Perjalanan hidup yang saya jalani sebagai mahasiswa, tak semanis seperti apa yang teman seperjuangan rasakan yang hidupnya penuh dengan berkecukupan. Walaupun demikian saya tidak merasa terbebani dengan kondisi yang seperti ini melainkan, menjalaninya dengan rasa suka cita adanya. Inilah nasib menjadi mahasiswa rantau yang jauh dari sanak keluarga, menjalani hidup sehari-hari dengan seadanya, biasanya makan hanya sekali dalam sehari juga kadang tidak makan sama sekali. Beribu pengalaman yang saya dapat pernah berkerja sebagai pelayan dirumah makan, jaga warnet, antar jemput anak sekolah, dan berkerja merakit mesin traktor demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. KEBERHASILAN DITANGAN ANDA SENDIRI JIKALAU ORANG TUA ANDA TIDAK MAMPU ITU TIDAK JADI MASALAH MELAINKAN SEBAGAI ACUAN UNTUK KITA LEBIH SEMANGAT LAGI, DEMI MENCAPAI APA YANG SEMESTINYA HARUS KITA CAPAI. “Orang yang bodoh adalah orang yang selalu mengingat masa lalunya, sedangkan orang yang cerdas adalah orang yang mau belajar dari masa lalunya”
"Dari keluarga yang sederhana bermimpi menjadi sarjana" Dengan modal nekat ini lah saya akan berusaha untuk supaya bisa kuliah demi mencapai cita-cita, dengan landasan semata-mata untuk membahagiakan kedua orang tua … Berkerja keras tanpa adanya kata putus asa demi tercapainya suatu cita-cita serta untuk membagiakan Ortu "Orang yang bodoh adalah orang yang selalu mengingat masa lalunya, sedangkan orang yang cerdas adalah orang yang mau belajar dari masa lalunya"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H