepolisian Republik Indonesia. Salam sejahtera dan perdamaian, untuk masyarakat dan Polri bersatu. #savePolri

---

Mayor Inf. Bayu Suntara

Mabesad Jakarta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun