Mohon tunggu...
Bayu Sapta Hari
Bayu Sapta Hari Mohon Tunggu... Editor -

Editor | suka gowes | penyuka kopi | www.catatanmasbay.wordpress.com | twitter: @bysph

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Oh Panasnya, Bener Ga Sih?

3 Mei 2010   02:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:27 1552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ngga tau apakah ada yg merasakan hal yg sama dengan yg saya rasakan. Tapi saya yakin apa yang saya rasakan ini tidak jauh berbeda dengan yang anda rasakan. Sebenarnya ini bukan sesuatu yg sangat penting tapi bagi saya agak sedikit mengganggu.

Ya .. tidak salah lagi, ini adalah masalah hawa panas yang belakangan ini begitu saya rasakan dan begitu mengganggu. Begitu mengganggunya sampai-sampai membuat saya selalu menyalakan kipas angin. Padahal saya tidak begitu suka menyalakan kipas angin sebelumnya.

Hawa panas ini membuat saya tidak betah berlama-lama di dalam kamar tanpa menyalakan kipas angin. Begitu gerahnya udara di dalam kamar memaksa saya melakukan banyak aktivitas di teras rumah yang terasa lebih sejuk dan segar. Saat menulis tulisan ini pun saya melakukannya di teras.

Saya pun berusaha mencari alasan untuk keadaan ini. Dan, saya menemukan setidaknya ada tiga alasan yang paling masuk akal atas keadaan ini.

Pertama, hawa panas ini berkaitan dengan perubahan cuaca yang sedang terjadi. Hal ini bisa jadi ada kaitannya dengan pemanasan global yang belakangan sering disebut-sebut yang membuat suhu udara di Bumi menjadi lebih panas. Banyak orang menuding maraknya penggunaan bahan-bahan kimia yang berbahaya sebagai penyebab meningkatnya suhu udara di Bumi. Penggunaan teknologi yang menghasilkan limbah kimia berbahaya juga disebut sebagai salah satu penyebab pemanasan global.

Zat-zat kimia ini terlepas ke atmosfer Bumi dan bereaksi dengan lapisan udara di atmosfer sehingga lapisan udara atau ozon yang ada di atmosfer menjadi terurai. Hal ini yang disebut sebagai terjadinya lubang ozon di udara. Lapisan ozon yang semestinya mampu melindungi Bumi dari radiasi sinar Matahari menjadi berlubang. Hal ini mengakibatkan lebih banyak radiasi sinar matahari yang menembus atmosfer dan sampai ke permukaan Bumi. Jadi, tidak heran kalau suhu udara menjadi lebih panas.

Tadinya saya berpikir bahwa panas ini disebabkan oleh posisi Bumi terhadap Matahari. Saya mengira bahwa saat ini Bumi sedang berada pada jarak paling dekat dengan Matahari. Sebagaimana diketahui bahwa lintasan atau orbit Bumi mengelilingi Matahari menyerupai bentuk elips. Bentuk elips ini membuat posisi Bumi terhadap Matahari tidak selalu sama melainkan ada posisi dimana Bumi dekat dengan Matahari (disebut perihelion) dan ada posisi dimana Bumi jauh dengan Matahari (aphelion). Nah, tadinya saya mengira bahwa saat ini Bumi berada pada titik perihelion sehingga suhu terasa lebih panas. Namun, ternyata saat ini Bumi tidak berada pada posisi ini. Bumi berada pada titik perihelion sekitar bulan Oktober.

Alasan kedua atas keadaan yang panas ini menurut saya terkait dengan posisi rumah saya relatif terhadap Matahari. Posisi rumah ini menurut saya berpengaruh terhadap panas dan tidaknya suhu di dalam rumah. Posisi rumah saya menghadap ke arah Timur atau membelakangi kiblat. Posisi ini boleh jadi sangat tidak menguntungkan karena pada posisi ini rumah saya berhadapan dengan Matahari langsung selama pagi sampai siang hari. Dan kebetulan kamar saya langsung terkena sinar Matahari selama pagi dan siang.

Dugaan saya, sinar Matahari yang mengenai kamar saya selama pagi dan siang diserap oleh tembok rumah saya selama waktu penyinaran ini. Akumulasi panas yang terserap ini selanjutnya dipancarkan atau diemisikan kembali pada waktu malam hari. Hal ini terjadi karena pada malam hari suhu udara di sekitar lebih dingin. Jadi, tembok rumah yang saat siang hari menyerap panas memiliki suhu yang lebih tinggi dibanding suhu di sekitar dan berperan sebagai pemancar panas. Bisa jadi ini adalah alasan mengapa pada malam hari suhu di dalam rumah atau kamar terasa lebih panas dan gerah.

Adapun alasan yang ketiga boleh jadi berkaitan dengan keadaan di sekeliling rumah saya. Rumah saya kebetulan berada di pinggir tanah kosong. Di sekitar rumah saya tidak tumbuh pohon-pohon besar. Sebenarnya tanah yang saya buat rumah ini awalnya adalah berupa pohon-pohon bambu. Kemudian pohon-pohon bambu ini ditebang dan tanah kosong tersebut dibangun rumah. Keadaan sekeliling rumah saya yang kosong dan tidak ditumbuhi pepohonan ini membuat sinar Matahari dapat langsung mengenai rumah saya. Selain itu, udara sejuk yang seharusnya bisa disumbang oleh adanya pepohonan tidak bisa dirasakan.

Yah .. jadi begitulah beberapa dugaan dan alasan yang boleh jadi merupakan latar belakang mengapa beberapa waktu belakangan ini udara terasa menjadi lebih panas. Saya hanya bisa berharap semoga keadaan ini terjadi hanya sementara saja dan tidak berkembang menjadi lebih buruk lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun